21 research outputs found
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif berbasis Android untuk Melatihkan Proses Ilmiah (5M) dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Fluida SMA
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis Android untuk melatihkan proses ilmiah (5M) dengan pendekatan saintifik pada materi fluida SMA yang valid, praktis dan efektif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implement, Evaluate). Sasaran penelitian adalah 20 siswa kelas X SMA Muhammadiya 9 Surabaya. Kevalidan media memperoleh kriteria valid dan sangat valid (bahasa 78.03%, media 90,74% dan materi 81,48%). Kepraktisan pembelajaran memperoleh 89,74% kriteria sangat baik. Kendala yang dihadapi saat pembelajaran adalah akses internet yang mengganggu kelancaran pemutaran video, hal ini diatasi dengan penggunaan LCD dikelas. Keefektifan media pada penilaian proses ilmiah (5M) memperoleh kriteria sangat baik (mengamati 91,25%; Menanya 91,25%; Mencoba 92,5%; Menalar 88,75%; dan mengomunikasikan 91,25%), sedangkan pada respon siswa memperoleh 85% kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil kevalidan, kepraktisan dan keefektifan peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis Android yang dihasilkan dapat melatihkan proses ilmiah (5M) pada materi fluida SMA
Diabetic Ketoacidosis in Type 1 Diabetes Mellitus
Introduction: Diabetic ketoacidosis (DKA) is a state of metabolic decompensation/disorder characterized by the triad of hyperglycemia, acidosis and ketosis, caused by absolute or relative insulin deficiency and increased counter-regulatory hormones. Immediate therapy in DKA patients determines the patient's prognosis Case Report: A 19-year-old male treated in the internal medicine ward of Dr. M djamil Padang with diabetic ketoacidosis, type 1 DM, and Abscess capitis. The patient was treated with rehydration and intravenous insulin infusion can show clinical improvement. Conclusion: The diagnosis in patients is based on anamnesis, physical examination and supporting examinations. Immediate therapy is needed in the management of DKA in patients. After DKA is resolved, look for the causes of the risk of DKA. On the third day of treatment the patient's condition improved clinically and the laboratory
EVALUASI STRATEGI PERTAHANAN LAUT ARGENTINA DAN BRITANIA RAYA DALAM PERTEMPURAN FALKLAND
Pertempuran Falkland merupakan salah satu konflik militer yang terjadi antara Argentina dan Britania Raya pada tahun 1982. Konflik ini terjadi karena sengketa wilayah Kepulauan Falkland dan Kepulauan Georgia Selatan. Pertempuran ini dianggap sebagai salah satu konflik yang paling signifikan dalam sejarah perang laut modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi pertahanan laut Argentina dan Britania Raya dalam pertempuran Falkland. Metode Penelitian ini merupakan deskriptif evaluatif dengan pendekatan kualitatif menggunakan studi literatur yang meliputi sumber-sumber dari berbagai buku, artikel jurnal, dan dokumen resmi. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif dan kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pertahanan laut Argentina dan Britania Raya dalam pertempuran Falkland sangat dipengaruhi oleh faktor geografis, strategis dan teknologi. Britania Raya berhasil memenangkan pertempuran karena memiliki kekuatan laut yang lebih kuat dan mampu menguasai jalur laut menuju Kepulauan Falkland. Sementara itu, Argentina memiliki strategi yang kurang efektif dan kekuatan laut yang lebih lemah. Oleh karena itu, evaluasi strategi pertahanan laut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan menjaga kedaulatan negara
Unraveling the Genetic Diversity of Maize Downy Mildew in Indonesia
Varying effectiveness of metalaxyl fungicides and disease incidences caused by downy mildew to maize in several places in Indonesia led to the speculation that genetic variation of Peronosclerospora species in Indonesia exists. Hence, we employed two molecular marker systems, namely SSR (Simple Sequence Repeat) and ARDRA (Amplified Ribosomal DNA Restriction Analysis) markers, to study the population structure and genetic diversity of downy mildew isolates collected from hotspot production areas of maize in Indonesia. Both molecular techniques grouped the isolates into three clusters with a genetic similarity between 66-98% and 58-100% for SSR and ARDRA markers, respectively. In general, SSRs yielded lower similarities among isolates compared to ARDRA. Combined analysis of data from both techniques resulted in genetic similarities of 64-98% for 31 downy mildew isolates grouped into three clusters, two clusters of Java, and one cluster of Lampung and Gorontalo isolates. This study demonstrates a close relationship between geographical location and genetic similarity of downy mildew isolates. High levels of diversity of Peronosclerospora spp. in Java could be due to two causes, due to genetic variation within P. maydis, or due to presence of further mildew species besides P. maydis in Java, which are able to infect maize. Results obtained from this research provides a good explanation for frequent breakdown of resistance in downy mildew-resistant cultivars and is essential for devising more effective strategies to reduce the impact of downy mildew in maize
