Jurnal SADE (Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil)
Not a member yet
    42 research outputs found

    Kajian Konsep Arsitektur Modern pada Bangunan Surabaya Kriya Gallery Merr

    Full text link
    UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) have an important role in regional and national economic growth. Every year the number of UMKM always increases in each region, one of which is Surabaya City. With the large number of UMKM, facilities are needed that can develop this, one of the Surabaya City Government's strategies to develop UMKM products in Surabaya City is by providing facilities to UMKM players in the form of a forum to market their products and also coaching to develop the products of UMKM players.UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Setiap tahunnya jumlah UMKM selalu mengalami kenaikan di setiap daerah, salah satunya yaitu Kota Surabaya. Dengan banyaknya jumlah UMKM tersebut maka diperlukan fasilitas yang dapat mengembangkan hal tersebut, salah satu strategi Pemerintah Kota Surabaya untuk pengembangan produk-produk UMKM Kota Surabaya yaitu dengan memberikan fasilitas kepada para pelaku UMKM berupa wadah untuk memasarkan produk-produk mereka dan juga pembinaan untuk pengembangan produk para pelaku UMKM

    Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan pada Renovasi Bangunan Rumah Tinggal

    Full text link
    Due to the greenhouse effect's contribution to global warming, architects are now beginning to understand the significance of designing sustainable buildings. Sustainable architecture is architecture that is aware of the surrounding environment. Sustainable buildings must prioritize the environment as a primary concern and energy use, but still think about the comfort of space users. The formulation of this design problem is how to design a sustainable building based on the principles of sustainable architecture while still paying attention to the comfort of space users. The data collection method is observational on existing buildings and exploratory, obtained from studying documents related to sustainable architecture. In this design, the application of sustainable architecture is carried out by optimizing the use of demolition materials, optimizing health and comfort (natural lighting, visual, and thermal comfort), using natural energy sources (solar panels), and providing waste sorting.Dikarenakan kontribusi efek rumah kaca terhadap pemanasan global, para arsitek kini mulai memahami pentingnya merancang bangunan berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang sadar terhadap lingkungan sekitar. Bangunan yang berkelanjutan harus mengedepankan lingkungan sebagai perhatian utama dan penggunaan energi, namun tetap memikirkan kenyamanan pengguna ruang. Rumusan masalah perancangan ini adalah bagaimana merancang bangunan yang berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kenyamanan pengguna ruang. Metode pengumpulan data bersifat observasi pada bangunan eksisting dan eksploratif yang didapatkan dari studi dokumen yang berkaitan dengan arsitektur berkelanjutan. Pada perancangan ini penerapan arsitektur berkelanjutan dilakukan pada optimalisasi penggunaan material sisa bongkaran, mengoptimalkan health and comfort (pencahayaan alami, kenyamanan visual dan termal), menggunakan sumber energi dari alam (panel surya) dan penyediaan pemilahan sampa

    Analisis Kebutuhan Fasilitas Edukasi Pengelolaan Sampah berdasarkan Demografi Kabupaten Sidoarjo

    Full text link
    Waste is the remaining solid waste formed from natural processes and daily human activities. Waste has the potential to disrupt the environment and public health if not managed or handled properly. In solving this waste problem, it needs to be done comprehensively and integrated from upstream to downstream by the entire community through waste banks. The role of waste banks as one of the waste reduction solutions in Sidoarjo Regency is still not maximized, due to the lack of understanding and ability of the community. Based on this, it is necessary to reduce the volume of waste generation in a sustainable manner through a facility to educate the community as well as a forum for waste management. The purpose of this study is to determine the need for facilities needed to solve waste problems based on demographics in Sidoarjo Regency. This research uses a qualitative descriptive method, the types of data used are qualitative and quantitative data. In collecting data, the author uses primary data through interviews with related government, while secondary data is obtained through media publications such as articles and journals. Based on the results of the analysis, the conclusion is that based on the demographic conditions of Sidoarjo Regency, the facilities needed include: Main Waste Bank, TPS 3R, waste information gallery, recycled art gallery, hall, waste practicum room, auditorium.Sampah adalah sisa limbah padat yang terbentuk dari proses alam dan kegiatan manusia sehari-hari. Sampah berpotensi mengganggu lingkungan dan kesehatan masyarakat apabila tidak dikelola atau ditangani dengan tepat. Dalam penyelesaian masalah sampah ini perlu dilakukan secara komperhensif dan terpadu dari hulu ke hilir oleh seluruh masyarakat melalui bank sampah. Peranan bank sampah sebagai salah satu solusi pengurangan sampah di Kabupaten Sidoarjo masih belum maksimal, dikarenakan kurangnya pemahaman dan kemampuan dari masyarakat. Atas dasar hal tersebut, perlu adanya upaya mengurangi volume timbulan sampah secara berkelanjutan melalui sebuah fasilitas untuk mengedukasi masyarakat sekaligus menjadi wadah pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kebutuhan fasilitas yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah berdasarkan demografi di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan data primer melalui wawancara dengan pemerintah terkait, sedangkan data sekunder yang didapat melalui media publikasi seperti artikel dan jurnal. Berdasarkan hasil analisa, kesimpulan yang didapat bahwa berdasarkan kondisi demografi Kabupaten Sidoarjo, fasilitas yang dibutuhkan antara lain: Bank Sampah Induk, TPS 3R, Galeri informasi sampah, Galeri seni daur ulang, Aula, Ruang Praktik Sampah, Auditorium

