1,349 research outputs found

    Metode dan Pengaplikasian Dakwah Islam di Lembaga Studi Islam Assalaam Manado (Siam) Provinsi Sulawesi Utara

    Full text link
    Lembaga-lembaga Islam memerlukan metode untuk melaksanakan perannya dalam pembinaan umat. Dakwah yang dilakukan baik melalui perbuatan maupun melalui lisan harus didukung oleh gerakan dakwah sesuai dengan konsep Islam, terencana, dan selaras dengan Perubahan zaman. Pola metode dakwah seperti inilah yang diaplikasikan oleh Lembaga Studi Islam Assalam Manado (SIAM) dalam pembinaan umat. Salah satu kegiatan dakwah yang dilakukannya adalah pembinaan majelis taklim. Lembaga ini, sejak awal berdirinya pada tanggal 9 April 1994 hingga saat ini, masih terus bergerak secara inovatif dan dinamis dalam mengembangkan majelis-majelis taklim binaannya. Perjalanan panjang telah dilaluinya dalam mengembangkan majelis-majelis taklim binaannya, yang bermula dibentuknya 4 majelis taklim. Kini majelis taklim binaannya sudah berkembang pesat, dan telah berjumlam 39 majelis taklim yang dibagi dalam 7 rayon. Strategi kegiatan dakwah dalam pembinaan majelis taklim di lembaga ini, terdiri atas (1) Penguatan tenaga pengajar Lembaga SIAM, dan (2) dinamisasi teknis kegiatan pembinaan majelis taklim Lembaga SIAM yang dilakukan dengan tiga model, yakni: (a) pengajian mingguan, (b) pengajian bulanan, dan (c) dan pengajian tahunan

    Sistem Pilkada dalam Sorotan Hukum Islam

    Get PDF
    Islam adalah agama yang mengatur kehidupan manusia menuju kehidupan yang paripurna. Sebab Islam merupakan suatu system kehidupan yang komprehensif dan tuntas yang mengatur pondasi yang bijak hingga hal-hal yang terkeci jadi Islam pada hakekatnya membawa ajaran yang bukan hanya mengenai satu membawa ajaran yang bukan hanya mengenai satu dimensi kehidupan saja, tetapi multi dimensi dari kehidupan manusia yaitu dimensi teologi, ibadah, moral, filsafat, hukum termaasuk dalam hal politik. Walaupun demikian, kontroversi mengenai Islam dan urusan kenegaraan atau politik. Pertama, golongan yang berpendapat bahwa islam bukanlah semata-mata agama dalam arti hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi system ajaran lengkap yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia termasuk politik. Kedua, golongan yang berpendapat bahwa Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan (politik), dan ketiga, golongan yang menolak pemikiran pertama dan kedua. Golongan ini berpendapat bahwa Islam tidak terdapat prinsip-prinsip nilai etika dan aturan dalam kehidupan bernegara

    Maslahah dalam Perspektif Hukiim Islam

    Full text link
    Kata maslahah berarti kepentingan, manfaat yang jika digunakan bersama dengan kata mursalah berarti bermakna kepentingan yang tidak terbatas, tidak terikat, atau kepentingan yang diputuskan secara bebas Metode maslahah mursalah muncul sebagai pemahaman mendasar tentang konsep bahwa syari at ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan berfungsi untuk memberikan kemanfaatan dan mencegah kemudaratan. Para ulama ushul fikih membagi maslahah ke dalam tiga kategori yaitu: I maslahah berdasarkan segi Perubahan maslahax, terdiri dari al-maslahah as-sabitah dan al-mastahah al-muiagayyirah 2. Maslahah berdasarkan keberadaan maslahat menurut syara\u27, terdiri dari : al-maslahah al-mu\u27tabarah, al-maslahah al-mulgah, dan al-maslahah al-mursalah. 3. Maslahah berdasarkan segi kualitas dan kepent\u27ngan kemaslahatan, terdiri dari: al-maslahah al-dharuriyyah, al-maslahah al-hajiyyah dan al-maslahah al-tahsiniyah

    Migrant Farmworkers\u27 Perceptions of Pesticide Risk Exposure in Adams County, Pennsylvania: A Cultural Risk Assessment

