5 research outputs found

    Pengembangan Perangkat Lunak Life Cycle Assessment (LCA) untuk Ampas Tebu (Studi Kasus di Pabrik Gula Madukismo, Yogyakarta)

    Get PDF
    This study was conducted to develop software which can process data to be information of bagasse life cycle assess- ment (LCA). This study was done by collecting data of sugarcane process production and the utilization of bagasse as a boiler fuel at Madukismo Sugar Mill, Yogyakarta. Data analysis utilized the LCA standard analysis based on ISO14040 series. LCA software which has been developed can be applied in a simulating for condition of energy input, energy output, emission and its impact of bagasse life cycle in the sugarcane industry. The analysis results using LCA software showed that the energy input at the mill and boiler station in Madukismo Sugar Mill was higher than energy output, and bagasse utilization as a boiler fuel was more environmental friendly than fossil fuel.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yang dapat mengolah data menjadi informasi mengenai Life Cycle Assessment (LCA) dari ampas tebu. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data pada proses produksi gula tebu dan pemanfaatan ampasnya untuk bahan bakar ketel uap di Pabrik Gula Madukismo, Yog- yakarta. Analisis data menggunakan standar analisis LCA berdasarkan ISO seri 14040. Perangkat Lunak LCA yang dikembangkan dapat digunakan untuk melakukan simulasi kondisi dalam input dan output energi, serta emisi dan dampak yang mungkin ditimbulkan dalam proses daur hidup ampas tebu pada industri gula. Hasil analisis menggunakan perangkat lunak LCA menunjukan bahwa input energi di stasiun gilingan dan stasiun ketel PG Madukismo lebih besar dibandingkan output energinya, dan pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan bakar lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil

    ANALISIS EKSERGI PADA TEKNOLOGI PRODUKSI BIODIESEL KELAPA SAWIT

    Get PDF
    ABSTRAKBiodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar diesel, karena sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Biodiesel dapat diproduksi baik secara proses katalitik ataupun non-katalitik. Makalah ini membahas dua teknologi yang berbeda dalam memproduksi biodiesel kelapa sawit, yaitu proses katalitik yang menggunakan katalis basa dan proses non katalitik uap metanol superheated (superheated methanol vapor / SMV). Analisis eksergi dilakukan untuk membandingkan kedua teknologi tersebut. Sistem tertutup diasumsikan pada analisis eksergi, sedangkan eksergi kinetik dan potensial diabaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total efisiensi eksergi untuk proses non-katalitik SMV lebih rendah dibandingkan proses katalitik, yaitu sebesar 92,61% dan 95,37%, secara berurutan. Proses penguapan metanol memberikan kontribusi yang tinggi pada ireversibilitas (tidak mampu balik), yaitu sebesar 2802.07 kJ/kg biodiesel. Penerapan proses resirkulasi panas dapat meningkatkan efisiensi eksergi pada proses produksi biodiesel, terutama apabila metode SMV akan diterapkan. Ireversibilitas pada proses non-katalitik SMV lebih tinggi dibandingkan proses katalitik, karena kebutuhan suhu yang tinggi pada proses non-katalitik SMV. Oleh karena itu, perbaikan proses SMV sangat perlu dilakukan, terutama pada proses penguapan metanol, guna meningkatnya efisiensi proses tersebut.Kata kunci: minyak sawit, biodiesel, uap metanol superheated, katalis basa, analisis ekserg
    corecore