7 research outputs found

    ANALISIS PERILAKU DAN KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA

    Get PDF
    Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ.Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ

    Gambaran Perilaku Wanita Dalam Penggunaan Kontrasepsi Strerilisasi Wanita Di Pamulang, Kota Tangerang Selatan

    Full text link
    Background: TFR in Indonesia since 2002 stagnanted at 2.6. CPR trends Indonesia are increasing but most short term family planning methods. The use of female sterilization contraception in Indonesia is only 2.3%. The female sterilization in Banten province is ranked lowest in Java. Objective: to obtain a description of the user behaviour of sterilization contraception Methods: The design of this study was a RAP (Rapid Assessment Procedure). The informant were 12 wife EFA who used and did not use female sterilization and 14 key informants. Data collection used in-depth interviews and document review. Data is analyzed with content analysis. Result: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to medical indication. Support factors include better knowledge, confidence in contraceptive use, positive attitudes and perception of pregnancy risk. Enabling factors include service availability of services and distance perceptions to contraceptive services do not affect contraceptive use, and the cost is affordable and they have access to good information. Reinforcing factors include husband support and advice from doctors. Conclusion: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to medical indication. Supporting factors are knowledge, attitude, perception of pregnancy risk, belief, and husband support. Inhibiting factors are expensive cost perception, lack of access to information and lack of support of health workers (PLKB and Midwife)

    ABSTINENSI SEKSUAL REMAJA SMP DI KOTA TANGERANG SELATAN

    Get PDF
    Abstract Background: Indonesia is projected to experience the peak of the demographic bonus in 2030. The demographic bonus can turn into a burden if adolescents who are successors are not qualified. Adolescent who are supposed to be 100% absent from sex actually showed an unsatisfactory proportion in several areas. Objective: This study aimed to describe abstinence behavior among adolescents at junior high school in South Tangerang City. Method: This study used a cross sectional design. The study population was junior high school students by selecting 25 junior high schools as the sample. The number of samples were 165 students who were taken incidentally. Data was collected from December 2019 to January 2020 by filling out a questionnaire through interviews. Result: The proportion of abstinence among junior high school students was 80%. The highest abstinence was occurred among adolescent boys and aged 12 years. Most of them carried out positive activities such as art, organization, regular worship, regular exercise, and courses. Most of them admitted that they did not feel seduced, coerced and threatened to have sexual activity. When a sensitive part of the body was touched, respondents acted assertively by refusing, shouting, and hitting. Conclusion: Sexual abstinence among adolescents at junior high school in South Tangerang needs to be increased. Understanding the importance of abstinence needs to be given to adolescents from the onset of puberty by parents, school environment (school organizations and PIKR) and community (religious organizations).   Keywords: Sexual abstinence, Adolescent at Junior High School, South Tangerang     Abstrak Latar belakang: Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi dapat berbalik menjadi beban apabila remaja yang menjadi penerus tidak berkualitas. Remaja yang seharusnya 100 persen absen seks justru menunjukkan proporsi yang tidak menggembirakan di beberapa wilayah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku abstinensi pada remaja usia SMP di Kota Tangerang Selatan. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja usia SMP dengan memilih 25 SMP sebagai sampel. Jumlah sampel sebanyak 165 siswa/siswi yang diambil secara insidentil. Pengumpulan data dilakukan pada Desember 2019 sampai Januari 2020 dengan pengisian kuesioner melalui wawancara. Hasil: Proporsi abstinensi seksual remaja SMP sebesar 80 persen. Abstinensi tertinggi dialami oleh remaja laki-laki dan usia 12 tahun. Sebagian besar melakukan kegiatan positif seperti seni, berorganisasi, rutin beribadah, rutin berolahraga, dan mengikuti seminar/kursus. Sebagian besar responden mengaku tidak pernah merasa dirayu, dipaksa dan diancam untuk melakukan aktivitas seksual. Apabila bagian tubuh sensitifnya disentuh responden melakukan tindakan asertif dengan menolak, berteriak, dan memukul. Kesimpulan: Abstinensi seksual remaja SMP di Tangerang Selatan harus ditingkatkan. Orang tua perlu menjaga dan mengawasi pergaulan anaknya. Pemahaman agama dan pentingnya abstinensi perlu diberikan kepada remaja semenjak awal pubertas dari orang tua, lingkungan sekolah dan masyarakat melalui organisasi keagamaan dan PIKR   Kata kunci: Abstinensi seksual, Remaja SMP, Tangerang Selata

    Analisa manajemen program pemberian MP-ASI biskuit pada baduta yang menjadi korban banjir di Kelurahan Petogogang Jakarta Selatan Tahun 2012

