34 research outputs found

    Analisis Kualitas E-Learning dalam Pemanfaatan Web Conference dengan Metode Webqual (Studi Kasus: Universitas KH. A. Wahab Hasbullah)

    Full text link
    E-Learning merupakan sebuah sistem pembelajaran jarak jauh yang bersifat elektronik yang menggunakan teknologi jaringan dan komputer. Banyak model pembelajaran e-Learning salah satunya menggunakan web conference Kualitas e-Learning dapat diukur menggukan medote webqual. Webqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas website berdasarkan pengguna akhir. Webqual disusun berdasarkan penelitian pada tiga dimensi, yaitu USAbility, information dan service interaction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas web conference sehingga dapat dijadikan media belajar mahasiswa serta mengetahui indikator yang paling berpengaruh dalam kualitas e-Learning. Penelitian ini menggunakan 90 responden dan 22 pertanyaan dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas didapatkan r hitung > dari r tabel serta uji reliabilitas didapatkan nilai alpha 0.807 yang lebih besar dari rtabel maka konsisensi kuisioner dinyatakan valid. Pada uji skala likert diketahui dimensi USAbility mendapat enam interpretasi puas, dimensi information mendapat empat interpretasi puas dan service interaction mendapat empat interpretasi puas. Indikator USAbility mendapakan yang tingkat interpretasi puas terbanyak. Sehingga dimensi USAbility berpengaruh positif kepada kepuasan penggun

    EVALUASI DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIF DESAIN ANTARMUKA E-CAMPUS STIKOM AMBON

    Get PDF
    E-Campus is a support media of administration and academic activities system that used to improve the effectiveness and efficiency of campus activities. However, e-Campus is created and developed by the public to meet the needs in general, which means it is not created to the specific needs of the campus that impact on campus administration and academic activities such as unused features or those that unrelated to campus activities. Furthermore, for students and lecturers, there are parts of the form that are not complete, and so forth. Evaluation with e-Campus system is done by multi method which consist of usability test, that is observing respondent difficulties in utilizing function / e-Campus feature specifically, and system usability scale to assess system as a whole. The results show that none of the scenarios were successfully resolved without help (hint). The completion rate for tasks 13 and 18 is 0% of all users and furthermore, not all tasks were completed on time. The main problem lies in the page view, toolbar, navigation system and incomplete pages. The e-campus prototype was built based on Shneiderman’s 8 Golden Rules of Interface Design with considerations on inputs from the evaluation processE-Campus adalah sebuah media pendukung sistem administrasi dan kegiatan akademis yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan kampus. Namun, e-Campus dibuat dan dikembangkan oleh pihak publik untuk memenuhi kebutuhan secara umum, yang artinya tidak dibuat untuk memenuhi semua kebutuhan kampus secara spesifik yang berdapampak pada kegiatan administrasi dan akademik kampus seperti fitur-fitur yang tidak terpakai, tidak berhubungan dengan kegiatan kampus. Lebih lanjut lagi, bagi mahasiswa dan dosen, terdapat bagian formulir yang tidak lengkap, dan lain sebagainya. Evaluasi pada sistem e-Campus dilakukan dengan menerapkan multi metode yang terdiri dari uji usability dengan mengamati kesulitan responden dalam memanfaatkan fungsi/fitur e-Campus secara khusus dan juga system usability scale untuk menilai sistem secara menyeluruh. Hasil menujukkan tidak satupun skenario yang berhasil diselesaikan tanpa bantuan (hint). Lebih lanjut completion rates untuk task 13 dan 18 adalah 0% dari jumlah pengguna. Selain itu, semua task diselesaikan peserta tidak on-time. Permasalahan utama terdapat pada tampilan halaman, toolbar, sistem navigasi, dan juga halaman yang tidak lengkap. Selanjutnya, prototipe e-camapus dibangun berdasarkan Shneiderman’s 8 golden rules of interface design rules shneiderman dan mempertimbangkan masukan dari tahapan evaluasi

    Evaluating and Redesigning the Self-Monitoring Tool

    Get PDF
    In order to facilitate self-monitoring interventions designed by the Faculty of Computer Science Universitas Indonesia, a web-based self-monitoring tool was created. This paper aims to evaluate the tool regarding its usability and user-experiences prior to its wide adoption. The User-Experience Questionnaire (UEQ) and the System Usability Scale (SUS) were used to evaluate the self-monitoring tool. The tool was implemented in a Human-Computer Interaction course during odd semesters and the evaluations were taken by the participants of the course. The evaluation results were analyzed to help determine whether the tool needs to be enhanced or improved. Based the results, a new design of self-monitoring tool was developed using the interface design principles

