15 research outputs found

    RANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN BERBASIS VISUAL BASIC DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI TAHUN 2015

    Get PDF
    Rumah Sakit Umum Sundari merupakan suatu Instansi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Rumah Sakit Umum Sundari ini dalam memberikan pelayanan kepada pasien, pendataan obat, resep dan laporan masih dilakukan dengan cara manual atau belum terkomputerisasi. Media penyimpanan data pasien menggunakan media kertas sehingga mengakibatkan pencarian data dilakukan dengan cara menelusuri arsip-arsip yang dapat menyita waktu dan pembuatan resep masih dilakukan dengan tulisan tangan dimana bisa terjadi kesalahan pencatatan serta pembuatan laporan-laporan yang berhubungan dengan rekam medis masih dikerjakan secara manual dengan cara merekap data-data pasien melaui arsip-arsip yang dapat menyita waktu selain itu rentan dengan kesalahan.Untuk mendukung metode pengembangan Sistem Informasi Rekam Medisyang dibuat sekarang penulis menggunakan metode waterfall dengan menggunakan alat bantu pengembangan sistem berupa flowmap, diagram konteks, DFD, dan alat perancangan database yang diusulkan berupa ERD. Serta teknik pengumpulan data dengan metode penelitian dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka. Implementasi program yang digunakan komputer pada sistem informasi rekam medisnini menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk mempermudah proses pembuatan sistem informasi dan implementasi produk. Sistem informasi yang dibuat dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Rumah Sakit Umum Sundari. Media penyimpanan, pengolahan data pasien, rekam medis, dan obat sudah terkomputerisasi sehingga proses pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cepat dan mudah serta terhindar dari kesalahan

    ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP BEBAN KERJA DI BAGIAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE WISN (WORKLOAD INDICATOR OF STAFFING NEED) DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN

    Get PDF
    Dalam perencanaa Sumber Daya Manusia (SDM) di unit rekam medis hendaklah memperhatikan jenis pekerjaan,kebutuhan jumlah tenaga kerja untuk unit rekam medis tersebut serta kualifikasi personal yang dibutuhkan dalam setiap unit rekam medis.Dimana perhitungan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Rekam Medis yang dibutuhkan dilakukan dengan memperhatikan beban kerja yang ada bagian rekam medis di rumah sakitAnalisis kebutuhan tenaga di ruang penyimpanan RSUP H. Adam Malik Tahun 2016 dengan menggunakan Workload Indicator of Staffing Need (WISN).Metode ini digunakan untuk mengitung jumlah optimal tenaga kerja berdasarkan beban kerja pegawai. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen ketenagaan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dilakukan dengan teknik sampling, selama 6 hari kerja dengan melakukan wawancara mendalam kepada pegawai RSUP H. Adam Malik yang dilakukan pada bulan Desember 2016. Dalam pengamatan terhadap pola kegiatan staff diperoleh hasil bahwa penggunaan waktu produktif pegawai RSUP H. Adam Malik Medan adalah sebesar 2056 jam/tahun, standar beban kerja dalam penyimpanan, standar kelonggaran 0.011. Berdasarkan data primer dan data sekunder yang berhasil dikumpulkan, setelah diolah menggunakan WISN, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah pegawai optimal kebutuhan tenaga di RSUP H. Adam Malik Medan adalah sebanyak 15 orang, jadi jumlah tenaga penyimpanan rekam medis masih kurang, dan jumlah pegawai yang ada saat ini sebanyak 11 orang, dengan demikian penambahan jumlah pegawai  4 orang

    TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM SINAR HUSNI MEDAN

    Get PDF
    Penyimpanan berkas rekam medis adalah kegiatan menyimpan, penataan atau penyimpanan berkas rekam medis untuk mempermudah pengambilan berkas rekam medis kembali.Adapun Petugas Rekam Medis di RSU Sinar Husni, petugas yang lulusan dari SLTA sebanyak 3 orang (60%), lulusan dari D-III non rekam medis sebanyak 1 0rang (20%) dan lulusan dari S1 non rekam medis sebanyak 1 orang (20%). Berdasarkan observasi di lapangan, penulis menemukan permasalahan dimana sering tidak ditemukannya  berkas rekam medis pada saat berkas itu dibutuhkan, pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Penunjuk penyimpanan yang belum terlaksana dengan benar seperti pemberian batas penempatan berkas di rak penyimpanan serta pemberian nomor di setiap rak, ini dapat menyebabkan petugas keliru dalam penyimpanan dan pengambilan kembali rekam medis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyimpanan berkas rekam medis sudah baik di Rumah Sakit Umum Sinar Husni Medan. Jenis penelitian dengan metodologi deskriptif kuantitatif yangbertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sinar Husni Medan. Populasi penelitian petugas rekam medis di runag Pppenyimpanan berjumlah 5 orang dan seluruhnya dijadikan sampel.Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner. Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan petugas penyimpanan berkas rekam medis terdapat mayoritas responden yang memiliki kategori baik sebanyak 3 orang (60%), dan tingkat pengetahuan kategori kurang baik sebanyak 2 orang (40%). Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan petugas penyimpanan berkas rekam mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di RSU Sinar Husni Medan. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan petugas rekam medis maka semakin baik sistem  penyimpanan berkas rekam medis. Diharapkan agar pihak RSU Sinar Husni Medan untuk meningkatkan pengetahuan petugas rekam medis dengan memberikan pendidikan, pelatihan, seminar, dsb agar tercapainya sistem penyimpanan berkas sesuai SPOyang ada

    PENGARUH KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2015

    Get PDF
    Petugas rekam medis sangat berperan penting dalam unit rekam medis rawat jalan maupun rawat inap. Untuk meningkatkan mutu rekam medis di rumah sakit petugas harus memiliki kinerja yang baik di unit rekam medis khususnya. Dalam hal ini ketidaklengkapan resume medis juga dapat mempengaruhi mutu rekam medis. Berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan masa kerjabisa dilihat bagaimana kinerja petugas rekam medis dalam memberikan pelayanan yang baik bagi pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja petugas rekam medis berdasarkan karakteristik umur,pendidikan dan masa kerja terhadap ketidaklengkapan resume medis di RSU IPI Medan Tahun 2015.Penelitian ini dilakukan di RSU IPI Medan pada bulan Juni. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatifdengan menggunakan uji kolerasi Chi-square. Dengan populasi 26 petugas rekam medis dan sampel semua populasi dengan jumlah 26 orang petugas rekam medis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 responden, 13 responden masa kerja 1-2 yang memiliki kinerja baik sebanyak 7 orang (53,8%), memiliki kinerja cukup baik sebanyak 5 orang (38,5%) dan memiliki kinerja kurang baik sebanyak 1 orang (7,7%). Dari 10 responden masa kerja 3-4 yang memiliki kinerja baik sebanyak 7 orang (70%) dan memiliki kinerja cukup baik sebanyak 3 orang (30%). Responden masa kerja >4  memiliki kinerja baik sebanyak 3 orang (100%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai chi-square sebesar 26,000 dengan nilai P-value sebesar 0,006. Pada pengujian korelasi sebelumnya, nilai P-value ini dibandingkan dengan tingkat signifikansi tertentu (nilai Ξ± = 0,05). Taraf signifikansi adalah sebagi berikut P-value < alpha (0.006 < 0.05), sehingga Hβ‚€ ditolak dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kinerja petugas rekam medis terhadap ketidaklengkapan resume medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan

    Tinjauan Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Berdasarkan Standar Akreditasi Di UPTD Puskesmas Kotanopan Mandailing Natal

    Get PDF
    Storage of medical records is one of the assessments in puskesmas accreditation standards. The medical record file storage system is very important to do in health care institutions, because the storage system can make it easier for medical record files to be stored in storage racks, speed up the recovery or retrieval of medical record files stored on storage racks, easy to return, and protect record files. from theft, physical, chemical and biological damage. The purpose of this study was to determine how the implementation of a medical record storage system based on puskesmas accreditation standards, which was carried out in August 2020. The research method used was descriptive research with a qualitative approach. The number of research informants was 4 people. Storage of medical records had not used tracers and expedition book as a means of replacing medical record files and notes in and out of borrowed medical record files. Meanwhile, tracer and expedition books can assist officers in searching for missing / out of place medical record files. This can hamper the provision of patient medical record files that are needed. It is hoped that the UPTD Puskesmas Kotanopan will provide regular training or debriefing to medical record officer

