87 research outputs found

    Geriatric Medicine, Sarkopenia, Frailty, dan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut: Tantangan Masa Depan Pendidikan, Penelitian dan Pelayanan Kedokteran di Indonesia

    Full text link
    Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran dengan fokus pada penuaan dini dan tatalaksana penyakit terkaitusia lanjut. Proses menua mengakibatkan penurunan fungsi sistem organ seperti sistem sensorik, sarafpusat, pencernaan, kardiovaskular, dan sistem respirasi. Selain itu terjadi pula Perubahan komposisitubuh, yaitu penurunan massa otot, peningkatan massa dan sentralisasi lemak, serta peningkatanlemak intramuscular. Masalah yang sering dijumpai pada pasien geriatri adalah sindrom geriatri yangmeliputi: imobilisasi, instabilitas, inkontinensia, insomnia, depresi, infeksi, defisiensi imun, gangguanpendengaran dan penglihatan, gangguan intelektual, kolon irritable, impecunity, dan impotensi. Dimasa yang akan datang diperlukan tempat rawat jalan terpadu dan perawatan kasus akut geriatri dirumah sakit di seluruh Indonesia. Program lainnya adalah nutrisi usia lanjut, tempat istirahat sementara,layanan psiko-geriatri dan dementia care, dukungan care giver, pencegahan penyakit kronis dankonseling, serta menyiapkan moda transportasi yang sesuai

    Evaluasi Kinerja Peralatan Pemboran Berarah di Lapangan Lepas Pantai “Mln” Laut Jawa

    Full text link
    Pada operasi pemboran selalu diinginkan lubang yang lurus atau vertikal karena operasinya lebihmudah dan lebih murah. Akan tetapi, terkadang dalam Kenyataannya tidak selalu demikian, banyakmasalah yang timbul ketika melakukan pemboran vertikal. Oleh karena itu, diperlukannyapemboran berarah sebagai solusi untuk mengatasi masalah dalam pemboran vertikal. Terdapatbeberapa hal yang patut diperhatikan dalam pemboran berarah, salah satunya ialah pemilihanrangkaian BHA yang tepat. BHA ialah serangkaian kombinasi peralatan bawah permukaan yangdipasang pada rangkaian drill string sehingga diperoleh suatu performa yang baik dalammembentuk kemiringan atau arah dari lintasan lubang bor dalam mencapai target pada pemboranberarah. Terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengoperasian pemboran berarah,yaitu faktor formasi dan lithology batuan, pemilihan rangkaian BHA, hidrolika pemboran sertaparameter – parameter pemboran untuk menghasilkan ROP (Rate Of Penetration), WOB (WeightOn Bit) dan RPM (Rotation Per Minute) yang maksimal. Pemboran berarah merupakan salah satuaspek penting dalam operasi pemboran, dimana perlu diketahui target permukaan dan dibawahpermukaan agar dapat direncanakan pola lintasan (Trajectory) dari sumur yang akan di bor. DalamTugas Akhir ini akan dilakukan Evaluasi terhadap kinerja peralatan pemboran berarah yangdigunakan yaitu Down Hole Drilling Motor (DHDM) pada sumur S-02 dan Rotary Steerable System(RSS) pada sumur K-02

    The Characteristics of Hemophilic Patients with Decreased Bone Density in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta

    Full text link
    Background: Hemophilia can cause musculoskeletal complications and decreased bone density is one of those complications. The profile of hemophilic patients with decreased bone density in Indonesia is still unknown.Objective: To estimate the proportion of decreased bone density hemophilia and to learn the characteristics of hemophilic patients with decreased bone density.Methods: This is a cross-sectional study done in June - November 2012. Subjects were adult hemophilic patients from 19-50 years old in Hematology- Oncology outpatient clinic Cipto Mangunkusumo Hospital. Estimated variables were bone density mass, age, bodymass index, physical activity, arthropathy, substitution therapy, HIV, and HCV infection.Result: 63 subjects were included in the study with median age of 26 years old. The proportion of decreased bone density in hemophilia was 6.3%. Subjects with decreased bone density were younger (19 years old vs 26 years old), have lower BMI (18,6 + 2,8 kg/m2 vs 21,5 + 3,8 kg/m2), used more substitution therapy (4047 IU/month vs 2000 IU/month), and have better clinical arthropathy score. HCV infection happened on 25% subjects with decreased bone density while HIV was on 1.6% of subjects.Conclusion: Decreased bone density was found in 6.3% of subjects with hemophilia. They were younger, have lower BMI, better joint score, lower infection caused by transfusion, and more bleeding compared with subjects with normal bone density