    Rekayasa Sistem Informasi Manajemen Inventaris Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya

    Get PDF
    Inventaris barang merupakan salah satu alat penunjang suatu jurusan dalam menjalankan aktivitasnya, baik dalam akademik maupun non akademik, untuk meningkatkan pelayanan. Salah satu upaya peningkatan pelayanan yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah jumlah inventaris yang dimiliki. Semakin banyaknya inventaris maka diperlukan juga manajemen inventaris yang tepat dengan menggunakan sistem basis data. Pengembangan sistem basis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Microsoft Access untuk membantu perancangan database. Sebelum disimpan dalam database, data dan informasi mengenai inventaris akan dikelompokkan menggunakan menggunakan konsep Group Technology (GT) untuk mempermudah proses penyimpanan data. Data yang disimpan juga disesuaikan dengan kebutuhan user. Kebutuhan user dapat diperoleh dengan menggali informasi kepada karyawan recording dan kepala laboratorium dengan cara interview. Selain mendefinisikan kebutuhan user, dilakukan perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD) untuk memahami sistem yang ada. Untuk menganalisis sistem yang ada, dilakukan analisis berdasarkan Performance, Information, Economy, Control, Efficiency dan Service (PIECES). Dengan mengetahui kelemahan sistem yang ada dan kebutuhan user maka dapat dirancang prototype manajemen inventaris jurusan teknik industri dengan menggunakan Microsoft Access. Berdasarkan hasil uji validasi, uji verifikasi dan uji prototipe, kelemahan sistem yang ada dapat diperbaiki dan kebutuhan user dapat terpenuhi. Untuk mengetahui kelemahan sistem, dapat dilakukan dengan analisis PIECES terhadap sistem yang lama dan sistem yang baru. Sedangkan untuk mengetahui bahwa kebutuhan user sudah terpenuhi dapat dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan user dengan prototype melalui uji validasi dan uji verifikasi

    Integrasi Sistem Pakar Dan Algoritma Genetika Untuk Mengidentifikasi Status Gizi Pada Balita

    Get PDF
    Status gizi pada Balita sangat dipengaruhi oleh asupan gizi pada menu makanan yang diberikan.Untuk mendapatkan menu makanan yang tepat dengan jenis status gizi dan kebutuhan nutrisinya diperlukan integrasi dari dua sistem yaitu Sistem Pakar (SP) dan Algoritma Genetika (AG).Data masukan gejala dari pengguna akan diproses di dalamSP untuk mendapatkan jenis status gizi. Hasil dari proses SP, data nutrisi dan datamasukan bahan pangan diproses di dalam AG menghasilkan menu makanan sesuai dengan kondisi status gizi. Dalam pengujian ini digunakan 453 data menu makanan yang telah terkandung jumlah kalori pada tiap-tiap menu makanannya.Dari data tersebut dibentukpopulasi yang merepresentasikan solusi menu makanan dalam 1 hari. Pada penelitian ini satu kromosom terdiri dari 3 gen yang merepresentasikan menu makanan untuk makan pagi, siang, dan malam. Seleksi Roullete Whell, probabilitas crossover, probabilitas mutasi dan elitism digunakan untuk mendapatkan nilai fitness yang optimum terhadap kandungan nutrisi berdasarkan jenis status gizi. Keluaran yang dihasilkan adalah menu makanan yang sesuai nutrisi.Hasil analisis berupa jenis status gizi merupakan hasil dari SP. Hasil dari nutrisi adalah kebutuhan nutrisi Balita per hari dan hasil AG adalah menu makanan yang direkomendasikan.Kata Kunci—Status Gizi Balita, Sistem Pakar, Algoritma Genetik

    High and Low Computer Self-Efficacy Groups and Their Learning Behavior from Self-Regulated Learning Perspective While Engaged in Interactive Learning Modules

    Get PDF
    The purpose of this research was to investigate high school students’ computer self-efficacy (CSE) and learning behavior in a selfregulated learning (SRL) framework while utilizing an interactive learning module. The researcher hypothesizes that CSE is reflected on cognitive actions and metacognitive strategies while the students are engaged with interactive learning modules. Two research questions guided this research: (1) how is students’ CSE while engaged in interactive learning modules? and (2) how do high and low CSE groups plan and monitor their cognitive action, and regulate their monitoring strategies based on their CSE level? The research used a mixedmethods approach to answer the research questions. This study utilized a SRL framework that covered self-efficacy, cognitive actions, and metacognitive components. While self-efficacy was represented by CSE, metacognitive component was represented by planning, monitoring, and regulating strategies. Cognitive actions represent contextual activities while using interactive learning modules. One hundred students from two high schools, InTech Collegiate and Logan High Schools, completed activities in this study. Each student worked on three modules, namely Boolean Logic, Minimum Spanning Tree, and Modeling Using Graphs. Three different forms of data were gathered for analysis. These data included questionnaires, screen captured videos, and audio recordings of interviews. The findings of this study revealed that the students achieved the highest average score on beginning skills compared to advanced skills and file and software skills for their CSE. Furthermore, screen-captured video analysis showed that there were different profiles of cognitive actions and metacognitive strategies between high and low CSE groups in terms of the strategy changes and duration of their strategies. Issues gathered from interview analysis between these two groups were also elaborated

