4,345 research outputs found

    Menumbuhkan Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran Berkelanjutan

    Full text link
    Pembelajaran berkelanjutan bagi guru adalah USAha pengembangan profesionaldengan meningkatkan empat kompetensi (Kompetensi pedagogik, profesional,kepribadian, dan sosial). Upaya ini diperlukan untuk memantapkan formulasikompetensi, sehingga memiliki nilai-nilai yang lebih fungsional, sosial, maupunkepribadiannya sehingga akan menjadi guru yang bermartabat, disenangi siswanya,dan melakukan pembelajaran secara efektif. Pembelajaran berkelanjutan, merupakanlangkah pengembangan profesionalitas yang terus menerus harus dilakukan dinamis,dan meningkat, hal tersebut dilakukan oleh tiap guru. Kebijaksanaan Pemerintahuntuk mewadai pelaksanaan pembelajaran berkelanjutan terutama untuk guru-guruyang memiliki kompetensi di bawah standar adalah pengembangan keprofesianberkelanjutan (PKB) yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untukmencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atasstandar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angkakredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. U n s u r PKB mencakup tigahal; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif

    Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan

    Full text link
    Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah kawasan pantai panjanya mencapai 80.000 km atau dua kali keliling bumi dan khatulistiwa. Desa Pagatan terletak pada Kecamatan Kusam Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Waktu tempuh + 8 jam dari Banjarmasin. Pantai pagatan memiliki kawasan lahan basah berupa pantai yang berlumpur. Abrasi ini juga yang menyebabkan air laut menjadi keruh karena gelombang langsung mengikis lapisan pasir pantai dan yang tertinggal hanyalah lumpur. Selain itu, dengan tingkat abrasi yang tinggi garis bibir pantai sudah mendekati infraktruktur jalan. Kalau tidak dilakukan perbaikan penanganan secara cepat, tepat dan efesien, abrasi yang diakibatkan oleh hempasan gelombang akan merusak fasilitas umum yang ada disekitar pantai pagatan tersebut. abrasi dan sedimentasi pantPantai pagatan saat ini mengalami timbunan lumpur yang terdapat di sepanjang garis pantai dan di dasar laut yang jaraknya beberapa ratus meter dari garis atau bibir pantai. Hal ini dikarenakan tidak ada yang mampu menahan lagi hantaran gelombang dari laut. dengan tingkat abrasi yang tinggi garis bibir pantai sudah mendekati infraktruktur jalan. Tujuan penelitian ini ialah untuk merencanakan suatu bangunan pelindung pantai yaitu berfungsi sebagai pengendali atau mengurangi terjadinya abrasi pantai. Sehingga bermafaat menjaga dan melindungi fasilitas umum seperti infrakstruktur jalan, pemukiman, obyek wisata dan lainnya. Kerusakan pantai (abrasi) yang terjadi pada Pantai Pagatan mengakibatkan terancamnya infrakstruktur umum berupa jalan dan pemukiman penduduk, agar melidungi aset yang berada disekitar pantai tersebut dan menghindari kerusakan yang semakin parah maka perlunya dilakukan perencanaan bangunan pelindung pantai pada pantai pagatan sebagai salah satu upaya penanggulangan abrasi.Upaya untuk menanggulangi pengaruh akibat hempasan gelombang pasang maka perlu direncanakanbangunan pelindung pantai yang mana data yang diperlukan data angin, data pasang surut dan juga peta bathimetri, bangunan Revetment dengan bentuk trapesium dengan bidang kemiringan 1 : 1,5 dengan menggunakan bahan utama yaitu batu pecah. Dari hasil perhitungan, di rencanakan bangunan dibuat dari tumpukan batu pecah dengan tinggi bangunan 4,486 m dan lebar puncak 1,667 m.Tinggi gelombang rencana dengan kala ulang 10 adalah 3,2182 m dengan arah dominan datangnya angin dari arah selatan terhadap kontur garis laut. Gelombang pecah terjadi pada kedalaman 3,896 m, sedangkan letak bangunan Revetment pada elevasi 1 m dengan panjang yang dilindungi sepanjang 1 km

    Pendidikan Kewarganegaraan Merupakan Salah Satu Pengejawantahan Dimensi Manusia sebagai Makhluk Individu, Sosial, Susila, dan Makhluk Religi

    Full text link
    Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah membawa misi pendidikan moral bangsa, membentuk warga negara yang cerdas, demokratis, dan berakhlak mulia, yang secara konsisten melestarikan dan mengembangkan cita-cita demokrasi dan membangun karakter bangsa. Sedangkan visi pendidikan Kewarganegraan adalah mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengembangan kemaampuan individu, sehingga menjadi warga Negara yang cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Dengan demikian akan membentukwarga negara Indonesia yang didasarkan pada Pancasila dan karakter positip masyarakat Indonesia. Dimensi manusia sebagai makhluk individual, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk religi dalam kedudukan kita sebagai warga Negara Indonesia, hendaknya dikembangkan secara seimbang. Dimensi manusia tersebut secara konsisten diperjelas dan dipertajam di dalam memandang dirinya sendiri dengan potensi diri pribadi, dan pengembangan kerjasama dengan orang lain untuk membawa keunggulan bangsa dan Negara, serta kepatuhannya untuk mematuhi norma-norma dalam masyarakat, dan aktualiasi dirinya untuk bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal itulah merupakan beberapa materi Pendidikan Kewarganegraan Indonesia, disamping materi-materi lainnya

    Chemical Weed Control in Direct Seeded Rice: The Evaluation of Selected Herbicides for Phytotoxicity to the Rice Plant

