17 research outputs found

    Uji Individu Bata Ringan dengan Foam Agent Berdasarkan Variasi Ukuran Pasir

    Full text link
    Dalam perkembangan teknologi telah memunculkan inovasi-inovasi guna menguranggi bobot dari bata/batako yang digunakan pada bangunan gedung. peneliti tergugah untuk mencoba menggunakan Foam agent untuk membuat bata ringan foam. Salah satu komposisi dalam pembuatan bata ringan foam adalah dengan komposisi variasi ukuran agregat pasir yang ideal akan menghasilkan bata yang sesuai dengan syarat SNI, ringan dan ekonomis. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian slump test, slump flow, tingkat keberhasilan, susut dan kembang, porositas, permeabilitas, ketahanan suara, hambatan panas (konduktivitas termal), berat volume/isi, kuat tekan kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Untuk pengujian porositas dan permeabilitas menggunakan ukuran silinder 10 x 20 yang berjumlah 24 buah, sedangkan benda uji modulus elastisitas dan tarik belah menggunakan silinder 15 x 30 berjumlah 48 buah. benda uji untuk kuat tekan menggunakan persegi panjang 60 x 7,5 x 20 berjumlah 120 buah bata untuk masing - masing variasi. Penelitian ini menggunakan 5 variasi, V1 (mortar tanpa pemadatan), V2 (pasir kasar), V3 (pasir agak kasar), V4 (pasir agak halus) dan V5 (bata pasaran). Hasil pengujian slump test dan slump flow dihasilkan rata – rata diatas 10. setelah pengecoran variasi (V3) dan (V4) tidak mengalami kembang maupun susut sedangkan variasi (V2) mengalami penyusutan. setelah umur 1 hari variasi (V3) dan (V4), menghasilkan rata-rata porositas antara 27,54 – 30,33 % untuk bata beton ringan foam dan 21,73 % untuk bata biasa (Mortar), permeabilitas rata - rata antara 1,61x10-5 -1,94x10-5, rata-rata ketahanan suara 32,25 dB – 47,21 dB atau 34,94 % - 51,20%. rata-rata hantar hambatan panas (konduktivitas termal) antara 0,25 W/m.ºk – 0,28 W/m.ºk sedangkan bata mortar 0,53 W/m.ºk. menghasilkan rata-rata berat volume/isi bata beton ringan foam antara 795 - 881 kg/cm3, bata pasaran 519 kg/cm3 sedangankan variasi (V1) merupakan bata biasa (mortar) menghasilkan berat rata – rata 1.428 kg/cm3 lebih berat dari bata beton ringan foam. Bata beton ringan memiliki kuat tekan rata-rata untuk umur 28 hari antara 0,41 - 1,32 Mpa, bata ringan dipasaran 1,18 Mpa sedangkan pada variasi 1 bata tanpa foam (mortar) menghasilkan kuat tekan rata – rata 0,59 Mpa, adanya peningkatan terhadap kuat tarik belah dari bata biasa variasi 1 0,14 MPa, sedangkan bata ringan foam memiliki kuat Tarik belah 0,18 – 0,27 MPa naik sebesar 0,04 – 0,13 MPa. Maka komposisi campuran pada variasi (V4) bisa direkomendasikan untuk pembuatan bata ringan

    Tinjauan Kekuatan Beton pada Usia Muda dengan Penambahan Polypropylene Fibre

    Get PDF
    Dewasa ini pemakaian beton sangat berkembang pesat pada kegiatan kontruksi, dikarenakan beton memiliki kelebihan mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki kuat tekan yang baik dan lain – lain. Tetapi beton memiliki kelemahan pada sifat yang getas dan kuat tarik yang rendah, sehingga kontruksi beton diberi tulangan untuk mengatasi pada bagian tarik. Maka diperlukan beton khusus untuk meningkatkan kuat tarik maupun kuat lentur yaitu beton serat. Beton serat adalah beton dengan bahan tambah serat. Dalam penelitian ini campuran beton menggunakan bahan tambah polypropylene fibre, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton pada umumnya dan khususnya pada kuat tarik belah dan kuat lentur. Polypropylene fibre menggunakan produk dari Sika dengan diameter 18 mikron dan panjang 12 mm. Pengujian ini meliputi pada kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur. Untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah menggunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan kuat lentur menggunakan benda uji balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Benda uji terdiri dari tiga buah silinder dan tiga buah balok untuk masing - masing pengujian. Dari pengujian slump dapat disimpulkan tidak ada Perubahan berarti dalam penggunanan polypropylene fibre. Dan dari pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur di dapatkan nilai optimum pada beton normal ditambah polypropylene fibre. Pada kuat tekan terjadi peningkatan sebesar 4,44 % dibandingkan beton normal (N), sedangkan pada kuat tarik belah terjadi peningkatan sebesar 16,96% dibandingkan beton normal (N), dan pada kuat lentur terjadi peningkatan sebesar 16,47 % dibandingkan beton normal (N)