    THE PERFORMANCE EFFECTS OF SOLID WASTE FROM BAGASSE ON INCREASED OIL RECOVERY

    Get PDF
    Aims: This study aims to determine the synthesis of bagasse to form surfactants and evaluation of the performance of the sample to increase oil yield. Indonesia generates very large amounts of solid waste, without recycling or adequate management efforts to preserve the environment. Bagasse emerged as one of the most abundant biomass due to the operations of large plantations and factories. Furthermore, previous studies showed extensive uses in the fields of compost, animal feed, bioethanol energy, paper, and reinforced building materials. Methodology and Results: Lignin was extracted from bagasse to process sodium lignosulfonate surfactant (SLS surfactant). The synthesis was characterized several times, and certain examples showed significant HLB values, as a function of emulsion builder. This condition in the oil reservoir is required to reduce interface stress (IFT) and friction in the movement of particles. Another analyses involves the assessment of core flooding of specific synthetic core and crude samples. Conclusion, significance and impact of study: The results confirm the ability of surfactant bagasse to increase oil recovery, namely the HLB value of 11.6. The results also show the surfactant classification with the ability to form a middle-phase emulsion in order to increase petroleum products. Therefore, bagasse as solid waste has a performance effect on the process of increasing petroleum production

    Kajian Metode Buckley Leverett untuk Prediksi Peningkatan Perolehan Minyak di Sumur Mt-02 Lapangan X

    Full text link
    Lapangan X adalah lapangan minyak yang terletak di Blok YZ, Provinsi Jawa Timur. Lapangan inimemiliki 24 sumur minyak, salah satunya adalah sumur minyak MT-02. Puncak produksi Lapangan Xtelah dicapai pada bulan Oktober 2011 dan selanjutnya perolehan minyak terus menurun secaraperlahan. Sumur yang juga ikut menurun perolehan minyaknya adalah sumur minyak MT-02. Dengandemikian injeksi air direncanakan untuk dilakukan di sumur minyak MT-02 dalam rangkameningkatkan perolehan minyak di sumur tersebut. Adapun dalam perencanaan injeksi air tersebutdigunakan sumur MT-06 sebagai sumur injeksi tunggal. Dalam tugas akhir ini, kajian metode Buckley-Leverett yang merupakan metode prediksi yang klasik dipakai untuk memprediksi peningkatanperolehan minyak pada sumur minyak MT-02. Sebelum dilakukan kajian terlebih dahulu dilakukanperhitungan awal untuk menentukkan harga Recovery Factor (RF) sebelum injeksi air, sisa cadanganminyak yang dapat diambil dengan injeksi air (Remaining Reserve atau RR) dan tekanan serta lajuinjeksi air yang akan digunakan. Buckley-Leverett membagi prediksi kinerja injeksi air tersebutmenjadi 2 periode yaitu periode prior hingga breakthrough dan periode after breakthrough. Denganmenghitung beberapa parameter kinerja injeksi air seperti perbandingan mobilitas, efisiensipenyapuan areal, efisiensi pendesakkan, kumulatif air yang diinjeksikan, kumulatif produksi minyak,kumulatif produksi air, laju produksi minyak, laju produksi air dan surface water oil ratio pada keduaperiode tersebut maka dapat diprediksi kinerja injeksi air di sumur minyak MT-02. Selanjutnya denganmenggunakan nilai kumulatif produksi minyak hasil perhitungan Buckley Leverett pada kedua periodeinjeksi maka dapat diprediksikan besarnya peningkatan perolehan minyak dan faktor peningkatanperolehan minyak (Efficiency RF) melalui injeksi air pada sumur minyak MT-02. Berdasarkan hasilperhitungan awal, diperoleh harga RFsebelum injeksi air atau primary RFsebesar 14 % daricadangan awal minyak di tempat dan cadangan minyak sisa yang dapat diambil dengan injeksi airsebesar 592,295 MSTB. Dengan menggunakan laju injeksi air sebesar 220 BBL/hari, maka,diprediksikan waktu breakthrough adalah 3,9 tahun dan total waktu yang diperlukan sampai injeksiberakhir yaitu 12 tahun terhitung sejak injeksi air dimulai. Adapun dengan perencanaan injeksi air disumur minyak MT-02 maka prediksi peningkatan perolehan minyak yang diperoleh adalah senilai278,705 MSTB dengan nilai Efficiency RFmelalui injeksi air di sumur tersebut sebesar 40,47 % daricadangan awal minyak di tempat. Selanjutnya, dengan menjumlahkan harga Primary RF denganEfficiency RF maka didapatkan harga Final RF sebesar 54,47 % yang merupakan keseluruhan faktorperolehan minyak yang diperoleh melalui primary recovery dan injeksi air di sumur minyak MT-02