    Get PDF
    Agricultural exceptionalism, a system in which regular labor laws and standards do not apply to farm labor, makes migrant farmworkers particularly vulnerable populations—economically, socially, and in terms of environmental health. To address inequities inherent in migrant farmworker margin­aliza­tion, studies advocate for actively engaging the migrant farmworker population in the conversation surrounding these issues. We conducted 40 semi­structured interviews with migrant farmworkers in Adams County, Pennsylvania, to understand pesti­cide risk exposure perceptions and practices. We employed the Health Belief Model as our cultural risk assessment frame, using it in combination with technical risk assessment, which uses government calculations (from the Environmental Protection Agency) to quantify pesticide risk exposure. We used mixed methods analyses (quantitative and qualitative) to compare and understand farmworker demographics, perceived risk, perceived control, and risk behavior. Results show that demo­graphics —e.g., age, education, visa status—are important factors in risk perception. They also confirm observations present in many earlier studies. While trainings and educational materials are valuable to help build awareness of risk, a systemic lack of control over their circumstances make it hard for migrant farmworkers to engage in safe behavior. Results also highlight the limitations of technical risk assessment. Such calculations, however, rarely account for risk perceptions and experiences of farm­workers themselves. Acknowledging the voices of migrant farmworkers is an essential first step in rebalancing inequities of power in our food systems, and cultural risk assessment can help frame recommendations that target different stake­holders across the pesticide regulatory spectrum to ensure migrant farmworker needs and safety

    Naskah Purwaning Jagat (Kisah Raja-raja di Tatar Sunda) Analisis Isi dan Fungsi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fungsi naskah Purwaning Jagat bagi masyarakat masa kini melalui kajian analisis isi. Purwaning Jagat adalah sebuah naskah yang berbahasa Jawa dan beraksara Pegon. Di dalamnya terkandung kisah-kisah serta silsilah tentang Raja-raja di tatar Sunda. Naskah ini merupakan naskah gulung dengan panjang 6,3 m. Dalam rangka pengungkapan isi maka dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan kajian filologi. Langkah yang pertama dilakukan yaitu mentransliterasikan teks dalam naskah tersebut kemudian dianalisis kesalahan tulisnya sehingga menghasilkan suntingan teks yang bersih dari kesalahan tulis. Langkah berikutnya yaitu dilakukan penerjemahan terhadap suntingan teks ke dalam bahasa Indonesia. Setelah dihasilkan terjemahan barulah kajian sastra diterapkan guna mengungkap isi atau membunyikan apa yang tersimpan di dalam naskah dengan mempertimbangkan sudut pandang jalinan intertekstualitas. Dalam hal pengungkapan makna digunakan pendekatan hermeneutika yang merupakan metode atau cara untuk menafsirkan simbol berupa teks untuk dicari arti dan maknanya. Selanjutnya, kajian fungsi, kajian fungsi yang akan diungkap di sini yaitu fungsi naskah berdasarkan benda dan fungsi naskah berdasarkan isi bagi masyarakat di masa kini

    Kepadatan Populasi Anjing sebagai Penular Rabies di DKI Jakarta, Bekasi, dan Karawang, 1986

    Full text link
    Direct interviews among households in rural areas as the Districts of Bekasi and Karawang and in urban areas as Central, South, East and North Jakarta have been conducted to know the relationship between dog population and rabies prevalence in the above endemic areas in 1986. The dog population in every household was also observed since the dog is known as the main transmitter of rabies More than two thirds of the households have dogs as pet animals The percentage of households who have dogs as pet animals were 77.6% in rural and 75.2% in urban areas The average numbers of dogs was is 1.5 and 1.7 per household for rural and urban families espectively

    Pengaruh Perilaku Masyarakat dalam Penanganan Anjing Peliharaannya terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program Pemberantasan Rabies

    Full text link
    This study was conducted in rural areas in the districts of Bekasi, Karawang and in urban areas at Central, South, East and North Jakarta in 1986. The way how to take care of the dog by the owner in rural and urban areas influenced the bite cases and the positive rate of rabies among dogs. This difference in vaccination lates of dogs in rural and urban areas is statistically significant (p < 0.05). 65.5% dog owners in rural and 24.0% in urban populations let their dog run around loosely out side the house. In rural areas 82.3% of the Moslem dominated population let their dogs run free as compared to only 37.2% in urban areas. Of non Moslem population in rural area 28.2% let their dog run free as compared to 19.6% population in urban area. The Moslem families in rural areas who tight their dogs were about 0.6% while non Moslem families were 8.4%. In the urban areas the Moslem and non Moslem families have no differences about 5.4% tight their dogs. Non Moslem families in rural and urban areas used to take care of their dog inside the fence (32.4%) while in Moslem population 10.8% in rural, but in the urban areas non Moslem were 42.0% and Moslem 48.2%. The total vaccination coverage was 43.5%, 10.8% in the rural and 55.2% in urban areas. Rabies certificate vaccination owners in rural were 86,1%, and in urban were 70.9%. The study need to be continued in order to determine the dog owner behaviors which influence the dog population increase as a factor influencing the succes of rabies control program in Indonesia
    • …
    corecore