    ANALISA KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM MADANI MEDAN

    Get PDF
    Rak penyimpanan merupakan salah satu peralatan rumah sakit yang berfungsi menyimpan dokumen rekam medis, dengan tersedianya rak penyimpanan dokumen rekam medis yang sesuai dengan kapasitas penyimpanan dokumen rekam medis maka tidak akan terjadi penumpukan dokumen di Lantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Madani Medan Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu dengan memaparkan hasil penelitian apa adanya dan membandingkan dengan teori yang kemudian diambil kesimpulan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017-Januari 2018 di Rumah Sakit Umum Madani Medan. Populasi dan sampel  yang digunakan adalah rak penyimpanan dan dokumen rekam medis rawat jalan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Madani Medan dari tahun 2014 – 2016 sebanyak 52.439. Jumlah  rak penyimpanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum Madani Medan sebanyak 7 rak. Jika saat ini rumah sakit memiliki 7 rak file, maka rumah sakit perlu menyediakan 4 rak file lagi agar kebutuhan rak dapat tercukupi dan  dapat menampung semua berkas rekam medis pasien secara sistematis dan tidak menyulitkan petugas dalam proses penyimpanan dan pencarian berkas rekam medis pasien

    EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI PUSKESMAS RANTANG

    Get PDF
    Dalam meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Rantang, perlu adanya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) secara lengkap dan akurat.  Sesuai survey pendahuluan yang dilakukan,  petugas SP2TP di Puskesmas Rantang Kota Medan mangalami kendala pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK) Medan, dikarenakan pengumpulan data – data dari BP umum, BP Gigi, KIA, dan Obat terlambat untuk di input ke Komputer dan tidak bisa di kirim secara Online di karenakan  tidak adanya sistem jaringan internet yang terhubung dari Puskesmas ke DKK. Puskesmas Rantang hanya memiliki satu komputer sehingga pengiriman masih menggunakan Pencatatan secara manual yang menyebabkan keterlambatan Pelaporan tidak sesuai waktu yang telah di tentukan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti berperan sebagai instrument utama penelitian, dimana informan kunci dan informan biasa sebagai instrument pendukung dengan menggunakan alat bantu panduan wawancara dan alat rekam suara (HP). Informan penelitian ini adalah Kepala Puskesmas,Kassubag Tu ,petugas pengolahan data dan informasi Puskesmas ,Kepala ruanganFarmasi/Apotik di Puskesmas dan Koordinator SP2TP Dinas Kota, Pengolahan Data Dinas Kota (SP2TP) yang berperan besar dalam menunjang proses manajemen Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program SP2TP dari aspek(sumber daya manusia, fasilitas dan dana). Hasilpenelitian menunjukan bahwa SP2TP di Puskesmas Rantang sudah terlaksana meskipun belum optimal, selain itu terdapat beberapa masalah yaitu, belum adanya koordinasi yang baik antara koordinator SP2TP dengan petugas SP2TP, tidak adanya teknologi yang menunjang pelaksanaan program SP2TP, belum adanya dukungan sumber daya manusia khususnya dalam pelaksanaan SP2TP baik secara kualitas dan kuantitas, dan untuk pengiriman laporan umumnya petugas yang bertugas mengantarkan laporan SP2TP ke Dinkes Kota masih menggunakan fasilitas dan sarana milik pribadi, tanpa diberi biaya dana operasional dan masih adanya petugas yang merekap data laporan secara manual dan tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Koordinator SP2TP. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pimpinan puskesmas dan pihak manajemen dapat lebih mengorganisir seluruh stafnya dalam melakukan tugasnya. Diharapkan seluruh staf di Puskesmas Rantang, khususnya petugas yang langsung melakukan pencatatan dan pelaporan, melakukan dokumentasi atas semua kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Rantang

