17 research outputs found

    Pemanfaatan Ekstrak Batang Buah Nenas untuk Kualitas Minyak Kelapa

    Full text link
    PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG BUAH NENAS UNTUK KUALITAS MINYAK KELAPA Meiske S. Sangi1) 1)Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115; e-mail: [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pemanfaatan ekstrak batang buah nanas untuk kualitas minyak kelapa. Pengolahan minyak kelapa masih banyak dilakukan secara tradisional oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan. Adanya perkembangan teknologi minyak kelapa yang diolah secara tradisional bersaing dengan minyak kelapa yang ada di pasaran. Untuk mengatasi hal ini diperlukan metode yang dapat menghasilkan minyak yang berkualitas dengan daya simpan yang lama dan memberikan aroma yang disukai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan berat batang buah nanas dan daging buah kelapa serta waktu pemeraman yang sesuai dalam pengolahan minyak kelapa dengan penambahan ekstrak batang buah nanas untuk meningkatkan rendemen serta mengetahui kualitas minyak yang dibuat dengan penambahan ekstrak batang buah nanas melalui penyimpanan selama 0, 2, 4, dan 6 minggu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Perbandingan berat batang buah nanas dengan daging buah kelapa yang memberikan rendemen minyak tertinggi adalah perlakuan 8:2 dengan waktu pemeraman 12 jam yaitu sebesar 23,495 %. Kualitas minyak kelapa selama pengujian 6 minggu yaitu : kadar air 0,258 %; bilangan asam 1,343 %; bilangan peroksida 1,579 meq/1000g; dan asam lemak bebas 0,336 %. Kata Kunci: batang buah nanas, minyak kelapa UTILIZATION PINEAPPLE STEM EXTRACT FOR QUALITY OF COCONUT OIL ABSTRACT Has done research utilization pineapple stem extract to the quality of coconut oil. Palm oil processing is still done traditionally by many people, especially people who live in rural areas. The existence of technological developments that coconut oil processed traditionally competes with palm oil on the market. To overcome this requires a method that can produce high quality oil with a long shelf life and provide a preferred scent. This study aims to determine the weight ratio of the stem pineapple and coconut meat and curing the appropriate time in the processing of coconut oil with the addition of pineapple stem extract to increase the yield and determine the quality of oil that is made with the addition of pineapple stem extract through storage for 0, 2 , 4, and 6 weeks. The results showed that the ratio by weight rod with a pineapple coconut meat that gives the highest oil yield was treated 8:2 with 12 hour curing time that is equal to 23.495%. The quality of coconut oil for 6 weeks of testing namely: the water content of 0.258%, 1.343% acid numbers; numbers meq/1000g peroxide 1.579, and 0.336% free fatty acids

    Aktivitas Fotokatalitik TiO2 – Karbon Aktif Dan TiO2 – Zeolit Pada Fotodegradasi Zat Warna Remazol Yellow

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas fotokatalitik dari modifikasi katalis dan adsorben TiO2 – karbon aktif dan TiO2 – zeolit pada degradasi zat warna remazol yellow. Penelitian ini menggunakan metode fotodegradasi dengan iradiasi sinar UV. Zeolit sintetis dibuat dari campuran larutan silikat dan larutan aluminat dan karbon aktif yang digunakan adalah arang komersil. Sintesis TiO2 – zeolit dibuat dengan melarutkan TiO2 dan zeolit dalam etanol absolut 99% kemudian dikalsinasi. Sintesis TiO2 – karbon aktif dilakukan dengan cara sonifikasi. Selanjutnya proses fotodegradasi oleh sinar UV terhadap remazol yellow yang dibuat dengan variasi konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TiO2 – karbon aktif mendegradasi remazol yellow dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan TiO2 – zeolit. Persentasi remazol yellow terdegradasi oleh TiO2 – zeolit yang tertinggi sebesar 83% pada konsentrasi awal 20 ppm dan untuk TiO2 – karbon aktif mampu mendegradasi sampai 95% pada konsentrasi awal 30 ppm.A research has been conducted to determine photocatalytic activities of photocatalyst and adsorbent modifications of TiO2 - Activated Carbon (TiO2-AC) and TiO2 - Zeolite . This study was done using photodegradation methode by UV light irradiation. Synthetic zeolite was made from mixture of silicat solution and aluminat solution and activated carbon used was obtained from commercial charcoal. The synthesis of TiO2 – zeolite was made by dissolving TiO2 and zeolite in absolute ethanol 99% and then calcinated. The synthesis of TiO2 – activated carbon was made by sonification. The following process was photodegradation by UV light irradiation on remazol yellow dye with various concentration of 2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 40, and 50 ppm. The results showed that TiO2-AC was capable of degradating remazol yellow more than TiO2 – Zeolite could do. The highest percentage of remazol yellow degradated by TiO2 – Zeolite was 83% on initial concentration of 20 ppm, whereas TiO2-AC could do 95% on initial concentration of 30 ppm

    Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah Tulang (Euphorbia Tirucalli L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt)

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas pada batang tanaman Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Analisis senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan skrining fitokimia yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin pada ekstrak segar dan kering batang tanaman Patah tulang. Penentuan toksisitas ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji toksisitas digunakan hewan uji Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Pada skrining fitokimia diperoleh positif flavonoid, tanin dan steroid sedangkan alkaloid, saponin dan triterpenoid negatif. Data pengujian toksisitas diperoleh dari analisis Lethality Concentration 50 (LC50) yang dilakukan dengan metode probit menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 (untuk sistem operasi Windows). Hasil uji toksisitas ekstrak etanol batang Patah tulang menunjukkan bahwa ekstrak segar maupun kering bersifat sitotoksik dengan nilai LC50 (7,994ppm) untuk ekstrak etanol batang segar dan LC50 (9,940ppm) untuk ekstrak etanol batang kering. Kata kunci : Euphorbia tirucalli L., Senyawa metabolit sekunder, Toksisitas, Artemia salina Leach, LC50. ANALYSIS OF SECONDARY METABOLITE COMPOUNDS AND TOXICITY TEST OF STEM PLANT ETHANOL EXTRACTS OF PATAH TULANG (Euphorbia tirucalli L.) BY BRINE SHRIMP LETHALITY TEST'S METHOD (BSLT

    Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Batang Bawang Laut (Proiphys Amboinensis (L.) Herb.)

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis senyawa metabolit sekunder dan uji toksisitas pada batang tanaman bawang laut (Proiphys amboinensis (L.) Herb.) Analisis senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan skrining fitokimia untuk senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin pada ekstrak batang tanaman bawang laut segar dan kering dan selanjutnya dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Penentuan toksisitas ekstrak batang tanaman bawang laut menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan hewan uji Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Pada skrining fitokimia diperoleh flavonoid dan steroid positif sedangkan alkaloid, saponin triterpenoid dan tanin negatif. Analisis spektofotometer UV-VIS ekstrak etanol menunjukkan puncak serapan pada 304,40 dan 284,50 nm. Data pengujian toksisitas diperoleh dari analisis Lethality Concentration 50 (LC50) yang dilakukan dengan metode probit menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Hasil uji toksisitas ekstrak batang tanaman bawang laut menunjukkan bahwa ekstrak segar maupun kering bersifat sangat toksik dengan nilai LC50 kurang dari 30 ppm, yaitu: 9,978 ppm untuk batang kering dan 3,980 ppm untuk batang segar.A research has been done on the analysis of secondary metabolites and toxicity examination on the stems of the sea onion (Proiphys amboinensis (L.) Herb.). Analysis of secondary metabolites carried out with the phytochemical screening for alkaloid compounds, flavonoids, triterpenoids, steroids, saponins, and tannins in extracts of fresh and dried stems of the sea onion, then analyzed using UV-VIS spectrophotometer. The toxicity determination of stems extract of the sea onion plant was done by using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) with Artemia salina Leach as bioindicator. Phytochemical screening showed positive test for flavonoids and steroids while alkaloids, saponins, triterpenoids, and tannins were negative. UV-VIS spectrophotometer analysis on ethanol extract showed peaks at 304,40 and 284,50 nm. Data of the toxicity examination was obtained from the analysis of Lethality Concentration 50 (LC50) which were performed with the probit method using SPSS 20. Results of toxicity examination of sea onion stems extract showed that fresh or dried extract are very toxic with LC50 values ​​of less than 30 ppm, namely: 9,978 ppm for fresh stems and 3,980 ppm for dried stems