    Analisa Spektrum Infra Red Pada Proses Sintesa Lignin Ampas Tebu Menjadi Surfaktan Lignosulfonat

    Get PDF
    Secara umum, lignin adalah salah satu komponen penyusun tumbuhan yang biasa terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Ampas tebu adalah salah satu bahan limbah yang di dalamnya masih terdapat lignin. Ampas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu. Ampas tebu yang dipergunakan adalah ampas tebu setelah proses penggilingan ke lima kali dari proses pembuatan gula. Selama ini ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pabrik gula dan pakan ternak. Dengan proses pemisahan lignin dari ampas tebu dapat memberi nilai tambah pemanfaatan ampas tebu sekaligus sebagai alternatif mendapatkan surfaktan nabati. Surfaktan komersial yang selama ini telah digunakan umumnya berbahan baku minyak bumi. Lignin merupakan bahan baku pembentuk Lignosulfonat sebagai salah satu jenis surfaktan anionik yang digunakan sebagai bahan baku pada Injeksi Surfaktan untuk meningkatkan perolehan produksi minyak. Salah satu metoda sintesa yang digunakan untuk memisahkan lignin dari ampas tebu adalah menggunakan Natrium Hidroksida. Hasil lignin yang terbentuk dikarakterisasi dengan metode spektroskopis Infra Red untuk mengetahui gugus-gugus fungsi khas yang terdapat pada struktur lignin dan dibandingkan dengan spektrum lignin komersial standar . Selanjutkan dilakukan proses sulfonasi untuk membentuk lignosulfonat yang hasilnya juga diuji dengan Infra Red dan dibandingkan dengan spektrum sulfonat komersial standar sehingga dapat diketahui komponen di dalamya

    Inducing and Aggravating Factors of Gastroesophageal Reflux Symptoms

    Get PDF
    Gastroesophageal reflux disease (subsequently abbreviated as GERD) is a disease commonly found in the community. Several factors have been recognized as inducing and aggravating factors of GERD symptoms such as older age, female gender, obesity, smoking habit, alcohol consumption, certain diet and poor eating habit like eating fatty, spicy, and acid food

    Kejadian Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Yang Menyebabkan Pasien Usia Lanjut Dirawat Di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo

    Full text link
    Objectives. To determine the prevalence of adverse drug reaction related hospital ad-missions in geriatric patients, to describe the most frequent clinical manifestationsand the drugs responsible to adverse drug reaction related hospital admissions.Design. Observational cross-sectional study.Methods. Naranjo algorithm used to assess the adverse drug reaction causality.Subjects and setting. Geriatric patients admitted to geriatric inpatient installation of Cipto Mangunkusumo general hospital over one month period and assessed for cause of admissions.Results. 14,7% of 102 admissions were identified to be adverse drug reaction related hospital admissions. One adverse drug reaction was categorized as definite and 14 were probable causality. Gastrointestinal bleeding and hypoglicemia were the most common clinical manifestation found. The drugs most frequent responsible for these adverse drug reactions were nonsteroidal antiinflamatory drugs and oral antidiabeticdrugs.Conclusion. Adverse drug reactions are an important cause of hospital admission in geriatric patients
    • …
    corecore