    PENGARUH TAMBAHAN CANGKANG KERANG TERHADAP KUAT BETON

    Get PDF
    Dalam pembuatan benda uji metode yang digunakan yaitu Metode SNI, dengan kuat tekan rencana 25 MPa. Semen yang digunakan adalah semen PCC. Benda uji yang dibuat berbentuk silinder dengan Æ 15 cm, dan tinggi 30 cm. Tidak dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap Cangkang Kerang. Terdapat dua variasi sampel beton yaitu beton dengan penambahan 38. 45 % Cangkang Kerang dan Beton dengan Penambahan 38. 45 % Cangkang Kerang dengan perlakuan, sebagai perbandingan dibuat juga sampel beton normal . Pengujian/pengetesan benda uji meliputi uji kuat tekan, uji tarik belah, dan uji modulus elastisitas.Dari hasil penelitian nilai kuat tekan karakteristik beton dengan penambahan 38.45 % Cangkang kerang umur 3, 7, 14,  dan 28 hari, masing-masing menghasilkan kuat tekan karakteristik beton 13,16 MPa, 18,21 MPa, 22,82 MPa, dan 26,34 MPa.beton dengan penambahan 38.45 % Cangkang Kerang dengan perlakuan masing-masing menghasilkan kuat tekan karakteristik beton 17,39 MPa, 22,02 MPa, 23,13 MPa dan 27, 21 MPa. Kuat tarik belah rata-rata beton dengan penambahan 38.45 % cangkang kerang adalah 3,63 MPa, Kuat tarik belah rata-rata beton dengan penambahan 38.45 % cangkang kerang dengan perlakuan adalah 3,53 MPa, Modulus Elastisitas rata-rata beton dengan penambahan38.425 % Cangkang Kerang adalah 17371,274 MPa, Modulus Elastisitas rata-rata beton dengan penambahan38.425 % Cangkang Kerang dengan perlakuan adalah 19296,030 MPa. Nilai-nilai tersebut menunjukan semakin lama umur beton maka kuat tekan beton juga semakin meningkat, nilai kuat tekan beton cangkang kerang dapat mencapai kuat tekan rencana meskipun kuat tekannya lebih rendah dari beton normal. Dapat disimpulkan bahwacangkang kerang ini layak digunakan sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton dengan komposisi campuran cangkang kerang 38.45 %.   Kata kunci: Cangkang kerang, kuat tekan beton, kuat tarik belah, modulus elastisita

    Tinjauan Faktor Air Semen terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Modulus Elastisitas

    Get PDF
    Faktor air semen merupakan hal terpenting didalam pembentukan beton. Beton adalah bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada konstruksi, karena konstruksi beton mempunyai beberapa kelebihan antara lain: bahan dasar mudah diperoleh, tahan terhadap berbagai cuaca, lebih mudah dan murah dalam pelaksanaan, serta perawatannya cukup mudah. Kekuatan beton tergantung pada perbandingan air semen serta memiliki ketahanan terhadap api yang lebih unggul dibandingkan material lain, sehingga mengalami penurunan kekuatan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tinjauan 3 kelompok benda uji dengan kelompok 1 memiliki kuat tekan rencana 40 MPa serta dengan fas 0,4. Kelompok 2 memiliki kuat tekan rencana 30MPa dengan fas 0,5. Sedangkan kelompok 3 memiliki kuat tekan rencana 20MPa dengan fas 0,6. Pada 3 kelompok ini dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas dalam campuran beton yang berbeda. Dari 3 kelompok tersebut diperoleh nilai hasil kuat tekan rata-rata, kuat tekan karakteristik, nilai kuat tarik belah rata-rata dan nilai modulus elastisitas benda uji. Jumlah benda uji sebanyak 108 benda uji berbentuk silinder dan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm kemudian dilakukan pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan rata-rata kelompok 1, 2, 3 berturut-turut 36,47MPa, 30,57MPadan 28,87MPa. Nilai kuat tekan karakteristik kelompok 1, 2 dan 3 berbeda campuran beton berturut-turut yaitu 32,09 MPa, 27,24 MPa, 19,80 MPa Lalu untuk hasil tes pengujian kuat tarik belah rata-rata kelompok 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 3,562 MPa, 3,114 MPa, 2,902 MPa. Untuk hasil pengujian modulus elastisitas rata-rata kelompok 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 7810,099 MPa, 6823,594 MPa dan 6543,058 MPa