Tracing the signature of Peronosclerospora maydis in maize seeds
Downy mildew (Peronosclerospora maydis) is considered one of the most destructive diseases for maize. Beside being dispersed by air, it is suspected that contaminated seeds also play a role in the dissemination of this disease. To answer this hypothesis we collected sweet corn and field corn samples from three districts in East Java province, Indonesia. A number of representative infected and healthy looking ears were collected from those regions. Twenty seeds were randomly taken from each cob. DNA derived from twenty seeds was pooled and genotyped with multiplexing using maize microsatellite (bnlg1189) and downy mildew microsatellite (DM38) primer. Allele in the size of 153bp can be observed after the infected samples were amplified with DM38, while the size of the maize microsatellite allele depends on the genotype of infected maize. All seeds collected from infected ears positively carry the DM allele. Meanwhile, our genotyping data revealed that 30-80% of healthy sweet corn ears positively contained the DM allele, while only 8.3 % of healthy field corn ears contained the DM allele. Specificity of the primers was verified by the absence of cross-reaction with DNA from 6 common contaminants on maize seeds, while sensitivity tests indicated that 10 pg is the threshold for the detection of Peronosclerospora maydis. The results obtained from this study implicate contaminated seeds as possible sources of initial inoculums of maize downy mildew in the field and also provided a simple and accurate diagnostic method to assess the presence of downy mildew in maize seeds
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif berbasis Android untuk Melatihkan Proses Ilmiah (5M) dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Fluida SMA
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis Android untuk melatihkan proses ilmiah (5M) dengan pendekatan saintifik pada materi fluida SMA yang valid, praktis dan efektif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implement, Evaluate). Sasaran penelitian adalah 20 siswa kelas X SMA Muhammadiya 9 Surabaya. Kevalidan media memperoleh kriteria valid dan sangat valid (bahasa 78.03%, media 90,74% dan materi 81,48%). Kepraktisan pembelajaran memperoleh 89,74% kriteria sangat baik. Kendala yang dihadapi saat pembelajaran adalah akses internet yang mengganggu kelancaran pemutaran video, hal ini diatasi dengan penggunaan LCD dikelas. Keefektifan media pada penilaian proses ilmiah (5M) memperoleh kriteria sangat baik (mengamati 91,25%; Menanya 91,25%; Mencoba 92,5%; Menalar 88,75%; dan mengomunikasikan 91,25%), sedangkan pada respon siswa memperoleh 85% kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil kevalidan, kepraktisan dan keefektifan peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis Android yang dihasilkan dapat melatihkan proses ilmiah (5M) pada materi fluida SMA
THE EFFORTS OF THE MARITIME SECURITY AGENCY IN PREVENTING TRANSNATIONAL CRIME AT THE STATE FRONTIER ARE VIEWED FROM THE STRATEGIC POSITION OF THE RIAU ISLANDS
Indonesia is an archipelagic country that has abundant potential marine resources which have the potential to cause exploitation and create vulnerability to transnational crimes. One of them is the Riau Archipelago, the outer archipelago of Indonesia. It is directly adjacent to Singapore and Malaysia, a crossroads for international shipping that makes it a strategic place. Because of this strategic location, security is needed by the authorized institution. In this case, the author intends to analyze BAKAMLA's efforts in securing the waters of the Riau Archipelago. This paper will analyze BAKAMLA's strategy for preventing transnational crimes at national borders in terms of the strategic position of the Riau Archipelago using the theory of threat and national defense. The writing method used is a descriptive qualitative literature stud