    Daya Antimikrobia Sarang Lebah Madu Trigona Spp Terhadap Mikrobia Patogen

    Full text link
    Potensi sarang lebah madu Trigona spp untuk menghasilkan antimikrobia sangat tinggi, tidak hanya pada bagian propolis, melainkan keseluruhan bagian dari sarang yang terdiri dari kantong madu, kantong polen, kantong telur, dan penutup sarang. Sarang lebah madu Trigona spp berfungsi sebagai tempat perlindungan lebah dari predator maupun parasit seperti fungi, jamur dan virus. Sarang lebah madu Trigona spp dapat dijadikan alternatif sumber antimikrobia alami sehingga diperlukan penelitian untuk mendeteksi aktivitas tersebut. Tujuan dari penelitian ini meneliti daya antimikrobia yang dilepaskan sarang lebah madu Trigona spp terhadap pertumbuhan mikrobia dan meneliti komponen kimia utama yang terkandung dalam sarang lebah madu Trigona spp. Metode untuk ekstraksi sarang menggunakan ethanol 70% secara maserasi dan uji antimikrobia yang terdiri dari antibakteri dan antifungi dilakukan dengan metode difusi sumur. Rancangan penelitian yang digunakan dalam bentuk rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di laboratorium dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu One way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antimikrobia sarang lebah madu Trigona spp berpengaruh menghambat pertumbuhan mikrobia patogen uji dengan konsentrasi hambat minimal 1% (v/v). Senyawa kimia utama sebagai antimikrobia berasal dari asam lemak dan fenol

    SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PARIWISATA HALAL BERBASIS ANDROID DENGAN METODE GEOLOCATION (STUDI KASUS: KOTA SANTRI KABUPATEN JOMBANG)

    Get PDF
    Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensi dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata religi yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan Indonesia menempati peringkat ke-2 destinasi wisata halal dunia. Wisata halal memiliki cakupan yang lebih luas tidak hanya mendata tempat-tempat religi seperti Makam Walisongo yang selama ini telah dilakukan oleh para peziarah. Melainkan lebih mengedepankan aspek pelaku atau wisatawannya untuk memfasilitasi kebutuhan sesuai dengan adab Islam misalkan penginapan, makanan, dan transportasi umum. Penelitian ini berorientasi pada perancangan aplikasi wisata halal khususnya bidang religi berbasis android yang dapat memudahkan para wisatawan untuk mengakses informasi wisata halal. Penelitian ini diterapkan di kabupaten Jombang Jawa Timut dengan menggunakan Metode User Centered Design (UCD) yang merupakan paradigma baru dalam pengembangan sistem berbasis web. UCD juga sering disebut sebagai Human Centered Design (HCD). HCD adalah sebuah pendekatan pengembangan sistem interaktif yang secara khusus fokus untuk membuat sebuah sistem berguna. Teknologi pendataan informasi wisata halal menggunakan web service rest API with JSON sehingga bisa terintegrasi dengan sistem informasi pariwisata daerah milik Dinas Pariwisata. Dengan sistem yang terintegrasi diharapkan konsep Jombang Halal Smart City bisa terwujud sesuai dengan misi Kementrian Pariwisata Halal Tourism Indonesia

    Financial Development and Income Inequality in Indonesia: A Sub-national Level Analysis

    Get PDF
    It is widely believed that financial inclusion aids inclusive growth and reducing inequality. This study constructs financial inclusion indicator and analyzes the link of financial inclusion and income inequality for 33 provinces in Indonesia. In extension to analyses at national level, estimation has been done by dividing provinces into three categories which are agriculture, manufacture, and mining economies. By using Fixed Effect Panel Model, we find financial inclusion appears to have insignificant effect to inequality at national level. While at sub-national level, adding other variables such as GRDP, years of schooling, and trade openness, we find financial inclusion appears to have negative and significant impact on income inequality in manufacture and mining-based provinces, not in agriculture-based. The results suggest that financial inclusion helps to lower income inequality when economic condition encourage people to utilize financial access for productive purposes. More effective financial inclusion programs in rural area are highly demanded
    corecore