7 research outputs found

    Daerah Penangkapan Ikan Demersal dan Musim Perairan Bagian Selatan Pulau Gorom Kabupaten Seram Bagian Timur

    Get PDF
    The sea waters in the Southern part of Gorom Island are one of the waters that has the potential to be used as an economically important demersal fishing area. The aim of this research is to analyze and map demersal fish fishing grounds, seasons, and the distribution of fish types and sizes in the waters of the southern part of Gorom Island. Data analysis was carried out descriptively qualitatively, while specifically for fishing ground maps using Argis software. The results of the analysis show that there are three demersal fishing grounds spread across the waters of the southern part of Gorom Island, namely: "Suar Tunas", "Maduan" and "Bat". Fishing activities can take place throughout the year at these three fishing grounds, but still pay attention to weather changes which are quite extreme in the eastern season, especially July-August. Meanwhile, the peak fishing season occurs in Transition Season 1 (March-May). The types of demersal fish found in the three fishing areas are classified as economically important fish from the genus Pristipomoides sp, family Lutjanidae; Parupeneus sp. family Mullidae; Variola albimarginata family Serraenida; Scarus sp. family Scaridae; and Lethrinus sp. family Lethrinidae. These types of fish are spread unevenly across the three fishing grounds with varying fish sizes

    PERBEDAAN WARNA UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING PADA PENANGKAPAN IKAN LAYANG (Decapterus sp) DENGAN PANCING ULUR

    Get PDF
    Percobaan pancing ulur dengan warna umpan buatan beda dan ukuran mata kail yang berbeda bertujuan untuk mengukur efektifitas pemancingan ikan layang dengan menggunakan pancing ulur. Penelitian dilakukan pada peraran Negeri Noloth, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Juni sampai Juli 2019. Dua unit pancing ulur (Multiple Handline), masing-masing dipasang 15 mata kail dengan umpan buatan (sifon) berwarna merah dan kuning dan ukuran mata kail nomor 16 dan 18 yang dipasang berselingan dengan jarak antar mata pancing 30cm. Hasil tangkapan diukur dan ditimbang dan kemudian dianalisis ANOVA factorial 2x2 untuk warna umpan dan ukuran mata kail yang berbeda dan metode SELECT digunakan untuk mengestimasi selektifitas mata pancing terhadap ikan layang. Hasil analisis menunjukkan bahwa umpan merah dan kuning tidak menunjukkan perbedaan yang nyata  terdahap jumlah ikan layang yang tertangkap (F= 1.168; P=0.282) serta untuk ukuran mata kail (F=0.578; P=0.448). Ketika semua data digabungkan, jumlah ikan pada ukuran mata jarring no 16 dan 18 berbeda secara signifikan (F=4.85; P<0.05) demikian dengan rata-rata biomasa tangkapan (F=10.15; P<0.05). Ukuran optimum ikan layang tertangkap oleh mata kail 16 adalah 23.3cm dan mata kail nomor 18 adalah 22.2cm. Hasil penelitian ini menyarankan penggunakan umpan warna merah atau kuning memberikan hasil yang maksimal namun dari segi ukurannya, masih di bawah ukuran layak tangkap (25cm). Maka penggunaan ukjran mata kail yang lebih besar tetap dianjurka

    PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENGEMBANGAN PERIKANAN TUNA DI KOTA AMBON

    Get PDF
    Tujuan penelitian yaitu menganalisis tingkat pengaruh faktor produksi terhadap pengembangan industri perikanan tuna di Kota Ambon. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan yaitu ukuran kapal, ukuran alat tangkap, lama trip, pegggunaan BBM, pengunaan es, air tawar dan jumlah ABK. Data berasal dari nelayan tuna Kota Ambon. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda tentang hubungan produksi ikan tuna mendapat nilai signifikansi (sig) 0,000. Nilai sig berada dalam range kepercayaan < 0,005 berarti model regersi ini dapat memprediksi produksi perikanan tuna. Koefisien determinan (R2) sekitar 0,719 menunjukan pengaruh bersama-sama faktor produksi dapat menjelaskan 71,9% naik turun produksi tuna. Bila melihat nilai signifikansi setiap faktor produksi terhadap produksi, maka hanya penggunaan BBM (X4) dan penggunaan es balok (X5) yang mempunyai nilai signifikansi < 0,05 (0,000). Penggunaan BBM memang berpengaruh tetapi tidak berpengaruh mendukung perkembangan tuna di Kota Ambon. Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini adalah faktor produksi yang sangat mempengaruhi produksi perikanan tuna di Kota Ambon adalah penggunaan BBM dan penggunaan es balok  yang mempunyai nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,00

