22 research outputs found
HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DAN PENYAKIT KULIT DI HUNIAN SEMENTARA PASCA BENCANA KELURAHAN LERE, KECAMATAN PALU BARAT, KOTA PALU
Sanitasi dasar ialah upaya minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan dengan menitikberatkan pada aspek pengawasan berbagai faktor lingkungan yang akan mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dengan kejadian penyakit diare dan penyakit kulit di hunian sementara pasca bencana Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu. Adapun populasi dan sampel adalah kepala keluarga pengungsi yang mendiami hunian sementara dengan jumlahsampel sebanyak 135 kepala keluarga yang diambil secara acak (random sampling). Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan uji statistikpearson correlation dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dikatakan bermakna jika p 0,05)
PELATIHAN PEMBUATAN PENYARINGAN AIR SEDERHANA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT
ABSTRAK           Ketersediaan air bersih sejak dahulu sudah menjadi salah satu ciri kesejahteraan masyarakat. Betapa tidak tanpa ada air bersih tidak mungkin terwujud masyarakat sejahtera, masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.Sebagai praktisi kesehatan dalam rangka mendukung visi misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebagai wujud partisipasi dalam mengembangan kesehatan masyarakat, maka dilaksanakan Pengabdian Kolaboratif judul : Pelatihan Pembuatan Penyaringan Air Sederhana Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Masyarakat yang berlokasi di Desa Bulotalangi Timur, Kec. Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango, yang dilaksanakan selama 1 bulan. Tujuan Kegiatan ini untuk dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara pembuatan penyaringan air sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh disekitarnya agar dapat menjamin ketersediaan air bersih di daerah yang biasanya mengalami kesulitan air bersih akibat bencana banjir mauun pada musim kemarau.Kegiatan ini melibatkan 30 orang peserta. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan bagaimana cara pembuatan penyaringan air sederhana yang bisa digunakan sebagai sumber air bersih bagi keluarga. Hasil Kegiatan pelatihan ini didapatkan dua unit penyaringan air sebagai percontohan, kemudian secara teknis penyaringan air dapat diterima masyarakat karena materialnya mudah didapatkan dan dapat diterima masyarakat. Kata Kunci ; Pelatihan, Penyaringan, air bersih,Kebutuhan Masyarakat ABSTRACT The availability of clean water has always been one of the characteristics of community welfare. How not without clean water it is impossible to create a prosperous society, a society that is physically and mentally healthy. As a health practitioner in order to support the vision and mission of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, as a form of participation in developing public health, a Collaborative Service will be carried out entitled: Training for Making Screening Simple Water to Meet the Clean Water Needs of the Community located in East Bulotalangi Village, Kec. Bulango Timur, Bone Bolango Regency, which was held for 1 month. The purpose of this activity is to be able to provide information and knowledge to the public about how to make simple water filtration by utilizing natural materials that are easily obtained around it in order to ensure the availability of clean water in areas that usually experience water shortages due to floods and dry seasons. It involves 30 participants. The method of implementing the activity is training on how to make a simple water filter that can be used as a source of clean water for families. The results of this training activity resulted in two water filtration units as pilots, then technically the water filtration was acceptable to the community because the materials were easy to obtain and acceptable to the community.  Keywords ; Training, Filtering, Clean water, Community Need
