16 research outputs found

    Peramalan Nilai Msl Berdasarkan Data Pasang Surut Dengan Metode Admiralty Dan Autoregressive Integrated Moving Average (Arima) Di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

    Full text link
    Pulau Pari merupakan salah satu pulau yang memiliki perairan yang jernih, sehingga menjadi salah satu objek wisata di Kepulauan Seribu. Pemilihan Pulau Pari sebagai daerah penelitian karena kurang lengkapnya informasi data hidrooseanografi, yaitu pasang surut. Perhitungan pasang surut dapat dilakukan secara analisa harmonik dengan metode Admiralty dan analisa stastistik dengan metode ARIMA. Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan nilai MSL di perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu pada tahun 2014 sampai 2015 dengan pendekatan analisa harmonik dan pendekatan statistik. Penelitian di lapangan dilakukan pada tanggal 9-23 April 2014 di dermaga Pulau Pari dengan menggunakan palem pasang surut selama 15 hari dengan interval setiap jam. Data lapangan yang telah diteliti kemudian diolah dengan menggunakan metode Admiralty 15 piantan sehingga dihasilkan 9 komponen pasang surut, yang kemudian dilanjutkan dengan peramalan pasang surut (Rampas). Sedangkan untuk inputan ARIMA menggunakan data MSL bulanan pada Januari 2011 sampai April 2014 dari BIG (Badan Informasi Geospasial). Untuk pengolahan ARIMA menggunakan software Minitab 16. Hasil dari metode Admiralty diperoleh nilai Formzahl sebesar 3,41 dengan HHWL=216 cm, MSL= 163 cm, dan LLWL = 110 cm, yang berarti Pulau Pari mempunyai tipe pasang surut tunggal. Setelah itu diperoleh nilai peramalan MSL yang berkisar antara 162,39 cm-163,54 cm, dengan MRE sebesar 9,46%. Pemodelan ARIMA diperoleh rumus pemodelan , dengan nilai peramalan berkisar antara 136,25 cm-144,69 cm dan nilai MRE sebesar 4,24%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peramalan MSL jangka pendek dengan menggunakan metode ARIMA lebih akurat bila dibandingkan dengan Metode Admiralty

    Pemetaan Zona Rip Current Sebagai Upaya Peringatan Dini Untuk Bahaya Pantai (Lokasi Kajian : Pantai Kuta Bali)

    Full text link
    Wisata pantai merupakan wisata favorit yang mengandung resiko tinggi. Bahaya pantai salah satunya adalah kecelakaan yang terjadi di wilayah pantai dan beberapa kasus kecelakaan yang terjadi di pantai biasanya akibat pengawasan yang lemah, kurangnya pemahaman wisatawan akan bahaya pantai, fasilitas pengawasan yang kurang memadai, atau wisatawan yang tidak dapat berenang kemudian terseret arus sampai ke tengah laut. Menurut Daryono (2010), arus yang membawa korban tersebut adalah Rip Current. Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui zona potensi rip current, Mengetahui persentase potensi terjadinya rip current di Pantai Kuta Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Kuta Bali dibagi kedalam 2 (dua) zona, yaitu zona aman dan zona bahaya. Pada zona aman terdapat 2 (dua) pola rip current, karena gelombang yang datang tidak membentuk sudut yang tegak lurus terhadap garis pantai, sedangkan pada zona berbahaya terdapat 7 (tujuh) pola rip current. Persentase terjadinya rip current di sepanjang Pantai Kuta Bali adalah sebesar 83%, nilai ini berdasarkan kejadian gelombang pecah tipe plunging. Slope pantai akan mempengaruhi terjadinya rip current. Pada penelitian ini pantai landai memiliki potensi rip current paling besar yaitu sebesar 91.5% yang memiliki slope sebesar 7.5˚, berada pada koordinat 08˚43'23” LS dan 115˚10'9” BT. Sedangkan, pantai datar memiliki potensi rip current yang kecil yaitu sebesar 51.5% dan memiliki slope antara 0.5˚ sampai 1.8˚

