6 research outputs found

    Bioakumulasi Total Merkuri, Arsen, Kromium, Cadmium, Timbal Di Teluk Totok Dan Teluk Buyat, Sulawesi Utara

    Full text link
    Kajian ilmiah berbagai aspek yang terkait dengan dugaan adanya pencemaran logam berat di Teluk Buyat dan Teluk Totok sedang marak dilakukan, sebagian telah dipaparkan dalam berbagai temu ilmiah. Penelitian ini memberikan informasi seberapa jauh terjadi bioakumulasi dan biomagnifikasi dari logam-logam seperti merkuri, arsen, kromium, cadmium dan timbal dalam ekosistem perairan setempat. Sampel biota laut yang telah diidentifikasi, kemudian dipreparasi dan dianalisa kandungan logam beratnya. Pada penelitian ini didapatkan telah terjadi biomagnifikasi minimal pada kedua logam, yaitu merkuri dan timbal di Teluk Totok, karena sudah terdeteksi pada plankton. Secara umum dapat disimpulkan bahwa akumulasi logam pada biota di Teluk Totok lebih tinggi dari yang terakumulasi pada biota di Teluk Buyat. Logam-logam berat dalam gastropoda lebih tinggi dari pada ikan, kecuali kadar merkuri pada gastropoda di Teluk Buyat yang tidak terdeteksi. Merkuri total (Hg) pada ikan dan gastropoda dari Teluk Totok masing-masing 0,804 dan 1,02 mg/Kg , lebih tinggi dari yang terdeteksi di Teluk Buyat melampaui batas maksimum yang ditetapkan dengan SNI 7387:2009. Kadar total arsen dalam gastropoda di Teluk Totok tujuh kali kadar maksimum menurut SNI 7387:2009. Kadar logam ini dalam gastropoda di Teluk Buyat juga sudah hampir mencapai batas maksimum. Kadar logam cadmium (Cd) dan timbal (Pb), walaupun belum terdeteksi pada ikan, namun pada gastropoda di Teluk Totok sudah mengandung logam Pb dalam kadar yang sudah melampaui batas maksium menurut SNI 7387:2009. Sedangkan untuk tembaga, ditemukan pada Gastropoda dalam kadar yang sangat tinggi di Teluk Buyat dan Teluk Totok, masing-masing 124 mg/Kg dan 116 mg/Kg

    Efek Toksisitas Polutan Tributiltin Terhadap Sel Alga Laut, Kappaphycus Alvarezii

    Get PDF
    Pengaruh subletal TBT pada morfologi sel ganggang terjadi pada konsentrasi 2 ppm -10 ppm, dimulai dengan Perubahan warna yang pudar diikuti dengan pemutihan di tallus. Secara histopatologi, konsentrasi 2-4 ppm struktur sel alga masih utuh sama seperti kontrol, dimana korteks dan medula terdiri dari serangkaian sel berbentuk bulat. Pada konsentrasi TBT 6 ppm, terlihat batas antara sel korteks dan medula hampir tidak ada dan sel menjadi sangat tipis, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi (8 dan 10 ppm) sel korteks dan medula sudah rusak total

    Cytotoxic Activity of Ascidian Eudistoma SP. From Mantehage Island Manado

    Full text link
    Koloni Ascidian genus Eudistoma telah dikoleksi dari perairan Pulau Mantehage, Sulawesi Utara Indonesia. Ekstrak kasar metanolik dari Eudistoma sp. yang diuji sitotoksisitasnya terhadap koloni hamster China (V79) memperlihatkan aktivitas sitotoksik yang tinggi pada pertumbuhan koloni hamster (V79) dimana Eudistoma sp. menunjukkan daya hambat yang kuat (99,5% inhibisi pada 50 μg/mL), uji sitotoksisitas ekstrak kasar Eudistoma sp. terhadap sel kanker HCT-15 (kanker usus) dan sel Jurkat (leukemia) memperlihatkan bahwa organism ini menghambat pertumbuhan HCT-15, dan pada sel Jurkat (leukeumia) menunjukkan penghambatan aktivitas yang lemah. Nilai konsentrasi penghambatan (IC50) terhadap HCT-15 adalah 81.2% pada 50 μg/Ml dan terhadap sel Jurkat adalah 35.4% pada 50 μg/mL. Uji bioesei antimikrobial tidak menunjukkan adanya aktivitas terhadap pertumbuhan bakteri (Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candidaalbicans dan Mucorhiemalis). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Ascidian Eudistoma sp. memiliki sifat aktivitas sitotoksik yang tinggi dan sebagai antikanker sehingga dapat direkomendasikan untuk diteliti lebih lanjut sebagai bahan obat di bidang farmakologi