ANALISIS HYGIENE SANITASI DAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI RUMAH MAKAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Rumah makan menjadi fasilitas umum yang memiliki potensi dalam penyebaran wabah Covid-19. WHO melaporkan bahwa potensi penularan Covid 19 pada makanan dapat terjadi melalui tangan, pekerja atau pengunjung yang bersin, dan batuk.Higiene sanitasi rumah makan dan Protokol kesehatan merupakan aspek penting dalam pengendalian Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan anatara hygiene sanitasi dengan penerapan protokol kesehatan di rumah makan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis statistik bivariat menggunakan uji fisher. Subyek penelitian adalah rumah makan yang berada di wilayah Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang berjumlah 23 rumah makan. Hasil penelitian menunjukkan 69,6 telah memenuhi syarat, dan (30,4%)tidak memenuhi syarat, sedangkan untuk penelitian penerapan protokol kesehatan Covid-19 dari 23 rumah makan yang menerapkan (56,6%) dan tidak menerapkan (43,4%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel kodisi higiene sanitasi rumah makan dan penerapan protokol kesehatan (p<0,05). Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan berupa pelatihan kepada karyawan dan pemilik rumah makan terkait dengan higiene sanitasi rumah makan dan pelayanan selama masa pandemi covid-1
CONTAMINATION OF WORM EGGS IN CABBAGE (BRASSICA OLERACEA) AND LETTUCE VEGETABLES (LACTUCA SATIVA) IN TRADITIONAL MARKETS OF MAKASSAR
Helminthiasis is still a public health problem in the tropics right now, especially those caused by intestinal nematodes that are transmitted through soil or often called Soil-Transmitted Helminthes (STH), cabbage and lettuce are one of the vegetables that have the potential to contaminate Soil-Transmitted Helminth. The purpose of this study was to find out the types of worm eggs in cabbage (Brassica oleracea) and lettuce (Lactuca sativa) in the traditional markets of Daya, Tamamaung, Kalimbu, Sambung Jawa, and Hartako market in Makassar. The type of this research is descriptive research. Research locations were conducted in five traditional markets in Makassar, including Pasar Daya, Tamamaung, Kalimbu, Sambung Jawa, and Hartaco markets, as well as examinations carried out in the parasitology laboratory of the Environmental Health Department Makassar Health Polytechnic. The samples of cabbage and lettuce were 20 samples, 2 samples of cabbage vegetables and 2 samples of lettuce vegetables taken from each market. The results of this study showed that of the 20 samples of cabbage and lettuce which tested positive for worm egg contamination as many as 14 samples (70%). All samples of cabbage and four of lettuce contaminated with worms. Cabbage and lettuce were sold in the Daya, Tamamaung, Kalimbu, and Sambung Jawa markets more contaminated with worm eggs compared to the Hartako market. The researcher found Ascaris lumbricoides worm eggs on cabbage and lettuce samples. The conclusions obtained from the conducted research are all cabbage in the five traditional markets of Makassar contaminated with Ascaris lumbricoides and four of lettuce vegetables also contaminated with Ascaris lumbricoides worm eggs. Keywords: cabbage vegetables and lettuce, worm eggs, Ascaris lumbricoide
Identifikasi Gas Karbon Monoksida Di Persimpangan Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar
Karbon Monoksida atau CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengiritasi yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kadar Karbon Monoksida di persimpangan jalan Sultan Alauddin Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada dua titik lokasi. Alat yang digunakan adalah Odalog dan Hygrothermometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon monoksida pada titik I yaitu di pertigaan jalan Monumen Emmy Saelan-Sultan Alauddin pada pagi hari sebesar 9508,57 µg/Nm3, siang hari sebesar 7748,57 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 13302,85 µg/Nm3 dan pada titik II yaitu di Pertigaan Jl. Sultan Alauddin-A.P Pettarani pada pagi hari sebesar 8571,42 µg/Nm3, siang hari sebesar 5645,71 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 6902,85 µg/Nm3.Hasil pengukuran menunjukkan dibawah standar baku mutu udara ambien yang ditetapkanberdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup.Kata Kunci : Karbon Monoksid
Hubungan Kondisi Rumah Dengan Kejadian Penyakit TBC Paru Di kelurahan Baraya Kecamatan Bontoala Kota Makassar
