187 research outputs found

    Desain Pembuatan dan Uji Coba Kumparan Helmholtz Berbentuk Lingkaran

    Full text link
    Design and study of Helmholtz coils have been carried out. The coils diameter was designed of about 13 cm and number of turns of 50, 100, 150, 200 and 250. Magnetic field that produced by those coils was measured using pasco magnetic probe PS-2162 as a function of an applied current, distances and number of turns. As comparison, then the magnetic field produced by these coils had been compared to the standard one. Maximum value of magnetic field was obtained at the center of the coil. For an applied current of 2 A, then the magnetic field at the center of the coils either standard one or the designed one was 7.156 x 10-5T and 5.907 x 10-5T respectively. The value of magnetic field increases as number of turns and current are increased, for the coils with number of turns of 50 and 250 that carrying current of 1.0 A produced a magnetic field of 5.241 x 10-5T and 6.208 x 10-5T respectively. This is due to the direct relationship between current (I) and number of turns (N) against magnetic field as expected. The value of magnetic field decreases as moving away from the center of coil either in horizontal or vertical direction

    Perlakuan Akuntansi terhadap Pemanfaatan Sisa Bahan pada PT. Delta Pasific Indotuna

    Full text link
    Perdagangan dunia yang terjadi pada saat ini mendorong terciptanya suatu persaingan global dalam berbagai bidang usaha. Permasalahan yang timbul sangat beragam, termasuk didalamnya dalam proses produksi. Masalah sisa bahan adalah masalah yang tidak dapat dihindari dari suatu proses produksi, dengan adanya sisa bahan Perusahaan dapat mencari keuntungan lewat pembuatan kembali sisa bahan. Tujuan penelitian pada PT. Delta Pasific Indotuna adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi terhadap pemanfaatan sisa bahan. Dalam proses produksi setiap hari Perusahaan tidak luput dari sisa bahan. Sisa bahan dari produk ini berupa daging dan tulang ikan yang digunakan sebagai produk utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa bahan dalam proses produksi yang diolah kembali, dapat dijadikan pendapatan Perusahaan untuk sisa bahan dan dapat mengurangi harga pokok bahan baku. Sebaiknya Perusahaan dalam pencatatannya menyajikan dengan rinci data taksiran biaya produksi untuk mengolah sisa bahan agar lebih mudah dan akurat dalam menghitung harga pokok untuk sisa bahan yang diproses lebih lanjut. Kata kunci: perlakuan akuntansi, pemanfaatan sisa bahan

    Pengaruh Ekstrak Methanol Biji Pare (Momordica Charantia) dan DMPA terhadap Jumlah Sel Purkinje Cerebellum Mencit (Mus Musculus L.)

    Full text link
    Perubahan jumlah sel purkinje cerebellum mencit dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya gangguan terhadap otak kecil pada pemberian ekstrak methanol biji pare (Momordica carantia L.) dan DMPA. Metode eksperimen digunakan untuk menentukan perbedaan yang terjadi pada tiap kelompok kontrol dan pemberian lama pemberian ekstrak biji pare dan DMPA. Kelompok kontrol terbagi dalam K0, K1, dan K2 dengan waktu berturut-turut 0, 4, dan 8 minggu. Kelompok perlakuan terdiri dari (P0) biji pare 0 minggu secara oral dan DMPA intramuskular (@ 6 jam), (P1) biji pare dan DMPA (@4 minggu), (P2) biji pare dan DMPA (@8 minggu). Masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit sehingga total mencit jantan adalah 30 ekor. Dosis ekstrak metanol biji pare adalah 5mg/10g berat badan mencit yang diberikan secara oral) (Yama et al. 2011). Sedangkan dosis DMPA sebesar 0,175 mg/ekor mencit yang diberikan secara intramuskular (Ilyas 2014). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05) antara kontrol dan perlakuan pada 0, 4, dan 8 minggu terhadap jumlah sel purkinje cerebellum mencit. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak metanol biji pare dan DMPA aman terhadap perbedaan jumlah cerebellum mencit

    Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit (Mus Musculus L.) yang Dipajankan Monosodium Glutamat (MSG)

    Full text link
    The aim of this research is to study the effect of vitamin C and E on kidney microstructure of mouse exposed to monosodium glutamate for 30 days. This research used complete randomized design which consisted of 6 treatments and 5 replications. The control consisted of K-, and K+ (castor oil 0.3 ml). The treatments were MSG 4 mg/g BW, P1 (only MSG), P2 (MSG plus vitamin C 0.26 mg/g BW), P3 (MSG plus vitamin E 0.026 mg/g BW) and P4 (MSG plus vitamin C and E). After treatments were completed, the mice were sacrificed by cervical dislocation, and kidney tissue section was prepared by the paraffin method and stained with Haematoxylin and Eosin staining. Microstructure damage of kidneys showed a significant difference between control and treatments. In P1, the proximal tubule damage was 69.95%±5 and in P4 was 47.22%±3. In summary MSG can cause damage in the form of a narrowing of the lumen of the proximal tubules of the kidney. A combination of vitamins C and E can reduce the effect of MSG on the kidney

    2,3,7,8-TETRAKLORODIBENZO-P-DIOKSIN (TCDD) MEMACU AKTIVITAS BIOSINTESIS PROTEIN DI JARINGAN PALATUM EMBRIO MENCIT

    Get PDF
    Bahan pencemar dioksin 2,3,7,8-Tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD) yang diberikan pada mencit bunting menyebabkan janin yang dihasilkan menderita cacat cleft palate, dengan ciri bilah palatum kerdil atau bilah palatum tumbuh pendek. Telah dilakukan penelitian untuk menguji apakah pengurangan biosintesis protein terlibat sebagai mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan bilah palatum oleh TCDD. Delapan ekor mencit bunting dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing diberi TCDD dosis 0, 5, 10, atau 20 μg/kg berat badan pada hari ke-12 kebuntingan. Besaran aktivitas biosintesis protein jaringan palatum embrio ditentukan dengan teknik AgNOR pada sediaan histologis irisan jaringan kraniofasial embrio usia kebuntingan hari ke-15. Nucleolar Organizing Region (NOR) adalah tempat biogenesis ribosom di inti sel yang jumlahnya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas biosintesis protein sel. Rataan jumlah butir AgNOR sel-sel jaringan palatum yang terendah adalah 2,51±0,167 untuk perlakuan 0 μg/kg bb (kontrol), dan berturut-turut 2,87±0,146, 2,87±0,190, dan 2,88±0,160 untuk perlakuan dosis 5, 10, dan 20 μg/kg bb. Jumlah butir AgNOR pada seluruh kelompok yang diberi TCDD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah butir AgNOR pada kontrol (P < 0,05). Disimpulkan, pengurangan biosintesis protein bukanlah mekanisme yang mendasari hambatan pertumbuhan palatum mencit oleh TCDD. Diduga, peningkatan biosintesis protein oleh TCDD menimbulkan kekacauan keseimbangan protein-protein faktor tumbuh di jaringan palatum dan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan diferensias
    • …
    corecore