12 research outputs found
Ruang Keterpihakan dalam Arsitektur (Fasilitas Pendukung Pos Lintas Batas Negara Aruk- Kalimantan Barat)
Ruang keterpihakan dalam Arsitektur adalah hasil permenungan dalam perjalanan sekian waktu berproses
menjadi praktisi arsitektur dan akan menjadi tema besar dalam setiap karya saya sekaligus bakti saya kepada
almamater Unika Soegijapranata . Dalam tulisan ini khusus mengungkapkan mengenai proyek Fasilitas
Pendukung Pos Lintas Batas Negara Aruk , Kalimantan Barat. Dalam setiap proses mendesain ,brain storming
menjadi titik penting awalan melangkah . Kemampuan berkomunikasi dan mengambil intisari dari setiap
diskusi menentukan keberhasilan sebuah karya terbangun .Sebuah karya arsitektur seharusnya tidak berhenti
pada ego arsitek semata namun juga mengijinkan para pengguna untuk berkembang dengan cerita mereka
sendiri dalam karya yang telah terbangun. Tidak kalah penting adalah keterpihakan kepada alam Indonesia
maka efisiensi dalam desain dan struktur juga harus dilakukan
Korespondensi dan LoA_Fasad Katedral Sebagai Model in Fill Perancangan Pengembangan Situs Randusari Semarang
Situs Randusari terletak di kawasan lingkaran Tugu Muda Semarang terdiri atas bangunan yang mempunyai nilai sejarah dalam sejarah perkembangan gereja Katolik di Semarang. Gedung Gereja Katedral adalah satu gedung yang menjadi icon utama di situs Randusari dengan kategori bangunan cagar budaya kelas A. Pihak pengelola Gereja Maria Ratu Rosari berencana membangun gedung baru sebagai pengganti gedung pendukung gereja Katedral. Dengan metode infill bentukan jendela lengkung dan collaborative selaras maka perancangan desain gedung baru tampil sebagai latar belakang gedung gereja Katedral karya Van Oyen 1936 dengan harapan mampu memperkuat gedung Katedral sebagai bangunan utama di Situs Randusari sekaligus wujud penghormatan dalam pelestarian yang beretika.Hasil perancangan ini diharapkan menjadi panduan pembangunan bagi pengelola maupun pemerintah dalam kerangka pelestarian kawasan bersejarah
STRATEGI PENAFSIRAN PUSAKA DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG (STUDI KASUS SITUS RANDUSARI – SEMARANG)
Abstract Many studies on the preservation of cultural heritage have been carried out, but only focus on the physical aspect. Studies that only focus on the physical do not have the power to last long because conservation activities will only focus on how to return the investment on physical development. The research aims to find significance in the interpretation and meaning of heritage preservation which will form the basis of a comprehensive and sustainable conservation strategy. This study uses the Historical Interpretation Strategy (HIS) as part of the seven steps of Heritage Urban Landscape (HUL). History tracing is done by diachronic and synchronic methods. The case study was conducted at the Randusari site in the Archdiocese of Semarang by conducting field surveys, interviews, questionnaires and a Discussion Group Forum with the Archdiocese of Semarang, government officials and professional associations. This study finds significance in the interpretation of heirlooms and the meaning of heirlooms at the Randusari Site, such as Education, Youth, Humanity and Catholicism as the basis for conservation at the Randusari Site. Keywords: Interpretation, significance, heritage, Randusari Site, meaning AbstrakKajian pelestarian cagar budaya sudah banyak dilakukan, namun hanya berfokus pada aspek fisik saja. Kajian yang hanya menitikberatkan pada aspek fisik tidak memiliki kekuatan untuk bertahan lama karena kegiatan pelestarian hanya akan berfokus pada cara untuk mengembalikan investasi atas pembangunan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan signifikansi dalam penafsiran dan makna pusaka pelestarian pusaka yang akan menjadi dasar strategi pelestarian yang komprehensif dan berkelanjutan. Penelitian ini menerapkan Strategi Interpretasi Sejarah (HIS) atau Strategi Penafsiran Pusaka sebagai bagian dari tujuh langkah Heritage Urban Landscape (HUL). Penelusuran sejarah dilakukan dengan metode diakronis dan sinkronis. Studi kasus dilakukan di situs Randusari di Keuskupan Agung Semarang dengan melakukan survei lapangan, wawancara, kuesioner dan Forum Grup Disscusion dengan Keuskupan Agung Semarang, pejabat pemerintah, dan asosiasi profesi. Kajian ini menemukan signifikansi dalam penafsiran pusaka dan makna pusaka di Situs Randusari yaitu Pendidikan, Kebaruan, Kemanusiaan, dan Katoliksitas sebagai dasar dalam pelestarian di Situs Randusari.Kata kunci: Penafsiran, signifikansi, pusaka, Situs Randusari, makn
Masterplan Lahan Kursus Pertanian Taman Tani Salatiga
Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga merupakan lembaga pendidikan kursus pertanian yang
didirikan oleh Panitia Sosial Wali Gereja Indonesia, IKIP Sanata Dharma, dan Ikatan Petani Pancasila. Di
usianya yang menginjak ke-57, KPTT belum memiliki perencanaan yang komprehensif untuk
pengembangan, maka dari itu dibutuhkan masterplan yang menjadi pedoman pembangunan di KPTT.
Perencanaan masterplan tidak hanya membantu untuk membentuk kawasan secara fisik namun
merespons kondisi sosial dan ekonomi secara dinamis. Penyusunan masterplan ini bertujuan untuk
mendefinisikan kawasan KPTT, membuka potensi dan merekomendasikan sisi lain kawasan yang
bisa dibentuk, mengoptimalkan pemanfaatan lahan, serta meningkatkan nilai lahan. Masterplan
mendorong koordinasi aktifitas pada berbagai jenis pelayanan di kawasan KPTT sehingga dapat
memberikan pelayanan serta penggunaan sumber daya yang lebih baik. Masterplan ini diharapkan dapat
mendorong performa terbaik suatu kawasan berkaitan dengan lanskap, topografi, dan ekologi.