    Implementasi Pendekatan Arsitektur Tropis pada Perancangan Rusunawa di Kawasan DAS Jangkuk, Mataram

    Full text link
    Population density in Mataram City which continues to increase by 1.69% - 1.94% (Central Statistics Agency, 2023) is one of the triggers for the emergence of slums. The area of ​​slums that needs to be immediately addressed and accommodated in the design site in Banjar Village, Jangkuk Watershed Area is 0.51 Ha with a total number of 110 residential units. In the design carried out, Rusunawa is considered to be the most rational solution in an effort to organize community settlements to be better. Meanwhile, the design approach used to maximize the design carried out in the design of the Rusunawa is by using a tropical architectural approach. This approach is considered appropriate because it is able to provide a response to problems that often occur in areas with a tropical climate, such as sun intensity, high humidity, rainfall, wind movement and others. Meanwhile, the characters that will be emphasized in the design of Rusunawa in accordance with this approach are regarding building orientation, isolation or protection, cross ventilation, green open space and vegetation, and building materials.Kepadatan penduduk di Kota Mataram yang terus mengalami peningkatan sebesar 1,69 % - 1.94% (Badan Pusat Statistik, 2023) menjadi salah satu pemicu dari timbulnya permukiman kumuh. Luas kekumuhan yang perlu segera di atasi dan di akomodasi pada tapak perancangan di Kelurahan Banjar, Kawasan DAS Jangkuk yakni sebesar 0,51 Ha dengan jumlah total hunian sebanyak 110 unit. Dalam perancangan yang dilakukan, Rusunawa dianggap menjadi solusi yang paling rasional dalam upaya menata permukiman masyarakat untuk menjadi lebih baik. Adapun, pendekatan desain yang digunakan untuk memaksimalkan perancangan yang dilakukan pada perancangan Rusunawa tersebut yakni dengan menggunakan pendekatan arsitektur tropis. Pendekatan tersebut dianggap sesuai karena mampu memberikan respon terhadap permasalahan yang sering terjadi di wilayah dengan iklim tropis, seperti intensitas matahari, kelembaban yang tinggi, curah hujan, pergerakan angin dan lainnya. Karakter yang akan ditekankan pada perancangan Rusunawa sesuai dengan pendekatan tersebut yaitu perihal orientasi bangunan, isolasi atau pelindung, ventilasi silang, ruang terbuka hijau dan vegetasi, serta material bangunan

    SADE Vol.3 No.1 April 2024 | Bagian Depan

    No full text

    Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik di Taman Sangkareang Kota Mataram

