16 research outputs found
Penanganan Sengketa Pemilu
Tulisan ini mengupas salah satu masalah dalam pemilihan umum yang semakin penting dibahas, yakni masalah penyelesaian sengketa atau perselisihan pemilu. Masalah ini perlu untuk dibahas karena beberapa alasan
Pengembangan Sistem Akuisisi Data Nirkabel Untuk Pengukuran Distribusi Suhu Bawah Permukaan
Subsurface temperature distribution measurement can be performed using non-contact methods such as remote sensing and other satellite imagery, and method of contact is by direct measurement at the observation area. In this research a contact method was used by injecting iron pipes equipped with sensor into the ground. The digital temperature sensor that can reduce noise, communication systems using wireless networks, and data processing system user interface were used. Result of measurement and processing of the data showed that the distribution of heat towards one of the slave due to the sunlight direct exposure was 31oC in areas without anomalie
Memaksimalkan Derajat Keterwakilan Partai Politik dan Meningkatkan Akuntabilitas Calon Terpilih
Sesuai dengan judul, dua pertanyaan menjadi fokus tulisan ini.Pertama, formula pemilihan atau metode pembagian kursi macam apakah yang lebih menjamin keterwakilan partai politik yang lebih adil di lembaga perwakilan rakyat? Kedua, desainsistem pemilihan umum macam apakah yang lebih menjamin akuntabilitas calon terpilih
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Di Daerah Panasbumi Kasinan, Kota Batu, Berdasarkan Metode Gayaberat Dan Suhu
Study on geothermal potential in Kasinan, Batu City has been conducted based on gravity method. The aimed of this study is to determine subsurface structure in this field. Data acquisition has performed in 95 point around the location. The study was conducted to obtain Bouguer anomaly and residual anomaly. Upward continuation method performed to gain residual and regional anomaly values. Two types of cross-section modeling have been carried from local anomaly value : AA' and BB' trajectories.The depth of below surface modeling is 2000 meters. The results of modeling confirmed that the rock types compotition on AA' and BB' trajectory are andesite, tuff, and Lava
Ekstraksi Model Gummel Poon Dengan Metode Pencocokan Kurva
Simulator rangkaian elektronika berbasis SPICE menerapkan model Gummel Poon banyak digunakan pelajar. Perancang harus memiliki parameter model dari devais elektronika sebelum melakukan analisis dengan bantuan komputer. Jika komponen yang digunakan diperoleh dari pasar, ada kemungkinan karakteristiknya tidak sesuai dengan lembar data dan / atau model dalam pustaka SPICE. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode ekstrasi parameter model. Metode ekstaksi model Gummel Poon menerapkan analisis regresi telah diuji dan disimulasi. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor kualitas kurva yang dicocokkan, R2, sangat dekat dengan 1. Hasil ini cukup memuaskan dalam simulasi.Kata Kunci— Ekstraksi, Gummel Poon, karakteristik statik, kuadrat terkecil, pencocokan kurva
Identifikasi Pola Sebaran Air Panas Menggunakan Metode Resistivitas Dan Georadar Di Daerah Gunung Pandan Jawa Timur
Telah dilakukan penelitian menggunakan metode resistivitas dan georadar di
daerah gunung Pandan, Jawa Timur, Indonesia, untuk mengidentifikasi struktur
bawah permukaan berdasarkan interpretasi 3D dan menentukan pola sebaran air
panas. Akusisi data resistivitas dilakukan pada 16 titik VES (Vertical Electrical
Sounding) dengan desain penelitian berbentuk grid melingkupi manifestasi mataair
panas, sedangkan akuisisi data georadar dilakukan scanning pada 4 zona
manifestasi mataair panas yang berada dalam area akuisisi data resistivitas. Hasil
interpretasi 3D struktur bawah permukaan berdasarkan data resistivitas di daerah
gunung Pandan menunjukan rentang nilai dari 1,06-20064,09 Ωm, berada pada
kedalaman 0,58-147 m. Terdapat 4 lapisan batuan yaitu:
a. Lapisan batuan dengan nilai resistivitas <20 Ωm diinterpretasikan sebagai
lapisan yang mengandung air panas diduga merupakan batuan lempung pasiran
(clay sand). Lapisan yang mengandung air panas panas berada dekat permukaan
hingga kedalaman 114 m.