Dengan visi yang jelas yang dimiliki oleh KPTT, masterplan dapat membantu untuk menarik investasi dari
sektor privat dengan mengidentifikasi aspirasi serta peran sektor publik maupun sektor privat.
Keterlibatan masyarakat dalam membangun konsensus mengenai masa depan suatu kota atau
kawasan serta mengidentifikasi prioritas untuk diimplementasikan menjadi hal pokok penyusunan
masterplan KPTT
OPTIMASI KONDISI IKLIM MIKRO TERHADAP UNSUR KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN PENDOPO AGENG MANGKUNEGARAN SURAKARTA
Perubahan iklim yang terjadi dalam suatu lingkungan terbangun memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat kenyamanan termal pada lingkungan dan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Terlebih ketika lingkungan dan bangunan tersebut merupakan salah satu aset cagar budaya yang masih berperan fungsinya dalam kegiatan yang bersifat sakral, salah satunya adalah bangunan pendopo ageng Mangkunegaran Surakarta. Pendopo merupakan salah satu elemen arsitektural pada tatanan ruang pada arsitektur Jawa, yang keberadaanya menyatu dan menjadi bagian dari ruang luar, dan seringkali disebut sebagai elemen bangunan semi-tertutup karena bentuk dan kondisi fisiknya yang tanpa dinding. Pendopo ageng Mangkunegaran merupakan salah satu pendopo terbesar di Indonesia, menjadikan ini sebagai salah satu yang khas untuk dikaji terkait optimasi kenyamanan termal lingkungan yang diperoleh dari kondisi iklim mikro. Penelitian ini bertujuan merumuskan pengaruh kondisi iklim mikro yang terdapat baik di sekitar lingkungan maupun bangunan di dalam pendopo terhadap kondisi termal yang diperoleh. Hasil penelitian ini akan mengarahkan pada optimasi terhadap kondisi iklim mikro supaya dapat diperoleh hasil kenyamanan termal yang ideal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang didukung oleh simulasi eksperimental melalui analisis komputasi ENVI-met. Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni tahap pertama berupa tahap empiris pengukuran kondisi iklim mikro, tahap kedua berupa simulasi menggunakan ENVI-met untuk mengetahui kondisi termal yang tercipta dari elemen lansekap di sekitar pendopo ageng dan area yang dinaungi oleh atap pendopo, tahap ketiga adalah upaya optimasi berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh berupa rekomendasi yang bertujuan untuk menciptakan kondisi iklim mikro yang ideal.
Kata-kata kunci : Pendopo Ageng Mangkunegaran; Kondisi Iklim Mikro; Sistem ENVI-met, Optimasi Kenyamanan Terma
Desain Bangunan Asrama dan Ruang Kelas di Kawasan 1 KPTT Salatiga
Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga merupakan lembaga pendidikan kursus pertanian
yang didirikan oleh Panitia Sosial Wali Gereja Indonesia, IKIP Sanata Dharma, dan Ikatan Petani
Pancasila. Di usianya yang menginjak ke 57 tahun, KPPT Salatiga telah memiliki masterplan hasil
pengabdian tim ini sebelumnya dengan perencanaan untuk mengembangkan desain dari tiap-tiap
bangunan dalam ketiga kawasan yang dimiliki oleh KPTT. Dalam kawasan KPTT Salatiga ini,
terdapat beberapa bangunan dalam kawasan masing-masing yang memiliki fungsi khusus tertentu.
Kawasan 1 berisi bangunan dengan fungsi sebagai berikut: 1) kantor utama, 2) ruang kelas, 3)
asrama murid, 4) dapur, 5) kandang sapi, 6) tempat ppembibitan, dan 7) lahan parkir.
Kegiatan pengabdian pada semester ini difokuskan pada permohonan mitra untuk membuat desain
bangunan dengan fungsi asrama (asrama putri dan asrama putra) dan fungsi ruang kelas. Kedua
fungsi ini diutamakan dalam pembuatan desain dan gambar kerja dalam kaitannya sebagai materi
dasar pengajuan proposal bagi para donator demi pengembangan kawasan KPTT Salatiga.
Pengabdian ini berjalan dengan lancar serta menghasilkan dokumen desain skematik sesuai dengan
permintaan dari mitra
Turnitin_Fasad Katedral Sebagai Model In Fill Perancangan Pengembangan Situs Randusari Semarang
Situs Randusari terletak di kawasan lingkaran Tugu Muda Semarang terdiri atas bangunan yang mempunyai nilai sejarah dalam sejarah perkembangan gereja Katolik di Semarang. Gedung Gereja Katedral adalah satu gedung yang menjadi icon utama di situs Randusari dengan kategori bangunan cagar budaya kelas A. Pihak pengelola Gereja Maria Ratu Rosari berencana membangun gedung baru sebagai pengganti gedung pendukung gereja Katedral. Dengan metode infill bentukan jendela lengkung dan collaborative selaras maka perancangan desain
gedung baru tampil sebagai latar belakang gedung gereja Katedral karya Van Oyen 1936 dengan harapan mampu memperkuat gedung
Katedral sebagai bangunan utama di Situs Randusari sekaligus wujud penghormatan dalam pelestarian yang beretika.Hasil perancangan ini
diharapkan menjadi panduan pembangunan bagi pengelola maupun pemerintah dalam kerangka pelestarian kawasan bersejarah