    PERBEDAAN UKURAN SERO TANCAP TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN KAITETU, MALUKU TENGAH

    Get PDF
    Sero tancap merupakan alat tangkap tradisional terbuat dari bambu dan kayu. Alat tangkap sero tancap tergolong dalam trap dengan memanfaatkan tingkah laku ikan yaitu feeding migration, spawning migration  dan hal-hal lain seperti adanya periode pasang surut. Sero tancap pada kondisi perairan seperti di depan ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan perairan pesisir memiliki topografi dan isodepth yang khas. Perbedaan ukuran sero dan karaketeristik perairan mengindikasikan perbedaan hasil tangkapan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui karakteristik kedalaman perairan diareal sero tancap dan perbedaan hasil tangkapan di Perairan Kaitetu. Pengukuran kedalaman perairan di areal kedua sero dengan metode zig zag dengan menggunakan perahu motor tempel setiap 30 detik dengan memotret data kedalaman (feet) dan posisi pada display fish finder dan GPS. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software surfer 8 berbasis Windows untuk membuat kontur isodepth. Perbedaan hasil tangkapan digunakan analisis non parametric (Uji Kruskal Wallis). Hasil penelitian menujukkan bahwa perbedaan dimensi ukuran sero tancap disebabkan karena isodepth lebih berhimpit pada areal pemasangan sero tancap 2 yang lebih kecil ukurannya pada kedalaman  5-10 meter daripada sero tancap 1 pada kedalaman 0-10 meter. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil tangkapan pada kedua sero tancap

    TRADISI DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT DI KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA

    Get PDF
    Increasing of global awareness related to environmental management, ecosystems, and fisheries resources is a trigger in the reactualization of community traditions and institutions. People of Tidore Islands City, known as indigenous people with their coastal and marine institutional traditions in North Maluku Province, have a local order handed down in the utilization of the coastal and marine resources. This study aimed to analyze the existence of traditions and institutions and their effects on managing coastal and marine resources in the City of Tidore Islands. The research was conducted on June-August 2019 in the city of Tidore Islands. This research encompass 4 Subdistrict and 2 villages namely, Tomalou, Mareku, Soasio and Dowora Subdistrict as well as Mare Gam and Maitara village,. The research applied a qualitative method, which involves in-depth interview techniques, observation, and documentation. Data were analysed using a qualitative descriptive analysis. The results of the study showed that there are five local wisdoms that are maintained by the people of Tidore Islands City nowadays. These local wisdom is a legacy from the ancestors in the management of coastal and marine resources, namely Karo Kahiya (Calling the Dolphins), Fola Sow (Lit. House of Medicine), Jere (Sacred), Cofa (Fish breeding) and Saihu (Leader/Fishing Master). The approach to management of coastal and marine resources with procedures or traditions and institutions contributed a significant impact (very effective) on local communities in relation to the sustainable use of coastal and marine resources. as well as the preservation of local traditions and customary institutions. ABSTRAK Meningkatnya kesadaran global terkait pengelolaan lingkungan, ekosistem dan pemanfaatan sumberdaya perikanan menjadi pemicu dalam reaktualisasi tradisi dan kelembagaan masyarakat. Masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang dikenal sebagai masyarakat adat dengan tradisi kelembagaan pesisir dan lautnya di Provinsi Maluku Utara, merupakan masyarakat yang memiliki tatanan lokal yang turun temurun dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut dimaksud. Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis eksistensi tradisi dan kelembagaan serta pengaruhnya terhadap pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut di Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni- Agustus 2019, di Kota Tidore Kepulauan meliputi 2 desa dan 4 kelurahan yakni, Desa Mare Gam, Desa Maitara, Kelurahan Tomalou dan Kelurahan Mareku, Kelurahan Soasio dan kelurahan Dowora. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang melibatkan teknik-teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan sampai saat ini masih terdapat lima kearifan lokal yang tetap terjaga oleh masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang merupakan warisan dari para leluhur dalam pengelolaan sumbedaya pesisir dan laut, yakni Karo Kahiya (Memanggil Lumba Lumba), Fola Sow (Rumah Obat), Jere (Keramat), Cofa (Penangkaran Ikan) dan Saihu (Pemimpin/Nakoda dalam Operasi Penangkapan Ikan). Pendekatan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan dengan tradisi dan kelembagaan telah memberikan dampak yang sangat signifikan (sangat efektif) bagi masyarakat setempat dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkelanjutan maupun pelestarian tradisi dan kelembagaan adat istiadat setempat. Kata Kunci: Tradisi, kelembagaan, pengelolaan, sumberdaya, Tidor

    KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DASAR DAN JARING INSANG HANYUT DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

    Get PDF
    Proses tertangkapnya ikan pada mata jaring insang sangat berkaitan dengan desain dan konstruksi jaring yang berpengaruh pada efisiensi jaring insang. Perbaikan selektifitas jaring insang diperlukan informasi karakteristik hasil tangkapan meliputi komposisi hasil tangkapan ikan setiap ukuran mata jaring, komposisi ukuran panjang dan proses tertangkap (terjerat) pada setiap ukuran mata jaring. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar dan jaring insang hanyut yang dioperasikan di Teluk Ambon Dalam. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) pada bulan Oktober sampai Desember 2019. Secara Keseluruhan total jumlah hasil tangkapan pada jaring insang dasar sebanyak 13 Individus yang di dominasi oleh ikan Samandar, Salmaneti, Kerong-kerong, Bubara dan Gorara, sedangkan jaring insang hanyut sebanyak 15 jenis individu di dominasi oleh ikan tatari taruri, puri, kawalinya dan tola, serta cara ikan tertangkap pada kedua jaring insang dominan secara gilled

    Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Rtn) Di Pesisir Teluk Ambon

    Get PDF
    Pandemic Covid-19 yang melanda dunia mengakibatkan terkendalanya kegiatan ekonomi termasuk usaha dibidang perikanan tangkap. Kebijakan pemerintah terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan protokol kesehatan yang mengharuskan menjaga jarak akibatpandemi Covid-19 mengakibatkan banyak usaha penangkapan ikan yang mengalami kerugian berupa turunnya ekspor komoditas perikanan dan terputusnya rantai pemasaran (Mardhia, 2020), serta terbatasnya operasi penangkapan ikan dan mobilitas distribusi hasiltangkapan ikan oleh nelayan. Hal yang sama juga terasa oleh rumah tangganelayan yang mendiami pesisir Teluk Ambon, baik dari segi persepsi terhadap pemberlakuan pembatasan operasi penangkapan ikan maupun dari segi pendapatan rumah tangga nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak Pandemi Covid-19 terhadap pendapatan Rumah Tangga Nelayan dan persepsi nelayan di pesisir Teluk Ambon. Penelitian ini dilakukan selama 4bulan yakni pada bulan Februari- Mei 2021. Penelitian ini berlokasi di Pesisir Teluk Ambon, tepatnya di 3 (tiga) Desa pesisir yakniDesaRumah Tiga, DesaHativeBesar,dan Desa Laha. Metode pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara (Agung, 2012). Untuk mengetahui dampak pandemi Covid19 terhadap pendapatan rumahtangga nelayan dan persepsi nelayan dianalisis menggunakan metode deskriptif (Hidayat, 2012; Sugiyono, 2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- factor yang penyebab perubahan pendapatan rumah tangga nelayan pada saat pandemi Covid-19 di Kecamatan Teluk Ambon adalah adanya pengurangan frekuensi melaut, penurunan harga hasil tangkapan dan berubahnya distribusi hasil tangkapan dimana hasil perbandingan pendapatan rumah tangga nelayan sebelum dan pada saat pandemic covid-19 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan mengalami penurunan pada saat pandemi covid-19 dibandingkan dengan pada saat sebelum pandemi covid19, masing-masing pada nelayan mini purse seine sebesar32%, pada nelayan pancing tonda sebesar 37%, pada delayan pancing ulur sebesar 23%, dan nelayan jaring insang sebesar 21%
    corecore