3 research outputs found

    Peranan Guru Dalam Pengembangan Literasi Informasi Di Sekolah Dasar

    Get PDF
    The importance of information literacy skills is to form a quality community. It the understanding of information literacy should be developed since children in elementary school. This study aims to describe: 1) the role of the teacher in implementing information literacy, 2) constraints faced by teachers in developing information literacy, and 3) solutions to overcome obstacles in the development of information literacy. This study uses qualitative research methods with descriptive research designs. The research subjects were principals, high-class teachers and students. Data collection techniques through observation, structured interviews, and documentation. Validity in this study through triangulation of techniques and sources. Interactive data analysis techniques using data reduction, data presentation, and drawing conclusions / verification. The results of the research are: 1) the role of the teacher in the implementation of information literacy that is teaching students to understand the correct information, ensuring prior information obtained from the internet, inviting students to think critically in every activity and utilizing reading corners and libraries, 2) the obstacles faced are the lack of teacher knowledge about the concept of literacy, do not have librarians and computer labs and 3) the solution is for teachers to take part in education staff training programs to increase teacher literacy capacity, encourage students to enjoy reading books, make maximum use of reading corners and libraries

    Analisis kadar fibrinogen sebagai biomarker diabetik pada tikus wistar yang diinduksi streptozotocin

    Get PDF
    Penyakit diabetes mellitus adalah serangkaian proses penyakit yang bermula dari kerusakan jaringan terutama di pankreas dimana awalnya ditandai dengan munculnya protein fase akut. Pada mamalia, konsentrasi protein fase akut yang dominan adalah serum amyloid A protein, C-reaktive protein dan fibrinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi protein fase akut fibrinogen untuk digunakan sebagai biomarker pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin. Tikus yang digunakan adalah tikus Wistar jantan sebanyak 20 ekor, umur sekitar 2 bulan dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 10 ekor tikus sebagai kelompok perlakuan (I) dan kelompok kontrol (II). Kelompok I dipuasakan selama 24 jam kemudian diinjeksi streptozotocin 1 kali dengan dosis 40 mg/kg bb yang dilarutkan dalam bufer sodium sitrat 0,1 M pH 4,0. Tikus diambil darahnya pada jam ke-0, 6, 12, 24, 48, 60, 72, 84 dan 96  post induksi diabetes untuk diperiksa kadar konsentrasi protein fase akut fibrinogen Hasil penelitian rata-rata kadar fibrinogen pada jam ke-0 dan ke-6 yaitu sebesar 0,57±0,06 mg/mL dan 0,60±0,35 mg/mL masih dalam range normal, kemudian mulai meningkat terus berturut-turut di jam ke-12 sebesar 0,6±0,4 mg/mL, jam ke-24 0.93±0,46 mg/mL, jam ke-36 1,1±0,1 mg/mL, jam ke-48 1,13±0,81 mg/mL, jam ke-60 1,17±0.40 mg/mL, jam ke-72 1,47±0,06 mg/mL, jam ke-84 1,6±0,1 mg/mL dan jam ke-96 1,8±0,1 mg/mL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan protein fase akut fibrinogen dapat dijadikan sebagai salah satu marker pada tikus yang diinduksi diabetes mellitus

    Gambaran kadar gula darah tikus wistar diabetes hasil induksi streptozotocin dosis tunggal

    Get PDF
    Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi diabetes dengan streptozotocin. Tikus yang digunakan adalah tikus Wistar jantan sebanyak 20 ekor, umur sekitar 2 bulan dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 10 ekor tikus sebagai kelompok perlakuan (I) dan kelompok kontrol (II). Kelompok I dipuasakan selama 24 jam kemudian diinjeksi streptozotocin 1 kali dengan dosis 40 mg/kg bb yang dilarutkan dalam bufer sodium sitrat 0,1 M pH 4,0. Tikus diambil darah pada jam ke-0, 6, 12, 24, 48, 60, 72, 84 dan 96  post induksi diabetes untuk diperiksa kadar gula darah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar gula darah tikus masih dalam keadaan normal pada jam ke-0 sebesar 90,6±15,88 gr/dL dan jam ke-6 126±11,73 gr/dl lalu menurun pada jam ke-12 sebesar 48,4±6,26 gr/dL dan meningkat tajam sebesar 348,3±33,17  gr/dL pada jam ke-24 sampai akhir penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan streptozotocin dapat menginduksi tikus menjadi diabetes mellitus
    corecore