5 research outputs found
Uji Individu Bata Ringan dengan Foam Agent Berdasarkan Variasi Ukuran Pasir
Dalam perkembangan teknologi telah memunculkan inovasi-inovasi guna menguranggi bobot dari bata/batako yang digunakan pada bangunan gedung. peneliti tergugah untuk mencoba menggunakan Foam agent untuk membuat bata ringan foam. Salah satu komposisi dalam pembuatan bata ringan foam adalah dengan komposisi variasi ukuran agregat pasir yang ideal akan menghasilkan bata yang sesuai dengan syarat SNI, ringan dan ekonomis. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian slump test, slump flow, tingkat keberhasilan, susut dan kembang, porositas, permeabilitas, ketahanan suara, hambatan panas (konduktivitas termal), berat volume/isi, kuat tekan kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Untuk pengujian porositas dan permeabilitas menggunakan ukuran silinder 10 x 20 yang berjumlah 24 buah, sedangkan benda uji modulus elastisitas dan tarik belah menggunakan silinder 15 x 30 berjumlah 48 buah. benda uji untuk kuat tekan menggunakan persegi panjang 60 x 7,5 x 20 berjumlah 120 buah bata untuk masing - masing variasi. Penelitian ini menggunakan 5 variasi, V1 (mortar tanpa pemadatan), V2 (pasir kasar), V3 (pasir agak kasar), V4 (pasir agak halus) dan V5 (bata pasaran). Hasil pengujian slump test dan slump flow dihasilkan rata β rata diatas 10. setelah pengecoran variasi (V3) dan (V4) tidak mengalami kembang maupun susut sedangkan variasi (V2) mengalami penyusutan. setelah umur 1 hari variasi (V3) dan (V4), menghasilkan rata-rata porositas antara 27,54 β 30,33 % untuk bata beton ringan foam dan 21,73 % untuk bata biasa (Mortar), permeabilitas rata - rata antara 1,61x10-5 -1,94x10-5, rata-rata ketahanan suara 32,25 dB β 47,21 dB atau 34,94 % - 51,20%. rata-rata hantar hambatan panas (konduktivitas termal) antara 0,25 W/m.ΒΊk β 0,28 W/m.ΒΊk sedangkan bata mortar 0,53 W/m.ΒΊk. menghasilkan rata-rata berat volume/isi bata beton ringan foam antara 795 - 881 kg/cm3, bata pasaran 519 kg/cm3 sedangankan variasi (V1) merupakan bata biasa (mortar) menghasilkan berat rata β rata 1.428 kg/cm3 lebih berat dari bata beton ringan foam. Bata beton ringan memiliki kuat tekan rata-rata untuk umur 28 hari antara 0,41 - 1,32 Mpa, bata ringan dipasaran 1,18 Mpa sedangkan pada variasi 1 bata tanpa foam (mortar) menghasilkan kuat tekan rata β rata 0,59 Mpa, adanya peningkatan terhadap kuat tarik belah dari bata biasa variasi 1 0,14 MPa, sedangkan bata ringan foam memiliki kuat Tarik belah 0,18 β 0,27 MPa naik sebesar 0,04 β 0,13 MPa. Maka komposisi campuran pada variasi (V4) bisa direkomendasikan untuk pembuatan bata ringan
Tinjauan Kekuatan Beton pada Usia Muda dengan Penambahan Polypropylene Fibre
Dewasa ini pemakaian beton sangat berkembang pesat pada kegiatan kontruksi, dikarenakan beton memiliki kelebihan mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki kuat tekan yang baik dan lain β lain. Tetapi beton memiliki kelemahan pada sifat yang getas dan kuat tarik yang rendah, sehingga kontruksi beton diberi tulangan untuk mengatasi pada bagian tarik. Maka diperlukan beton khusus untuk meningkatkan kuat tarik maupun kuat lentur yaitu beton serat. Beton serat adalah beton dengan bahan tambah serat. Dalam penelitian ini campuran beton menggunakan bahan tambah polypropylene fibre, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas beton pada umumnya dan khususnya pada kuat tarik belah dan kuat lentur. Polypropylene fibre menggunakan produk dari Sika dengan diameter 18 mikron dan panjang 12 mm. Pengujian ini meliputi pada kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur. Untuk pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah menggunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan kuat lentur menggunakan benda uji balok dengan panjang 60 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Benda uji terdiri dari tiga buah silinder dan tiga buah balok untuk masing - masing pengujian. Dari pengujian slump dapat disimpulkan tidak ada Perubahan berarti dalam penggunanan polypropylene fibre. Dan dari pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur di dapatkan nilai optimum pada beton normal ditambah polypropylene fibre. Pada kuat tekan terjadi peningkatan sebesar 4,44 % dibandingkan beton normal (N), sedangkan pada kuat tarik belah terjadi peningkatan sebesar 16,96% dibandingkan beton normal (N), dan pada kuat lentur terjadi peningkatan sebesar 16,47 % dibandingkan beton normal (N)
