2 research outputs found

    Inovasi Pelayanan Publik Pada Pelayanan Kesehatan Melalui Program Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II Kabupaten Kebumen

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul Inovasi Pelayanan Publik Pada Pelayanan Kesehatan Melalui Program Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II Kabupaten Kebumen. Inovasi ini dibentuk sebagai usaha menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam menekan angka kematian ibu hamil dan anak, inovasi tersebut dibentuk pada tahun 2018 yang di latar belakangi oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 serta yang terbaru pada tahun 2019 di dukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019. Inovasi merupakan sebuah ide atau gagasan, praktik atau objek yang dianggap suatu hal yang baru baik oleh individu, kelompok atau unit lain untuk diadopsi dan dalam penelitian ini proses inovasi program tersebut menggunakan atribut inovasi menurut Rogers (1983) yang terdiri atas keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, dan observabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif, pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Informan dari penelitian ini adalah Tim Program Inovasi Sakina Peling, Pedagang Sayur Keliling dan Ibu Hamil serta Ibu dengan Bayi. Pengumpulan data melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum Inovasi Sakina Peling di Puskesmas Buluspesantren II berjalan sesuai dengan tujuanya dan mampu menekan angka kematian ibu hamil dan anak. Program ini sudah mampu mendatangkan keuntungan dari segi kepuasan masyarakat, prestasi sosial, dan citra, selain itu program ini cocok diterapkan di wilayah kerja Puskesmas Buluspesantren II dan memiliki nilai yang sejalan dengan visi misi puskesmas sehinggga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Inovasi Sakina Peling pada penerapanya mudah dipahami oleh pedagang sayur keliling maupun masyarakat, namun inovasi ini masih memiliki hambatan yaitu, dari segi anggaran masih bertumpu pada anggaran mandiri puskesmas, serta pandemi covid-19 sehingga kegiatan yang berupa pertemuan sulit dilakukan

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET KONSTRUKSI TANGGA BETON BERTULANG PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI DAN UTILITAS KELAS XI DPIB SMK NEGERI 3 SURABAYA

    Get PDF
    Metode pembelajaran langsung digunakan pada mata pelajaran gambar konstruksi bangunan di SMK Negeri 3 Surabaya dengan media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis dan Lembar Kerja Siswa. Komunikasi yang terbangun selama proses pembelajaran belum tersampaikan secara utuh sehingga kurang memacumotivasi peserta didik. Oleh karena itu, siswa belum jelas dan masih ada beberapa diantara mereka yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Mengingat adanya masalah tersebut, maka digunakan media maket yang dapat menarik perhatian siswa dan sekaligus mampu mewakili penjelasan guru. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata–rata hasil belajar setelah menggunakan Media Maket konstruksi tangga beton bertulang dengan MetodeResearch and Development (R&D). Jenis penelitian ini menggunakan metode Experimen dengan desain penelitian One-Shot Case Study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI DPIB SMK Negeri 3 Surabayayang berjumlah 3 kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI DPIB I dengan jumlah 30 siswa. Teknik sampling menggunakan Sampling Purposive. Pengumpulan data menggunakan metode tes berupa pemberian tes menggambar untuk mendapatkan hasil belajar. Hasil uji hipotesis hasil belajar menghasilkan nilai t hitung > nilai t tabel, yaitu 10,10 > 1,669; yang berarti H0 ditolak sedangkan Ha diterima, artinya rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan Media Maket dengan Metode R&D lebih besar dari KKM (>) dari 73 dan tergolong dalam kriteria Baik.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan denganMedia Maket Konsrtuksi Tangga Beton Bertulang yang sudah tervalidasi dengan hasil Sangat Valid dan penekananMetode R&D dalam proses belajar mengajar dapat memberikan hasil belajar siswa yang baik dan memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
    corecore