    No full text
    Program MP-ASI biskuit untuk korban bencana bertujuan untuk mengantisipasi agar baduta di daerah bencana tidak mengalami gizi kurang serta mempertahankan status gizi baduta yang sudah baik.Sasaran pemberian MP-ASI adalah anak usia 6-24 bulan di daerah rawan bencana. Akan tetapi, berdasarkan studi pendahuluan, MP-ASI tersebut diberikan kepada semua anak usia 0-5 tahun, sedangkan usia 0 � 6 bulan masih harus diberikan ASI secara eksklusif. Selain itu pengawasan dan penilaian program ini juga belum dilaksanakan, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian program pemberian MP-ASI biskuit pada baduta yang menjadi korban bencana banjir di Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Agustus 2012 dengan sasaran objek yang diteliti yaitu Staf Subdit Bina Konsumsi Makanan Kemenkes RI, Koordinator Gizi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, TPG Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, TPG Puskesmas Kelurahan Petogogan, Kader Kesehatan Puskesmas Kelurahan Petogogan dan ibu baduta korban bencana banjir yang mendapat MP-ASI. Dalam melaksanakan program MP-ASI buffer stock untuk bencana ini masih terdapat ketidaksesuaian dengan perencanaan dan pedoman pemberian MP-ASI serta ketentuan pemberian makan pada baduta. Hal ini terbukti dengan adanya pemberian MP-ASI pada usia di bawah 6 bulan dan di atas 2 tahun. Pengawasan, pelaporan hasil kegiatan dan penilaian program ini belum dilakukan oleh petugas pelaksana tingkat manapun. Kelemahan tersebut disebabkan belum adanya ketentuan konsumsi MP-ASI iii biskuit serta belum adanya sosialisasi terhadap pedoman MP-ASI biskuit pada kondisi bencana ini. Agar program ini dapat mencapai tujuannya, maka dalam perencanaan perlu dilakukan pendataan sasaran terlebih dahulu. Perencanaan untuk melakukan pengawasan, penilaian dan pelaporan hasil kegiatan juga perlu dilakukan. Petunjuk teknis mengenai ketentuan konsumsi MP-ASI ini perlu ditambahkan dalam pedoman MP-ASI buffer stock yang telah dibuat. Selain itu, sosialisasi dan publikasi buku pedoman program ini perlu dilakukan kembali, salah satunya bisa melalui situs perpustakaan Kemenkes RI

    FAST FOODS CONSUMPTION AMONG PUBLIC HEALTH STUDENTS IN DKI JAKARTA PROVINCE DURING COVID-19 PANDEMIC

    Get PDF
    Since WHO declared COVID-19 as a pandemic, there have been many changes in people's lives. Food delivery services makes it easier for people to consume fast food. The high consumption of fast food can lead to obesity, which in several studies is known to have a relationship with the incidence of COVID-19, its severity, and death from COVID-19 even among young people. This study aims to determine the fast foods consumption among Public Health students in DKI Jakarta during COVID-19 pandemic. It used a cross-sectional study design, involved 413 students from 14 institutions in DKI Jakarta. Data collection in November-December 2020 through filling out an online questionnaire. Food with the highest percentage were instant noodles (90.6%), fried chicken (90.6%), fritters (85.2%), chips and ice cream (82.3%), also chicken noodle and meatballs (81.8%). Based on the frequency of eating >3 times a week, the highest were chips (21.3%), instant noodles (19.9%) and fritters (19.4%). Based on the frequency of eating 1-3 times a week, fried chicken (75.8%), instant noodles (70.7%), and meatballs (69%) were the highest. Those foods are high calories, sodium and fat. Education and socialization regarding balanced diet need to be improved to prevent obesity problems during COVID-19 pandemic

    GAMBARAN PERILAKU WANITA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI STRERILISASI WANITA DI PAMULANG, KOTA TANGERANG SELATAN

    No full text
    Background: TFR in Indonesia since 2002 stagnanted at 2.6. CPR trends Indonesia are increasing but most short term family planning methods. The use of female sterilization contraception in Indonesia is only 2.3%. The female sterilization in Banten province is ranked lowest in Java. Objective: to obtain a description of the user behaviour of sterilization contraception Methods: The design of this study was a RAP (Rapid Assessment Procedure). The informant were 12  wife EFA who used and did not use female sterilization and 14 key informants. Data collection used in-depth interviews and document review. Data is analyzed with content analysis. Result: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to medical indication. Support factors include better knowledge, confidence in contraceptive use, positive attitudes and perception of pregnancy risk. Enabling factors include service availability of services and distance perceptions to contraceptive services do not affect contraceptive use, and the cost is affordable and they have access to good information. Reinforcing factors include husband support and advice from doctors. Conclusion: Behaviour of contraceptive use of female sterilization in Puskesmas Pamulang working area due to medical indication. Supporting factors are knowledge, attitude, perception of pregnancy risk, belief, and husband support. Inhibiting factors are expensive cost perception, lack of access to information and lack of support of health workers (PLKB and Midwife).

    Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Kurang pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur Tahun 2022: Factors Associated with Malnutrition in Elementary School Age Children in Pemulung Village, East Jurang Mangu Village, 2022

    No full text
    Latar belakang: Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia, bahkan di kalangan anak sekolah dasar. Masalah gizi umum, seperti gizi kurang dan gizi lebih, dapat mempengaruhi kesehatan anak-anak di masa depan jika masalah gizi ini tidak segera diatasi. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang pada anak usia sekolah dasar di kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur tahun 2022 Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan studi cross sectional. Sebanyak 60 responden dengan usia 7-12 tahun menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan FFQ dan kuesioner, data dikumpulkan pada bulan April-Mei. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian di kampung pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur didapatkan hasil responden yang memiliki status gizi normal sebanyak 71,7%, dan yang memiliki status gizi kurang sebanyak 28,3%, Terdapat hubungan antara pola makan dengan status gizi kurang nilai dengan p-value =0,020. Dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi kurang dengan nilai p-value= 0,019. Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi kejadian gizi kurang antara lain pola makan dan tingkat pengetahuan ibu, sementara pola asuh, pendapatan orang tua, Pendidikan orang tua, pekerjaan ibu dan pekerjaan ayah tidak berhubungan dengan kejadian gizi kurang. Diharapkan ibu-ibu di Kampung Pemulung Kelurahan Jurang Mangu Timur untuk rutin mengikuti kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang untuk anak-anak yang di adakan oleh Pueskesmas atau Tenaga Kesehatan lainnya
    corecore