    The form and distribution of microplastic in sediment and water columns of Manado Bay, North Sulawesi

    Get PDF
    Microplastics are particles measuring <5mm that is the result of degradation from plastic waste that enters the environment. Plastic waste is degraded into microplastics through physical, chemical, and biological processes. Pollutants such as microplastics that enter the waters of Manado Bay can reduce the biological and ecological functions of the ecosystem in the waters. The purpose of this study was to determine the shape and density of microplastics in Manado Bay. The sediment sampling method was carried out by purposive sampling method and for the water, column using a plankton net withdrawal method of 10 meters with 3 replications at 3 stations. The sample will be prepared and then identified. Then the sample density was calculated and then analyzed using a one-way ANOVA test and Pearson correlation. The results showed that there were 4 forms of microplastic found, namely the form of fragments, films, fibers, and foams. The density of sediment sample 1 found 187 microplastic particles with a density of 63.38 particles/kg, at station 2 a total of 479 particles with a density of 182.12 particles/kg, and at station 3 a total of 311 particles with a density of 115.07 particles/kg. In station 1 seawater samples were found 154 particles with a density of 7.26 particles/m³, station 2 a total of 299 particles with a density of 14.10 particles/m³.Keywords: microplastic, shape, density, Manado Bay AbstrakMikroplastik adalah partikel berukuran <5mm hasil degradasi dari sampah plastik yang masuk ke lingkungan. Sampah plastik terdegradasi menjadi mikroplastik melalui proses fisik, kimia, dan biologis. Bahan pencemar mikroplastik yang masuk ke perairan Teluk Manado dapat mengurangi fungsi biologis dan ekologis dari ekosistem yang ada di dalam perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk dan distribusi mikroplastik yang ada di Teluk Manado. Metode pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan metode purposive sampling dan untuk kolom perairan menggunakan metode penarikan plankton net sepanjang 10 meter sebanyak 3 kali ulangan di 3 stasiun. Sampel akan dipreparasi kemudian diidentifikasi. Selanjutnya sampel dihitung kepadatannya kemudian dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA dan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 bentuk mikroplastik yang ditemukan yaitu bentuk fragmen, film, fiber, dan busa. Kepadatan pada sampel sedimen 1 ditemukan 187 partikel mikroplastik dengan kepadatan 63,38 partikel/kg, pada stasiun 2 total 479 partikel dengan kepadatan 182,12 partikel/kg, dan pada stasiun 3 total 311 partikel dengan kepadatan 115,07 partikel/kg. Pada sampel air laut stasiun 1 ditemukan 154 partikel dengan kepadatan 7,26 partikel/m³, stasiun 2 total 299 partikel dengan kepadatan 14,10 partikel/m³.Kata kunci: mikroplastik, bentuk, kepadatan, Teluk Manad

    Accumulation of Heavy Metals (as, Cd, Pb, Hg) on Brown Algae, Padina Australis, Cultivated in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency

    Full text link
    Although heavy metals have relatively low levels in water column and sediments, they will not be degraded and can even be absorbed and accumulated by marine algae. Research on accumulation of heavy metals on algae was done in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency. The research objective was to evaluate the accumulation of four heavy metals, i.e. arsenic (As), cadmium (Cd), plumbum (Pb), and mercury (Hg), on brown macroalgae Padina australis. The alga was introduced and cultivated in the research area using bottom method. The same method was also used in the experiment. One-week acclimatization process was done prior the experiment. Sampling of alga's thallus was carried out every two weeks to measure the concentration of metals. The experiment was terminated after six weeks. Bottom sediment was also collected at the beginning of the experiment to measure the metal concentration. The results showed that the heavy metals (As, Cd, Pb, and Hg) were accumulated in the algae. The highest concentration of Cd, Pb, and Hg accumulated in the algae was 0.15 mg/kg wet weight, 3.5 mg/kg wet weight, and 0.009 mg/kg wet weight, respectively. All the concentrations were higher than the initial concentration of each metal. Accumulation of As was also occurred with the highest concentration (1,9 mg/kg wet weigh) occurred at fourth weeks; however, it was lower than the initial concentration. The accumulation varied according to type of metals and time; accumulation of Cd, Pb, and Hg were occurred on second weeks of cultivations and As on the fourth weeks. It can be concluded that cultivated alga can accumulate heavy metals.Indonesian title: Akumulasi logam berat (As, Cd, Pb, Hg) pada alga coklat, Padina australis, yang dibudidaya di Perairan Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utar
    corecore