Tinjauan Faktor Air Semen terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Modulus Elastisitas
Faktor air semen merupakan hal terpenting didalam pembentukan beton. Beton adalah bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada konstruksi, karena konstruksi beton mempunyai beberapa kelebihan antara lain: bahan dasar mudah diperoleh, tahan terhadap berbagai cuaca, lebih mudah dan murah dalam pelaksanaan, serta perawatannya cukup mudah. Kekuatan beton tergantung pada perbandingan air semen serta memiliki ketahanan terhadap api yang lebih unggul dibandingkan material lain, sehingga mengalami penurunan kekuatan. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tinjauan 3 kelompok benda uji dengan kelompok 1 memiliki kuat tekan rencana 40 MPa serta dengan fas 0,4. Kelompok 2 memiliki kuat tekan rencana 30MPa dengan fas 0,5. Sedangkan kelompok 3 memiliki kuat tekan rencana 20MPa dengan fas 0,6. Pada 3 kelompok ini dilakukan pengujian terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas dalam campuran beton yang berbeda. Dari 3 kelompok tersebut diperoleh nilai hasil kuat tekan rata-rata, kuat tekan karakteristik, nilai kuat tarik belah rata-rata dan nilai modulus elastisitas benda uji. Jumlah benda uji sebanyak 108 benda uji berbentuk silinder dan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm kemudian dilakukan pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan rata-rata kelompok 1, 2, 3 berturut-turut 36,47MPa, 30,57MPadan 28,87MPa. Nilai kuat tekan karakteristik kelompok 1, 2 dan 3 berbeda campuran beton berturut-turut yaitu 32,09 MPa, 27,24 MPa, 19,80 MPa Lalu untuk hasil tes pengujian kuat tarik belah rata-rata kelompok 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 3,562 MPa, 3,114 MPa, 2,902 MPa. Untuk hasil pengujian modulus elastisitas rata-rata kelompok 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 7810,099 MPa, 6823,594 MPa dan 6543,058 MPa
Analisa Perhitungan Sturktur Bangunan Gedung Head Office dan Showroom Yamaha Pontianak
Seiring dengan semakin bertambahnya pertumbuhan di kota Pontianak, maka pertumbuhan dibidang pembangunan juga semakin bertambah. Hal ini terbukti dengan semakin gencarnya pembangunan infrastruktur maupun gedung-gedung bertingkat yang ada di kota Pontianak. Oleh sebab itu, maka pembangunan gedung-gedung bertingkat yang ada harus direncanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan SNI 03-1726 β 2002, Kalimantan Barat termasuk kedalam wilayah gempa 1 yang merupakan daerah dengan potensi gempa paling rendah, akan tetapi pengaruh gempa tetap harus diperhitungkan dalam suatu perencanaan konstruksi. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini, penulis akan menganalisa struktur gedung beton bertulang di Pontianak sesuai dengan peraturan gempa SNI 03-1726 β 2002 dan juga peraturan beton SNI 03-2847-2002. Bangunan yang ditinjau adalah gedung head office dan showroom Yamaha berlantai 6 dengan konstruksi beton bertulang di Jalan Sultan Abdurahman dengan kondisi tanah lunak. Dalam analisis, sistem pembebanan yang dikenakan pada gedung meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa. Analsis dilakukan dengan bantuan program komputer ETABS v9.6. Hasil akhir berupa dimensi elemen-elemen struktur yang direncanakan kuat dan tahan terhadap beban serta ekonomis dari segi biaya. Tangga dan penthouse dihitung terpisah kemudian gaya reaksi yang diperoleh dibebankan pada struktur utama. Analisa struktur utama berupa pelat, balok, kolom dan pondasi. Sementara untuk daerah lift dipandang sebagai voi