    Aktivitas Antioksidan Dari Tepung Pisang Goroho Yang Direndam Dengan Lemon Kalamansi

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan dari pisang goroho yang direndam dengan lemon kalamansi. Pisang goroho segar mula-mula direndam dengan lemon kalamansi dengan kadar 25, 50, 75 dan 100%. Selanjutnya pisang goroho dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50-60 oC kemudian digiling dan diayak dengan ayakan 65 mesh. Ekstraksi tepung pisang menggunakan metode maserasi selama 24 jam. Analisis kandungan total fenolik dan penentuan aktivitas penangkal radikal bebas menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak tepung pisang dengan perendaman lemon kalamansi 75% memiliki kandungan total fenolik lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tepung pisang yang direndam dengan lemon kalamansi 100, 50, 25 dan 0%. Kandungan total fenolik berturut-turut adalah 74,80; 58,18; 45,82; 34,90 dan 20,70 Β΅g/mL. Ekstrak tepung pisang yang direndam dengan lemon kalamansi 100% memiliki aktivitas antioksidan yang tidak berbeda nyata dengan perendaman 50 dan 75% (p>0,05). Hasil penelitian diperoleh bahwa pisang goroho yang direndam dengan lemon kalamansi memiliki kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan.This research was aimed to determine the total phenolic content and antioxidant activity of banana goroho marinated in lemon kalamansi. Fresh banana Goroho was first marinated in 25, 50, 75, and 100 % lemon kalamansi. The product was dried in an oven at 50-60 Β°C and then was milled and sieved to 65 mesh. Banana flour extraction was conducted through maceration for 24 hours. The total phenolic content was analyzed and the free radical scavengers activity was determined using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil). The results of this study showed that extracts of banana flour obtained by soaking in 75% lemon kalamansi had total phenolic content higher than that in 100, 50, 25, and 0% lemon kalamansi. Total phenolic content were 74.80, 58.18, 45.82, 34.90, and 20.70 mg/mL respectively. Extract of banana flour obtained by soaking in 100% lemon kalamansi have antioxidant activity which is not significantly different from that in 50 and 75% (p> 0,05). The research obtained that banana goroho soaked in lemon kalamansi had phenolic compounds and antioxidant activity

    Fotoreduksi Besi Fe3+ Menggunakan Ekstrak Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii)

    Full text link
    FOTOREDUKSI BESI Fe3+ MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang fotoreduksi besi Fe3+ menggunakan ekstrak daun kayu manis (Cinnamomum burmanii) dengan bantuan cahaya fluorescent 65 watt. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – September 2017, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia; Laboratorium Penelitian Jurusan Farmasi; dan Laboratorium UPT Terpadu Universitas Sam Ratulangi, Manado. Serbuk daun kayu manis diekstraksi secara refluks dengan metanol: 40; 60; dan 80%. Kandungan total fenolik; flavonoid; dan tanin ditentukan dengan reagen Folin-Ciocalteu; AlCl3; dan vanilin-HCl. Untuk kandungan besi tereduksi diukur dengan pembentukan kompleks besi(II)bipiridin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak metanol: 40; 60; dan 80% memiliki kemampuan dalam mereduksi besi. Untuk ekstrak metanol 60% mempunyai efek fotoreduksi besi yang baik dimana kandungan besi(II) yang terbentuk sebesar 63,833 mg/L dengan waktu penyinaran selama 2 jam, dibandingkan ekstrak dengan konsentrasi pelarut metanol lainnyaKata Kunci: Daun Kayu Manis, Fenolik, Flavonoid, Tanin, Fotoreduksi Besi Fe3+ IRON PHOTOREDUCTION USING CINNAMON LEAF EXTRACT (Cinnamomum burmanii) ABSTRACTA study of Fe3+iron photoreduction has been done using cinnamon leaf extract (Cinnamomum burmanii) with the aid of 65 watt fluorescent light. This research was conducted in July - September 2017, held at Biochemistry Laboratory of Chemistry Department; Research Laboratory of Pharmaceutical Department; and the Integrated UPT Laboratory of Sam Ratulangi University, Manado. The cinnamon leaf powder is extracted by reflux with methanol: 40; 60; and 80%. Total phenolic content; flavonoids; and tannins are determined by Folin-Ciocalteu reagents; AlCl3; and vanilin-HCl. For reduced iron content is measured by the formation of iron(II)bipyridine complex. The result showed that methanol extracts: 40, 60: and 80% had ability in reducing iron. Methanol extract 60% had good iron photoreduction effect in which the iron(II) content was formed at 63.833 mg/L with irradiation time for 2 hours, compared to extract with other methanol solvent concentration

    Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea Americana Mill.)

    Full text link
    Biji buah alpukat telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, oleh karena itu diperlukan informasi ilmiah tentang kandungan kimia dan efek samping yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji alpukat, serta menentukan toksisitas ekstrak biji alpukat berdasarkan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Skrining fitokimia merupakan suatu tahap seleksi awal untuk mendeteksi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan. Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji triterpenoid dan steroid, uji tanin, uji flavonoid dan uji saponin. Uji toksisitas menggunakan metode BST dengan bioindikator larva Artemia salina Leach. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan analisis probit menggunakan SPSS 20.0 for Windows untuk mengetahui nilaiLethal Concentration50 (LC50). Berdasarkan skrining fitokimia, biji buah alpukat diketahui mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid dan saponin. Nilai LC50 yang diperoleh berdasarkan uji toksisitas biji buah alpukat mentega segar dan kering, serta biji buah alpukat biasa segar dan kering, yaitu masing-masing sebesar 42,270 mg/L, 36,078 mg/L, 36,924 mg/L, dan 34,302 mg/L

    Uji Kualitas Minyak Biji Adas (Foeniculum Vulgare) Yang Diperoleh Dengan Metode Soxhletasi

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian untuk menguji kualitas minyak biji adas (Foeniculum vulgare) yang diperoleh dengan metode soxhletasi. Biji adas dikenal sebagai allround flavoring agent karena memiliki aroma yang khas, sehingga banyak digunakan dalam bidang farmasi maupun industri. Minyak adas tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya anetol yang memberikan aroma yang harum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas minyak biji adas yang dihasilkan dengan menggunakan metode soxhletasi. Biji adas diekstraksi dengan menggunakan metode soxhletasi. Rendemen yang diperoleh diuji kualitasnya berdasarkan standar Food Chemical Codex. Hasil penelitian menunjukkan rendemen rata-rata minyak biji adas adalah 34,95%. Minyak adas hasil soxhletasi yang diuji kualitasnya diperoleh hasil yang baik dengan nilai indeks bias 1,4779, bobot jenis 0,9873, kelarutan dalam alkohol 90% pada perbandingan 1:3 dan jernih pada perbandingan 1:7, dan bilangan asam rata-rata 2,81. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas minyak biji adas dengan metode soxhletasi memberikan hasil yang baik.A research aimed to determine fennel (Foeniculum vulgare) seed oil quality obtained by soxhletation had been accomplished. Fennel seed is known as all round flavoring agent for its distinctive odour and it is widely used in pharmaceutical and industrial fields. Fennel oil is an aromatic oil that contains anetol as its main component which gives a fragrant aroma. The objective of this research was to analyze the quality of fennel seed oil produced by using soxhlet. The analysis was based on the description by Food Chemical Codex. The average yield of fennel seed oil was 34.95% with refractive index of 1.47798 and specific gravity of 0.98732. The oil was soluble in alcohol 90% at a ratio of 1:3 and produce a clear miscible liquid at a ratio of 1:7. In additon, it had acid number of 2.809. The results showed that good quality fennel oil could be obtained by soxhletation
    corecore