4 research outputs found

    Ekstraksi Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L) Menggunakan Pelarut Metanol dengan Metode Sokletasi untuk Indikator Titrasi Asam Basa

    Full text link
    Kembang sepatu merupakan tanaman hias yang tumbuh sepanjang masa dan banyak terdapat di daerah tropis. Ekstrak kembang sepatu diketahui dapat menunjukan hasil Perubahan warna yang spesifik terhadap larutan asam maupun basa. Sifat ini dapat diterapkan sebagai indikator alami pengganti indikator sintetis yang harganya cukup mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak kembang sepatu kemudian memvalidasi penggunaan ekstrak tersebut sebagai indikator pada titrasi asam basa dengan pembanding indikator fenolftalein. Pelarut yang dipilih untuk ekstraksi antosianin dalam kembang sepatu pada penelitian ini yaitu metanol, dengan menggunakan metode sokletasi. Sokletasi dilakukan terhadap kelopak kembang sepatu yang sudah dikeringkan dan dipoton-potong pada kondisi suhu 68 oC dan dilakukan selama 15-20 siklus secara kontinyu. Ekstrak kemudian didistilasi dan di karakterisasi menggunakan FTIR selanjutnya diujicobakan sebagai indikator pada titrasi asam basa dengan pembanding indikator sintesis fenolftalein. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kelopak kembang sepatu menggunakan pelarut metanol dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam – basa dengan Perubahan warna dari merah ke hijau muda pada range pH 5-9 dan kestabilan warna terjaga selama rentang waktu minimal 8 minggu. Dari hasil pengujian koefisien korelasi diperoleh nilai R = 0,9992 dan nilai % recovery dari sebesar 101,16%, dimana nilai tersebut memenuhi standar metode validasi analisis kimia, dengan demikian indikator ini layak untuk digunakan sebagai pengganti indikator fenolftalei

    Penentuan Pusat Pertumbuhan pada Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Kediri Provinsi Jawa Timur

    Get PDF
    Research conducted aims to: 1) to identify the potential economic sectors as the base sector as a determinant of the central region of growth in the Region Development Unit (RDU) Kediri East Java; 2) to identify economic sectors that have a competitive advantage in the Region Development Unit (RDU) Kediri East Java; (3) to classify the region in each Regency / City in the Region Development Unit (RDU) Kediri East Java; (4) to identify region based on the availability of service facilities in Region Development Unit (RDU) Kediri East Java; and (5) to identify region with potential interaction strength among regions as the central development areas in Region Development Unit Kediri East Java'. An analysis method that used a method of quantitative descriptive analysis by using secondary data obtained from the Statistic Indonesia and other institutions needed. The analysis is use location quotient analysis, shift share analysis, typologi klassen analysis, scalogram analysis, dan gravitation model analysi. The Analysis showed Kediri City emerges as a growth poles in Region Development Unit Kediri East Java with regional advantages from two aspects namely regional capability (Location Quotient analysis) and high per capita income (Tipology Klassen analysis) with hinterland area such as Kab. Nganjuk, Kab. Trenggalek, and Kab. Kediri and Kab. Tulungagung. Keywords: Gravitation, Growth Poles, Location Quotient, Scalogram, Shift Share, Typologi Klassen

    Pembuatan dan Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Buah-buahan dengan Penambahan Bioaktivator EM4 dan Variasi Waktu Fermentasi

    Full text link
    Produksi olahan pangan dari buah-buahan selalu menghasilkan limbah kulit dalam pengolahannya. Limbah tersebut hanya dibuang dan dibiarkan menumpuk begitu saja oleh mansyarakat. Apabila tidak ditangani secara cepat akan menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga akan mencemari lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair dengan proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan hara makro dan kualitas dari pupuk organik cair, mengetahui waktu fermentasi optimum, harga pokok produksi dan BEP dari proses pembuatan pupuk organik cair. Penelitian ini dilakukan dengan cara menambahkan EM4, ragi, dan air gula ke dalam reaktor yang berisi limbah kulit buah yaitu kulit pisang, mangga dan nanas. Proses fermentasi dilakukan selama 34 hari dan dilakukan pengambilan sampel pada hari ke-7, 14, 24 dan 34 untuk dianalisis kandungan hara makro yang terdiri dari C-Organik, P, dan K dengan metode spektrofotometri UV/VIS, SSA dan N dengan metode Kjeldahl. Pada penelitian ini dihasilkan pupuk organik cair yang terbaik yaitu campuran limbah kulit pisang, mangga dan nanas dengan waktu fermentasi 7-14 hari dan kandungan unsur C-Organik, N-total, K2O, dan P2O5 masing-masing sebesar 17,4; 6,05; 2,50 dan 0,15 %. Pupuk organik cair yang dihasilkan sudah memenuhi baku mutu dari Permentan Nomor 261 tahun 2019 kecuali kandungan P2O5, walaupun demikian pupuk organik cair yang diperoleh ini memiliki kualitas yang lebih baik dibanding beberapa pupuk yang sudah dijual secara komersial. Biaya pokok produksi dari pembuatan POC ini sebesar Rp 770.554 dengan Break Event Point (BEP) pada 10 liter
    corecore