    Pengaruh Arus Permukaan Terhadap Sebaran Kualitas Air Di Perairan Genuk Semarang

    Full text link
    Perairan Genuk merupakan wilayah perairan di sebelah utara Semarang, dimana pada daerah ini terdapat banyak aktivitas pabrik / industri. Pembuangan limbah pabrik yang menuju ke laut dapat merusak kondisi perairan. Turunnya kualitas air yang melewati baku mutu akan menyebabkan gangguan bagi organisme yang berada di sekitar perairan Genuk. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi / nilai parameter fisika-kimia serta dapat melihat persebarannya di daerah Genuk berdasarkan dari pola arus permukaan. Penelitian lapangan dilakukan pada tanggal 12-15 Desember 2013 di perairan Genuk. Materi yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa arus permukaan, temperatur, salinitas, kekeruhan, kecerahan, pH, DO, COD dan logam berat kadmium. Data sekunder berupa data angin, data pasut, peta batimetri dan peta RBI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan untuk pengambilan sampel menggunakan metode sampling purposive method. Pengolahan data arus menggunakan SMS 8.1 modul RMA2, wind rose, world current, current rose dan untuk persebaran menggunakan ArcGIS 10.0. Berdasarkan hasil olahan data arus, kecepatan arus rata-rata sekitar 0.067 m/s, dengan karakteristik arus pasang surut. Prosentase arus pasut 88.840% dan arus residu 11.160%. Untuk hasil data kualitas air, temperatur memiliki nilai 30.4Β°C-31.3Β°C, salinitas 25 – 35 ppm, kekeruhan 0.53-12.6 NTU, kecerahan 1.5-5.4 meter, pH 6.12-8.34, DO 1.32-3.49 mg/l, COD 339-710 mg/l, logam berat kadmium <0.001-0.003 mg/l. Pola sebaran temperatur, salinitas, kecerahan, pH, dan COD dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi menuju laut ke arah utara-timur laut. Berbeda dengan kekeruhan, DO dan logam berat kadmium pola persebaran yang terjadi menjauhi pantai, ke arah utara, dengan pola sebaran dari konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah. Berdasarkan baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 2004 nilai kualitas air daerah dekat pantai telah melewati batas baku mutu yang telah ditetapkan

    Distribusi Salinitas Akibat Pengaruh Pasang Surut di Estuari Sungai Karangsong, Indramayu

    Full text link
    Sungai Karangsong merupakan salah satu sungai terbesar di Kabupaten Indramayu yang banyak dimanfaatkan masyarakat sekitar. Permasalahan yang terjadi di Sungai Karangsong adalah masyarakat kesulitan memanfaatkan air sungai karena airnya payau. Bertambahnya aktifitas di aliran Sungai Karangsong serta pengaruh pasang surut dapat menyebabkan terjadinya intrusi air permukaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi salinitas di aliran estuari Sungai Karangsong dan mengetahui hubungan antara elevasi pasang surut, arus pasut dan jarak jangkauan terhadap sebaran salinitas di kedalaman berbeda di Sungai Karangsong. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Mei sampai dengan 19 Mei 2015. Metode analisis menggunakan metode regresi berganda dan pendekatan nilai daya hantar listrik. Nilai daya hantar listrik di sepanjang estuari Sungai Karangsong berkisar 2760 Mikrosiemens sampai dengan 35400 Mikrosiemens pada jarak jangkauan hingga 4050 meter dari muara sungai. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda terhadap semua variabel didapatkan nilai koefisien determinasi (R2 atau R square) sebesar 99 %. Angka tersebut mempunyai arti bahwa semua variabel bebas berupa elevasi pasang surut, arus pasut dan jarak jangkauan memiliki hubungan dan pengaruh nyata terhadap sebaran salinitas