PERANCANGAN DIMENSI ANTENA ULTRA WIDE BAND (RUGBY BALL) YANG PALING EFEKTIF UNTUK MONOSTATIC MICROWAVE RADAR
Tujuan penelitian ini adalah merancang dimensi antenna Ultra Wide Band (Rugby Ball) yang paling efektif untuk aplikasi Monostatic Microwave Radar melalui simulasi komputer. Bahan substrat antenna yang digunakan adalah Alumunium dengan substrat layer udara dan impedansi karakteristik saluran 50Ω. Dimensi atau bentuk elemen peradiasi antenna merupakan pengembangan dari antenna Planar Inverted Cone (PICA). Pada simulasi tidak digunakan feeder karena perbedaan bandwith yang menjadikan pemakaian feeder menjadi tidak efektif. Rugby Ball antenna terbentuk dari dua setengah lingkaran yang memiliki diameter yang berbeda. Untuk lingkaran kecil bagian bawah memiliki diameter 135 mm (r = 67.5 ), untuk lingkaran yang lebih besar memiliki diameter 144 cm ( r = 72). Berdasarkan hasil simulasi antenna dengan program IE3D, diperoleh kesimpulan untuk perbandingan HA: WA = 115 : 135 merupakan perbandingan yang optimal karena memiliki bandwith yang paling besar, yaitu sebesar 9.344 GHz. Karena perbandingan yang optimal telah didapat maka ukuran di luar dimensi tersebut baik lebih besar maupun lebih kecil menjadi tidak efektif karena menyebabkan penyempitan bandwith dan efisiensi bahan antenna
SETRATEGI PERANG ANTARA UNI SOVIET DENGAN AFGHANISTAN
Perang yang terjadi pada era modern yaitu perang Soviet dengan Afghanistan yang berakibat akan mengubah tatanan keamanan tingkat Global, selanjutnya mengakibatkan runtuhnya Uni Soviet di tahun 1990 serta ada campur tangan dari Amerika Serikat yang memulai peran perang gerilya. Perang inilah yang mengakhiri Era Perang Dingin antara Blok Kapitalis dan Komunis. Afghanistan dan negara Uni Soviet terlibat di dalam perang tersebut dan berupaya agar Afghanistan tetap pada kerjasamanya dengan Uni Soviet yang beraliran komunis. Pasukan Soviet menghadapi serangan pemberontak yang terus-menerus dan kebanyakan warga Afghanistan yang tersisihkan dan teraniaya bergabung dengan pemberontak. Selain itu, Uni Soviet juga mendapat kecaman internasional akibat tindakannya di Afghanistan. Setelah 10 tahun bertempur, Uni Soviet akhirnya menarik pasukannya dari Afghanistan pada tahun 1989. Konflik tersebut mengakibatkan kematian kurang lebih 1,5 juta manusia dan terdapat banyak korban luka dan pengungsi. Konflik ini memberikan pengetahuan bahwa ada konsekuensi yang besar bagi negara yang mencoba untuk memaksakan kehendaknya kepada negara lain. Kemudian ada pembelajaran tentang strategi yang digunakan Afghanistan dan militan yang terbentuk di Afghanistan mampu memukul mundur Soviet. Selanjutnya pembelajaran yang dapat diambil yaitu negara inferior mampu mengalahkan negara superior dengan taktik gerilya dan pasukan yang militan
Tracing the signature of Peronosclerospora maydis in maize seeds
Downy mildew (Peronosclerospora maydis) is considered one of the most destructive diseases for maize. Beside being dispersed by air, it is suspected that contaminated seeds also play a role in the dissemination of this disease. To answer this hypothesis we collected sweet corn and field corn samples from three districts in East Java province, Indonesia. A number of representative infected and healthy looking ears were collected from those regions. Twenty seeds were randomly taken from each cob. DNA derived from twenty seeds was pooled and genotyped with multiplexing using maize microsatellite (bnlg1189) and downy mildew microsatellite (DM38) primer. Allele in the size of 153bp can be observed after the infected samples were amplified with DM38, while the size of the maize microsatellite allele depends on the genotype of infected maize. All seeds collected from infected ears positively carry the DM allele. Meanwhile, our genotyping data revealed that 30-80% of healthy sweet corn ears positively contained the DM allele, while only 8.3 % of healthy field corn ears contained the DM allele. Specificity of the primers was verified by the absence of cross-reaction with DNA from 6 common contaminants on maize seeds, while sensitivity tests indicated that 10 pg is the threshold for the detection of Peronosclerospora maydis. The results obtained from this study implicate contaminated seeds as possible sources of initial inoculums of maize downy mildew in the field and also provided a simple and accurate diagnostic method to assess the presence of downy mildew in maize seeds.This is a post-peer-review, pre-copyedit version of an article published in Australasian Plant Pathology. The final authenticated version is available online at: http://dx.doi.org/10.1007/s13313-015-0390-3.</p