    Get PDF
    The phytotoxic effect of 2,4-D amine, 2,4-DIBE-butachlor; butachlor, benthiocarb and molinate on rice plants were assessed. Applications of the herbicides at different time resulted in severe phytotoxicity when applied before seeding. Early postemergent applications were also generally phytotoxic, adversely affecting plant growth and grain yield. Late applications 8 to 10 weeks after seeding were least injurious. Among the herbicides, molinate was the least phytotoxic

    Model Peraga Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains Dan Matematika Di Sekolah Menengah Pertama

    Get PDF
    Salah satu tujuan pembelajaran sains dan matematika di sekolah menengah pertama adalah untuk meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan sains dan matematika siswa sebagai dasar untuk melanjutkanpendidikan ke jenjang selanjutnya. Keberadaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan mengingat sains dan matematika memiliki konsep-konsep abstrak yang seringkali menjadi alasan sulitnya mempelajari materi kedua mata pelajaran tersebut. Media tiga dimensi dalam sains maupun alat peraga dalam matematika merupakan model peraga yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran. Media tiga dimensi dapat berupa gambar yang setidaknya memiliki tiga sisi (depan, belakang dan samping) sehingga sebuah gambar tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai arah. Peranan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep sehingga dengan bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya. Dengan demikian, model peraga dapat digunakan sebagai alat peraga untuk menerangkan konsep materi pelajaran sehingga siswa menjadi lebih tertarik, berminat dan memiliki motivasi belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.Kata-kata kunci : model peraga, media pembelajaran.Abstract : One goal of learning science and mathematics in secondary schools is to improve the knowledge, concepts, and skills of science and mathematics students as a basis for continuing their education to the next. The presence of media in learning is necessary considering the science and mathematics have the abstract concepts that are often the reason for the difficulty of studying the material both these subjects. Three-dimensional media in science andmathematics teaching aids in a visual model that can be used as media of learning. Media can be either three-dimensional image that has at least three sides (front, rear and side) so that a three-dimensional images can be viewed from various directions. The role of teaching aids in mathematics is to put the basic ideas of the concept that with the aid of appropriate props, students can grasp the basic ideas underlying the concept, knowing how to prove a formula or theorem, and can draw a conclusion from the results of his observations. Thus, the model can be used as a visual prop to explain the concept of subject matter so that students become more interested, interested and motivated to learn, which in turn will improve student achievement

    Synthesis of ethyl acetate employing celite-immobilized lipase of Bacillus cereus MTCC 8372

    Full text link
    A wide range of fatty acid esters can be synthesized by esterification and transesterification reactions catalyzed by lipases in non-aqueous systems. In the present study, immobilization of a purified alkaline extra-cellular lipase of Bacillus cereus MTCC 8372 by adsorption on diatomaceous earth (celite) for synthesis of ethyl acetate via transesterification route was investigated. B. cereus lipase was deposited on celite (77% protein binding efficiency) by direct binding from aqueous solution. Immobilized lipase was used to synthesis of ethyl acetate from vinyl acetate and ethanol in n -nonane. Various reaction conditions, such as biocatalyst concentration, substrates concentration, choices of solvents ( n -alkanes), incubation time, temperature, molecular sieves (3&Aring; &times; 1.5 mm), and water activity(a w ), were optimized. The immobilized lipase (25 mg/ml) was used to perform transesterification in n -alkane(s) that resulted in approximately 73.7 mM of ethyl acetate at 55 &deg;C in n -nonane under shaking (160 rpm) after 15 h, when vinyl acetate and ethanol were used in a equimolar ratio (100 mM each). Addition of molecular sieves (3&Aring; &times; 1.5 mm) as well as effect of water activity of saturated salt solutions (KI, KCl and KNO 3 ) to the transesterification efficiency has inhibitory effect. Batch operational stability tests indicated that immobilized lipase had retained 50% of its original catalytic activity after four consecutive batches of 15 h each.<br /

    Microbial lipases : at the interface of aqueous and non-aqueous media: a review

    Full text link
    In recent times, biotechnological applications of microbial lipases in synthesis of many organic molecules have rapidly increased in non-aqueous media. Microbial lipases are the working horses\u27 in biocatalysis and have been extensively studied when their exceptionally high stability in non-aqueous media has been discovered. Stability of lipases in organic solvents makes them commercially feasibile in the enzymatic esterification reactions. Their stability is affected by temperature, reaction medium, water concentration and by the biocatalyst\u27s preparation. An optimization process for ester synthesis from pilot scale to industrial scale in the reaction medium is discussed. The water released during the esterification process can be controlled over a wide range and has a profound effect on the activity of the lipases. Approaches to lipase catalysis like protein engineering, directed evolution and metagenome approach were studied. This review reports the recent development in the field of non-aqueous microbial lipase catalysis and factors controlling the esterification/transesterification processes in organic media

    Fluorescent light (FL), red LED and blue LED spectrums effects on in vitro shoots multiplication

    Get PDF
    Tissue culture in ornamental plants is one of the relevant factors that beat production of vegetables and fruit production worldwide. It has been recognized as an effective tool to enhance large scale of plant multiplication. However, the conventional lighting system may contain unnecessary wavelength that are low quality to promote growth. In this study, experiment was conducted by using Light Emitting Diodes (LED) as an alternative source of lighting. Red and blue LEDs along with fluorescent light (FL) were applied to determine the best source of light in multiplication of rose. Under the same media regimes which are MS media basal and BAP shoot hormone, blue LED had shown more shoots and leaves
    corecore