    Full text link
    Public open space is an important element in urban design that accommodates the movement space and activities of the city community. The arrangement of public open spaces needs to adapt to the needs of the community and become a friendly space for various activities and social interactions. Sangkareang Park is the center of public space for the people of Mataram City and accommodates a variety of community activities. Activities that occur repeatedly in public spaces form spatial behavior patterns in the use of public spaces. The use of public space that is not in accordance with the physical setting can interfere with the comfort of activities so that there needs to be an evaluation and adjustment between the pattern of space utilization and the physical setting of public space. The purpose of this study is to identify spatial behavior patterns of visitors to Sangkareang Park based on the behavior of space utilization in each physical setting so that it can be used as a reference in the arrangement of public space in the future. This study uses qualitative descriptive methods and behavior mapping techniques. The results of the study show that the pattern of space utilization in Sangkareang Park tends to adjust to the physical setting, can expand to certain conditions that are influenced by the time and activities that take place, and some activities are formed not according to the function and spatial setting. In addition, several attributes were also found that emerged due to human interaction with the environment in public spaces.Ruang terbuka publik merupakan elemen penting dalam perancangan kota yang mewadahi ruang gerak dan aktifitas masyarakat kota. Penataan ruang terbuka publik perlu menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menjadi ruang yang ramah untuk beragam aktivitas dan interaksi sosial. Taman Sangkareang menjadi sentral ruang publik bagi masyarakat Kota Mataram dan mewadahi beragam aktifitas masyarakat. Aktifitas yang terjadi berulang pada ruang publik membentuk pola perilaku spasial dalam pemanfaatan ruang publik. Pemanfaatan ruang publik yang tidak sesuai setting fisik dapat mengganggu kenyamanan dalam beraktifitas sehingga perlu adanya evaluasi maupun penyesuaian antara pola pemanfaatan ruang dengan setting fisik ruang publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola perilaku keruangan (spasial) pengunjung Taman Sangkareang berdasarkan perilaku pemanfaatan ruang pada setiap setting fisik sehingga dapat dijadikan acuan dalam penataan ruang publik kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pemetaan perilaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemanfaatan ruang di Taman Sangkareang cenderung menyesuaikan dengan setting fisik, dapat meluas pada kondisi tertentu yang dipengaruhi waktu dan kegiatan yang berlangsung, serta beberapa kegiatan terbentuk tidak sesuai fungsi dan setting ruang. Selain itu, ditemukan juga beberapa atribut yang muncul akibat adanya interaksi manusia dengan lingkungan pada ruang publik

    Transformasi Digital Dalam Merancang Oceanarium Strategi Jitu Menjadi Distenasi Wisata Unggulan

    No full text
    Oseanarium merupakan destinasi wisata populer di Indonesia.  Artikel ini membahas transformasi digital dalam merancang oseanarium terkini. Metode penelitian melibatkan survei dan observasi ke 2 lokasi oseanarium utama di Jakarta, satu oseanarium di Singapura dan satu lagi di siam paragon Bangkok, guna mendapatkan gambaran tentang operasional, dan implementasi teknologi digital. Selain itu, penelitian ini juga mengintegrasikan pengalaman penulis sebagai desainer publik Akuarium dan selama 20 tahun sebagai pengelola di salah satu publik akuarium di kawasan Jakarta. Strategi saat ini harus menggunakan teknologi IoT untuk sistem manajemen energi pintar dan pemantauan lingkungan akuatik. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi interaktif di banyak lokasi dapat memberikan pengalaman edukasi yang menarik dan tak terlupakan bagi para pengunjung. Salah satu teknologi yang menarik dan disukai bagi pengunjung adalah penggunaan teknologi hologram, pengunjung dapat merasakan sensasi berada di dalam laut dan berinteraksi dengan hewan-hewan laut dalam lingkungan virtual yang realistis. Hal ini meningkatkan pemahaman mereka tentang kehidupan akuatik dan nilai melindungi lingkungan laut. Transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional oseanarium, tetapi juga memperkaya pengalaman pengunjung melalui penerapan teknologi interaktif. Dengan mengimplementasikan rencana ini, diharapkan oseanarium di Indonesia akan memperluas dan menghasilkan manfaat bagi kelestarian ekosistem laut, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang biologi biota laut, dan memberikan pengalaman berkualitas tinggi bagi pengunjung

    SADE Vol.3 No.2 Oktober 2024 | Bagian Depan

    No full text

    Penerapan Pendekatan Arsitektur Memorabilia Dalam Perancangan Museum Emporium Sedayulawas, Kabupaten Lamongan