    GAMBARAN SISTEM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN TAHUN 2018

    Get PDF
    Dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus tersedianya sistem penyelenggaraan rekam medis yang baik. Tercapainya tujuan penyelenggaraan rekam medis berhubungan dengan bagaimana rekam medis tersebut diselenggarakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sistem penyelenggaraan rekam medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin.Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan bulan Juni 2018. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan rekam medis, wawancara, serta observasi berkas rekam medis untuk melihat kelengkapan rekam medis. Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen yang ada di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin. Hasil penelitian mengenai proses pengelolaan rekam medis adalah penerimaan pasien, sistem penamaan, pengambilan kembali rekam medis dan perencanaan rekam medis yang tidak aktif di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin sudah sesuai dengan Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis dan Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Yang belum sesuai yaitu jumlah tenaga yang masih kurang dan terutama yang latar belakang pendidikannya rekam medis, fasilitas ruangan yang kecil dan sempit, ruangan penyimpanan yang jauh dari tempat penerimaan pasien, jumlah rak penyimpanan berkas rekam medis yang kurang dan pengisian formulir yang belum lengkap. Disarankan untuk menambah beberapa orang tenaga rekam medis yang berlatar belakang pendidikan dari rekam medis, meningkatkan keterampilan/keahlian dari tenaga rekam medis terutama dalam pengolahan data medis, menambah ruangan untuk penyimpanan berkas rekam medis, menambah jumlah rak penyimpanan, mengisi formulir rekam medis dengan lengkap sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi sistem penyelenggaraan rekam medis di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

    TINJAUAN KOMPETENSI PETUGAS REKAM MEDIS PADA MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI UPT. RUMAH SAKIT KHUSUS MATA TAHUN 2019

    Get PDF
    Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan pengetahuan, keterampila dan perilaku yang harus dimiliki seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggung jawab diberbagai pelayanan kesehatan. Ada 2 (dua) kategori standar kompetensi perekam medis yaitu kompetensi pokok dan kompetensi pendukung dimana harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi petugas rekam medis terhadap mutu pelayanan kesehatan. Jenis penelitian survey dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini adalah 10 petugas rekam medis dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan total sampling. Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar responden berada pada kategori kompetensi pokok baik adalah  sebanyak 5 responden (50%). Selanjutnya sebagian besar responden berada pada kategori kompetensi pendukung sedang adalah sebanyak 5 responden (50%). Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa sebagian besar responden berada pada mutu pelayanan kesehatan baik adalah 7 responden (70%). Dari uraian di atas perlu ditingkatkan mutu pelayanan kesehatan diberbagai instalasi khususnya rekam medis karena merupakan pintu masuknya pasien di rumah sakit dimana seluruh petugas rekam medis harus lebih kompeten di bidangnya masing-masing dengan melakukan pelatihan, seminar, dsb

    TINJAUAN SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H ADAM MALIK TAHUN 2019

    Get PDF
    Pelaksanaan rekam medis dimulai dari penerimaan pasien sampai dengan pengambilan kembali berkas rekam medis. Salah satu bagian yang sangat berperan yaitu penyimpanan berkas rekam medis yang baik dan bebas dari akses informasi terhadap orang-orang yang tidak mempunyai kepentingan pada pelayanan kesehatan. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh petugas penyimpanan berkas rekam medis di RSUP H Adam Malik sebanyak 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penjajaran berkas rekam medis yang diterapkan di  RSUP H Adam Malik Medan menggunakan sistem angka akhir. Penyimpanan menurut lokasi menggunakan sentralisasi yaitu berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap dijadikan satu file. Adanya prosedur penyimpananan, penjajaran, peminjaman, pengambilan dan penomoran berkas rekam medis. Dari hasil wawancara dan observasi faktor yang memengaruhi penyimpanan berkas rekam medis adalah petugas penyimpanan, prosedur dan fasilitas yang mendukung dalam penyimpanan berkas rekam medis
    corecore