    Analisa Perhitungan Sturktur Bangunan Gedung Head Office dan Showroom Yamaha Pontianak

    Get PDF
    Seiring dengan semakin bertambahnya pertumbuhan di kota Pontianak, maka pertumbuhan dibidang pembangunan juga semakin bertambah. Hal ini terbukti dengan semakin gencarnya pembangunan infrastruktur maupun gedung-gedung bertingkat yang ada di kota Pontianak. Oleh sebab itu, maka pembangunan gedung-gedung bertingkat yang ada harus direncanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan SNI 03-1726 – 2002, Kalimantan Barat termasuk kedalam wilayah gempa 1 yang merupakan daerah dengan potensi gempa paling rendah, akan tetapi pengaruh gempa tetap harus diperhitungkan dalam suatu perencanaan konstruksi. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini, penulis akan menganalisa struktur gedung beton bertulang di Pontianak sesuai dengan peraturan gempa SNI 03-1726 – 2002 dan juga peraturan beton SNI 03-2847-2002. Bangunan yang ditinjau adalah gedung head office dan showroom Yamaha berlantai 6 dengan konstruksi beton bertulang di Jalan Sultan Abdurahman dengan kondisi tanah lunak. Dalam analisis, sistem pembebanan yang dikenakan pada gedung meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa. Analsis dilakukan dengan bantuan program komputer ETABS v9.6. Hasil akhir berupa dimensi elemen-elemen struktur yang direncanakan kuat dan tahan terhadap beban serta ekonomis dari segi biaya. Tangga dan penthouse dihitung terpisah kemudian gaya reaksi yang diperoleh dibebankan pada struktur utama. Analisa struktur utama berupa pelat, balok, kolom dan pondasi. Sementara untuk daerah lift dipandang sebagai voi

    UJI INDIVIDU BATA RINGAN DENGAN FOAM AGENT BERDASARKAN VARIASI UKURAN PASIR

    Get PDF
    Dalam perkembangan teknologi telah memunculkan inovasi-inovasi guna menguranggi bobot dari bata/batako yang digunakan pada bangunan gedung. peneliti tergugah untuk mencoba menggunakan Foam agent untuk membuat bata ringan foam. Salah satu komposisi dalam pembuatan bata ringan foam adalah dengan komposisi variasi ukuran agregat pasir yang ideal akan menghasilkan bata yang sesuai dengan syarat SNI, ringan dan ekonomis. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian slump test, slump flow, tingkat keberhasilan, susut dan kembang, porositas,  permeabilitas, ketahanan suara, hambatan panas (konduktivitas termal), berat volume/isi, kuat tekan kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Untuk pengujian porositas dan permeabilitas menggunakan ukuran silinder 10 x 20 yang berjumlah 24 buah, sedangkan benda uji modulus elastisitas dan tarik belah menggunakan silinder 15 x 30 berjumlah 48 buah. benda uji untuk kuat tekan menggunakan persegi panjang 60 x 7,5 x 20 berjumlah 120 buah bata untuk masing - masing variasi. Penelitian ini menggunakan 5 variasi, V1 (mortar tanpa pemadatan), V2 (pasir kasar), V3 (pasir agak kasar), V4 (pasir agak halus) dan V5 (bata pasaran). Hasil pengujian slump test dan slump flow dihasilkan rata – rata diatas 10. setelah pengecoran variasi (V3) dan (V4) tidak mengalami kembang maupun susut sedangkan variasi (V2) mengalami penyusutan. setelah umur 1 hari variasi (V3) dan (V4), menghasilkan rata-rata porositas antara 27,54 – 30,33 % untuk bata beton ringan foam dan 21,73 % untuk bata biasa (Mortar), permeabilitas rata - rata antara 1,61x10-5 -1,94x10-5, rata-rata ketahanan suara 32,25 dB – 47,21 dB atau 34,94 % - 51,20%.  rata-rata hantar hambatan panas (konduktivitas termal) antara 0,25 W/m.ºk – 0,28 W/m.ºk sedangkan bata mortar 0,53 W/m.ºk. menghasilkan rata-rata berat volume/isi bata beton ringan foam antara 795 - 881 kg/cm3, bata pasaran 519 kg/cm3 sedangankan variasi (V1) merupakan bata biasa (mortar) menghasilkan berat rata – rata 1.428 kg/cm3 lebih berat dari bata beton ringan foam. Bata beton ringan memiliki kuat tekan rata-rata untuk umur 28 hari antara 0,41 - 1,32 Mpa, bata ringan dipasaran 1,18 Mpa sedangkan pada variasi 1 bata tanpa foam (mortar)  menghasilkan kuat tekan rata – rata 0,59 Mpa, adanya peningkatan terhadap kuat tarik belah dari bata biasa variasi 1 0,14 MPa, sedangkan bata ringan foam  memiliki kuat  Tarik belah 0,18 – 0,27 MPa naik sebesar 0,04 – 0,13 MPa. Maka komposisi campuran pada variasi (V4) bisa direkomendasikan untuk pembuatan bata ringan.   Kata Kunci :  Bata Ringan Foam, Mekanis, Komposisi Optimum

    STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READYMIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

    Get PDF
    In the manufacture of the test object, the method used is the method of SNI 2002. The cement used is a cement PPC. The test object is made cylindrical with Æ 15 cm, and 30 cm high of 7 pieces, and a cube of 15 cm x 15 cm x 15 cm as many as 120 pieces. There are eight variations of concrete sample that is normal with old concrete pouring slurry into formwork for 0 minutes, 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes, 150 minutes, 180 minutes and 210 minutes. Testing / testing specimen include compressive strength test, test setting time, test temperature and shrinkage and elastic modulus test. From the research the compressive strength characteristics of normal concrete with a foundry 0 minutes, 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes, 150 minutes, 180 minutes, 210 minutes, respectively produce compressive strength of concrete characteristics average (28 days) 319, 51 kg / cm2, 326.30 kg / cm2, 320.26 kg / cm2, 324.04 kg / cm2, 320.26 kg / cm2, 312.71 kg / cm2, 318 kg / cm2, and 259.83 kg / cm2. Modulus of Elasticity average normal concrete with casting time of 0 minutes, 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes, 150 minutes, 180 minutes, respectively produce Mpa 21614.38, 15691.11 MPa, 20527.44 MPa, 25 097 , 62 Mpa, 26718.54 MPa, MPa 23446.83, 23446.83 MPa. It can be concluded that the longer the time of stirring and pouring concrete into formwork, the compressive strength value produced will decrease. Keyword: pouring slurry, compressive strength, pull out, modulus of elasticity

    PENGARUH CAMPURAN KAWAT BENDRAT TERHADAP KEKUATAN BALOK BETON DENGAN MUTU 20 MPa

    Get PDF
    Dalam pembuatan benda uji metode yang digunakan yaitu Metode SNI, dengan kuat tekan rencana 20 MPa. Semen yang digunakan adalah semen PCC. Benda uji yang dibuat berbentuk silinder dengan Æ 15 cm, dan tinggi 30 cm. Tidak dilakukan penelitian lebih mendalam dan perlakuan awal terhadap Serat Bendrat, sebagai perbandingan dibuat juga sampel beton normal . Pengujian/pengetesan benda uji meliputi uji kuat tekan,uji kuat lentur dan uji modulus elastisitas.Dari hasil penelitian nilai kuat tekan karakteristik beton normal umur  28 hari, 35,595 MPa, 5% Bendrat Didapat Hasil 32,103 MPa, 10 % Bendrat didapat hasil 28,571 MPa, 15 % Bendrat didapat hasil 22,575 MPa.Nilai Kuat lentur Rata Rata Normal umur 28 Hari didapatkan hasil5,69 MPa, 5 % Bendrat Didapat Hasil 4,35 MPa, 10% Didapat hasil 4,60 MPa,15% Bendrat didapat hasil 3,96 MPa. Modulus Elastisitas rata-rata beton normal umur 28 Hari didapat hasil 19382,293 MPa, 5% Bendrat didapat hasil 21066,863 MPa, 10% Bendrat didapat hasil 19290,935 MPa, 15% Bendrat didapat hasil 18515,761 MPa, Nilai-nilai tersebut menunjukan semakin lama umur beton maka kuat tekan beton juga semakin meningkat, meskipun beton  dengan tambahan serat Bendrat ini lebih rendah dari beton normal. Dapat disimpulkan bahwa serat Bendrat ini memberikan dampak negatif terhadap kuat tekan,kuat lentur dan modulus elastisitas beton. Kata kunci:Serat Bendrat, kuat tekan beton, kuat lentur, modulus elastisita
    corecore