    Full text link
    Indonesia has many islands in every region, both provinces/cities and districts. It is not surprising that each region in Indonesia has its own historical value in the formation of that region. Especially in Lamongan district, specifically in Sedayulawas, which has historical value during the emporium era which was one of the trade centers on the Indonesian spice route. so that there are relics in the form of objects, artifacts or stories that must be looked after in order to be preserved. This is used as a form of commemorating the existence of a very important historical heritage. The design of the Sedayulawa Emporium Museum is expected to be a place to care for, protect and collect historical objects and stories. The design of this museum will use a memorabilia architecture approach which in this case is able to create a museum environment by combining historical aspects so that it will form a sense of plan which is the embodiment of the impression of space and its function from a relationship of ontology and representation. This research uses a qualitative description method with data analysis using primary and secondary data. The results of this research will apply the form of buildings in the form of memorabilia taken from star anise flowers as one of the bases for designing a museum that is related to the historical values ​​that existed during the emporium period in Sedayulawas, Lamongan Regency. This star anise flower will later undergo a change in shape or transformation to be used as a museum building for the Sedayulawas emporium in Lamongan district. Kata kunci: History, Memorabilia, Emporium, Sedayulawas, Lawang FlowersIndonesia mempunyai banyak pulau di setiap wilayah, baik Provinsi/Kota maupun Kabupaten. Tak heran jika setiap daerah di Indonesia mempunyai nilai sejarah tersendiri dalam terbentuknya daerah tersebut. Khusunya di Kabupaten Lamongan tepatnya di Sedayulawas yang mempunyai nilai sejarah pada masa emporium yang merupakan salah satu pusat perdagangan jalur rempah – rempah Indonesia. sehingga terdapat peninggalan berupa benda, artefak atau cerita yang harus dijaga untuk dapat dilestarikan hal ini digunakan sebagai bentuk untuk memperingati adanya warisan sejarah yang sangat penting. Perancangan museum emporium Sedayulawas ini diharapkan dapat menjadi tempat merawat, melindungi dan mengoleksi benda – benda dan cerita bersejarah. Perancangan museum ini nantinya akan menggunakan pendekatan arsitektur memorabilia yang dimana dalam hal ini mampu menciptakan lingkungan museum dengan memadukan aspek sejarah sehingga akan membentuk suatu sense of place yang merupakan perwujudan kesan ruang dan fungsinya dari suatu hubungan ontology dan representasi. Penelitian ini akan menggunakan metode secara deskripsi kualitatif dan juga  analisis data menggunakan data primer maupun skunder. Untuk hasil penelitian ini akan menerapkan bentuk bangunan memorabilia yang diambil dari bunga lawang sebagai salah satu dasar dalam bentuk perancangan museum yang memiliki keterkaitan dengan nilai sejarah yang ada di masa emporium pada Sedayulawas Kabupaten Lamongan. Bunga lawang ini nantinya akan mengalami perubahan bentuk atau transformasi bentuk yang akan digunakan sebagai bangunan museum emporium Sedayulawas di Kabupaten Lamongan

    Implementasi Bentuk Wakul Dengan Pendekatan Analogi Pada Perancangan Fasilitas Pertunjukan Tari Boran

    Full text link
    Various traditional arts are truly national cultural assets, one of which is Lamongan Regency, one of which is Boranan culture in Lamongan Regency. In 2023, the Boran dance won a MURI record. The dance performance was attended by 1,569 students and 4,540 portions of Boran rice were based on the philosophy of the anniversary year. Lamongan, namely in 1,569 AD, which is currently 454 years old. Apart from that, the Boran dance was also able to win awards at the provincial and national levels. The art of boran dance cannot be separated from the culinary boran rice, culinary rice boran is a typical food of Lamongan Regency which has been around for a long time in Lamongan Regency. Then what is the solution so that Boranan culture becomes more widely known and can become a tourist destination in Lamongan district by creating or designing facilities that are able to facilitate and present Boranan culture. This research uses descriptive methodology which is carried out by collecting data. Design of Boranan cultural facilities, using the concept of local wisdom with a direct analogy approach to elevate local culture, especially Boranan culture, in an architectural form that is able to represent Boranan culture and is able to make Boranan culture a tourist destination in Lamongan district.Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional salah satunya Kabupaten Lamongan, salah satunya budaya Boranan di Kabupaten Lamongan, pada tahun 2023 Tari Boran yang berhasil meraih rekor MURI pagelaran tari yang diikuti 1.569 pelajar dan 4.540 porsi Nasi Boran didasarkan pada filosofi tahun hari jadi Lamongan yakni di tahun 1.569 M, yang saat ini tepat berusia ke 454. Selain itu Tari Boran juga mampu meraih penghargaan di tingkat provinsi maupun nasional. Kesenian Tari Boran tidak lepas dari kuliner Nasi Boran, kuliner Nasi Boran merupakan makanan khas Kabupaten Lamongan yang sudah ada sejak lama di Kabupaten Lamongan. Kemudian bagaimana solusi agar budaya Boranan agar lebih dikenal lebih luas lagi dan mampu menjadi destinasi wisata di Kabupaten Lamongan. Dengan menciptakanatau merancang fasilitas yang mampu memfasilitasi dan mampu mempresentasikan budaya Boranan. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data. Perancangan fasilitas budaya Boranan, menggunakan konsep feminisme and culture dengan pendekatan analogi langsung untuk mengangkat budaya lokal khususnya budaya Boranan dalam bentuk arsitektural yang mampu merepresentasikan budaya Boranan dan mampu menjadikan budaya Boranan sebagai destinasi wisata di Kabupaten Lamongan

    33

    full texts

    42

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal SADE (Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