b. Lapisan batuan dengan nilai resistivitas antara 20,01-50,00 Ωm diinterpretasikan
sebagai lapisan kedap air diduga merupakan batuan tuff.
c. Lapisan batuan dengan nilai resistivitas antara 50,01-100 Ωm diinterpretasikan
sebagai lapisan penyimpan air (akuifer) diduga merupakan batu pasir
(sandstone).
d. Lapisan batuan dengan nilai resistivitas >100,01 Ωm diinterpretasikan sebagai
lapisan sumber panas (source) diduga merupakan breksi gunungapi.
Hasil interpretasi 3D struktur bawah permukaan berdasarkan hasil perekaman
GPR menunjukan adanya lapisan rongga (cavity) diduga sebagai lapisan yang
mengandung air panas tersebar pada semua line profil berada dekat permukaan
hingga kedalaman 0,07-16,88 m. Pola sebaran air panas berdasarkan data
resistivitas dan georadar di daerah gunung Pandan bersifat mengelompok dan
menyebar. Pola sebarannya berasal dari barat daya-timur lau
Stringer Legality And Jurnalistic Works In Television Media (Legalitas Stringer dan Karya Jurnalistik dalam Media Televisi)
Recently, Media of Television industry is growing rapidly. There are many problems arise, including the rise of contracted media workers who are separated from work agreement system with media companies. It has a duty to get and excavate news of television media without being clearly bound with media companies. This practice is known as stringer. This research attempts to examine the practice of stringer, stringer legality, and the legality of the work of journalistic video produced. Both of them become long term materials in discussing media employment legislation. This study uses the case study method of Robert K. Yin with single case study design that consists of several sub-unit analyses. The purposes of this research are: to understand more deeply about the practice of stringer, the legality of the stringer and the legality of resulting video journalistic work produced. The results of this case show that firstly, the practice of stringer in the television media becomes as a practice of mutualism symbiotic between stringer, contributors in the region and media companies. Secondly, the stringer position in media companies is not recognized as an official work even though their efforts and their works are spread in national media. The practice of stringer is not legal because it is in the vagueness of value, rights and obligations as an official media worker. Thirdly, the legality of the work, the journalistic videos are produced by stringer, it is illegal although claimed to be the work of official journalistic. It contravenes of code of journalistic ethics, because the preaching of the work that has been published in a media is basically protected as a result of copyright and included in the intellectual property rights category. Industri media televisi berkembang pesat, kebutuhan tenaga kerja media turut meningkat, sehingga memungkinkan lahir dan hadirnya pekerja-pekerja media kontrak yang lepas dari sistem perjanjian kerja dengan Perusahaan media. Mereka bertugas mencari dan menggali berita tanpa terikat secara jelas dengan Perusahaan media. Praktik ini dikenal dengan istilah stringer. Persoalan yang muncul dan menjadi fokus penelitian ini, yaitu legalitas stringer dan legalitas karya video jurnalistik. Keduanya menjadi bahan dalam membahas tentang undang-undang tenaga kerja media. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus Robert K.Yin dengan desain studi kasus tunggal terjalin yang terdiri dari beberapa sub unit analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertama, praktek stringer dalam industri media televisi menjadi semacam praktik simbiosis mutualisme antara stringer, kontributor di daerah dan Perusahaan media. Kedua, posisi stringer dalam Perusahaan media tidak diakui sebagai pekerja resmi meskipun tenaga dan karyanya tersebar di media nasional. Praktik stringer ini tidak legal sebab berada pada ketidakjelasan nilai, hak serta kewajibannya sebagai pekerja media yang resmi. Ketiga, secara legalitas karya. Video jurnalistik yang dihasilkan oleh stringer termasuk illegal meskipun diklaim sebagai karya jurnalis resmi. Hal ini melanggar kode etik jurnalistik sebab pemberitaan hasil karya yang telah dimuat di media pada dasarnya dilindungi sebagai hasil karya cipta dan masuk dalam kategori intellectual property right