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberkulosis. Umumnya setelah masuk ke dalam tubuh melalui rongga pernapasan, bakteri ini akan menuju ke paruparu.Tetapi bukan hanya di paruparu,bakteri ini juga dapat menuju organ tubuh lain,seperti ginjal, limpa, tulang dan otak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Hubungan antara kejadian penyakit Tuberculosis paru dengan beberapa faktor kondisi rumah yaitu Kepadatan penghuni, Kamarisasi, Ventilasi, suhu, kelembaban, dan pencahayaan . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Dengan Uji Chi-Square, adapun sampel dalam penelitian ini yaitu 65 rumah.Hasil dari penelitian ini didapatkan kepadatan penghuni yang memenuhi syarat (p=0,000), Ventilasi yang memenuhi syarat (p=0,000), Suhu yang memenuhi syarat (p=0,000), Kelembaban yang memenuhi syarat (p=0,000), Pencahayaan yang tidak memenuhi syarat (p=0,757).Kesimpulan yang didapatkan yaitu ada hubungan yang signifikan antara TBC paru dengan Kepadatan penghuni, Kamarisasi, Ventilasi, Suhu,dan Kelembaban,Tidak ada hubungan antara TBC paru dengan Pencahayaan terhadap kejadian penyakit Tuberculosis Paru . Maka itu disarankan untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya serta penanganan penyakit Tuberculosi Paru secara rutin.Kata kunci : Kondisi rumah, Kejadian penyakit TBC par
TINGKAT KUANTITATIF PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBEL (Pb) DALAM UDARA AMBIEN DI TERMINAL MALENGKERI KOTA MAKASSAR
ABSTRAK Pencemaran udara yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara seperti timbel (Pb).Timbel (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel.Aerosol Timbel (Pb) sebagian besar dihasilkan dari asap kendaraan bermotor dan industry yang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang pencemaran logam berat timbel (Pb) pada udara ambien di sekitar Terminal Malengkeri Kota Makassar.Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dengan pengambilan sampel pada tiga lokasi masing-masing satu titik. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil kandungan logam berat timbel (Pb) di pintu masuk yaitu 0,022 µg/Nm3, di bagian tengah yaitu 0,009 dan di pintu keluar Terminal Malengkeri µg/Nm3,Kota Makassar yaitu 0,027µg/Nm3. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Lampiran Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu & Kriteria Kerusakan Lingkungan setelah pengujian satu jam pengukuran yaitu 2 µg/Nm3. Meskipun demikian disarankan adanya penghijauan dan penanaman pohon di kawasan Terminal Malengkeri Kota Makassar, karena pohon dapat menyerappenyebaran timbel (Pb) di udara. Kata Kunci                  : Timbel (Pb), Udara Ambien, dan Terminal
ANALISIS KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DAN SULFUR DIOKSIDA (SO2) UDARA PADA SUMBER BERGERAK DI JALAN A.P PETTARANI DAN RAPOCCINI RAYA KOTA MAKASSAR
Karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SO2). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengatahui Konsentrasi Karbon Monoksida dan Sulfur Dioksida di udara pada sumber bergerak di jalan A. P. Pettarani dan Rapoccini Raya kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan. Hasil penelitian CO diperoleh di jalan A.P. Pettarani (Persimpangan jalan Urip Sumoharjo pada pagi dan sore yaitu 5.725 µg/m3 dan 18.580 µg/m3) dan (Persimpangan jalan Sultan Alauddin pada pagi dan sore yaitu 5.325 µg/m3 dan 11.623 µg/m3) sedangkan hasil yang diperoleh di jalan Rapoccini Raya (Persimpangan jalan Veteran Selatan pada pagi dan sore yaitu 6.184 µg/m3 dan 5.640 µg/m3) dan (Persimpangan jalan A.P.Pettarani pada pagi dan sore yaitu 6.527 µg/m3 dan 5.239 µg/m3). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Karbon Monoksida tertinggi terdapat pada jalan A.P. Pettarani Persimpangan jalan Urip Sumoharjo pada sore. Hasil penelitian SO2 disemua lokasi diperoleh nihil (memenuhi syarat). Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) pada pagi dan sore hari dijalan A.P. Pettarani dan jalan Rapoccini Raya Kota Makassar, hasil tertinggi pada sore hari dijalan A.P. Pettarani (persimpangan jalan urip sumoharjo) sebesar 18.580 μg/Nm3, sedangkan hasil terendah pada sore hari dijalan Rapoccini Raya (persimpangan jalan pettarani) sebesar 5.239 μg/Nm3. masih memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomer 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Udara Dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup, untuk Karbon Monoksida dengan standar 30.000 μg/Nm3. Kata kunci : Karbon Monoksida dan Sulfur Dioksid