    Studi Batimetri Dan Berkurangnya Daratan Di Wilayah Pesisir Tugu Semarang

    Full text link
    Pesisir Kecamatan Tugu Semarang merupakan daerah dengan topografi yang landai sehingga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap dampak kenaikan air laut serta penurunan tanah. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya daratan pesisir Kecamatan Tugu dan menyebabkan kerugian dengan berkurangnya lahan produktif. Dengan demikian daerah pesisir Tugu perlu dilakukan pengkajian berkurangnya wilayah daratan berdasarkan kondisi batimetri terkini perairan. Kajian tersebut memperlukan suatu studi batimetri, sebagai data pendukung dalam kajian berkurangnya daratan di wilayah pesisir Tugu.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi terkini batimetri serta mengetahui Perubahan wilayah daratan di pesisir Kecamatan Tugu dari tahun 1995 sampai tahun 2014Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berdasarkan data penelitian berupa angka – angka yang dianalisis secara statistik atau model. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 16-21 Juni 2014. Data utama dalam penelitian ini ialah data kedalaman, pasang surut, serta Perubahan garis pantai. Data-data tersebut kemudian dianalisa secara kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan peta.Hasil menunjukan wilayah perairan kecamatan pesisir Tugu-Semarang memiliki kedalaman hingga 5,5m pada jarak 2,6 km dari garis pantai. Daerah tambak memiliki morfologi yang beragam, berupa morfologi dasar yang tidak rata, menunjukan lokasi tambak yang tergenang dibawah permukaan air. Dari hasil overlay citra Landsat tahun 1995 dan 1999 serta citra Quickbird tahun 2006-2014 menunjukan terjadinya berkurangnya daratan di pesisir Tugu. Tahun 1995-2006 menunjukan mundurnya garis pantai hingga 293 meter kearah darat. Dalam kurun waktu tahun 2006-2014 luas area yang berkurang mencapai 384 Ha

    Konsentrasi Nitrat Dan Bahan Organik Total Pada Saat Pasang Dan Surut Di Muara Sungai Demaan Jepara

    Full text link
    Muara Sungai Demaan adalah salah satu muara sungai yang digunakan oleh masyarakat untuk mencari ikan dan sebagai tempat berlabuh kapal nelayan. Aktivitas di sekitar muara sungai dan buangan limbah yang berasal dari daratan mengakibatkan Perubahan kualitas perairan muara sungai Demaan. Hal ini dapat ditinjau pada Perubahan konsentrasi nitrat dan bahan organik pada saat pasang dan surut yang berkaitan dengan faktor fisika kimia perairan, yaitu suhu, DO, salinitas dan pH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi dan pola sebaran nitrat dan bahan organik pada saat pasang dan surut di muara Sungai Demaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014, dengan menggunakan metode deskriptif. Metode pemilihan lokasi dengan purposive sampling yang dilakukan di 6 stasiun dengan pertimbangan dapat mewakili wilayah sungai, muara sungai dan laut. Data yang diamati adalah konsentrasi nitrat, konsentrasi bahan organik, suhu, Salinitas, DO dan pH sebagai data primer. Permodelan arus laut menggunakan SMS 8.1 sebagai data sekunder. Pengolahan data menggunakan software ArcGIS 10.0 dan Surfer 11 untuk menganalisis model persebaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, ketika surut konsentrasi nitrat berkisar <0,001 – 0,344 mg/l dan bahan organik berkisar 103,41 – 132,13 mg/l, pada saat pasang konsentrasi nitrat berkisar 0,056 – 0,154 mg/l dan konsentrasi bahan organik berkisar 99,48 – 134,6 mg/l

    Studi Karakteristik Pola Arus Di Perairan Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau

    Full text link
    Perairan Selat Lampa di Kepulauan Natuna merupakan perairan yang cukup strategis sebagai alur lalu lintas pelayaran utama bagi warga Natuna dan bagi kapal-kapal asing. Dengan peran utama tersebut, kondisi hidro-oseanografi seperti arus dan pasang surut sangat dipertimbangkan dalam pengembangan dan perencanaan suatu wilayah pesisir dan laut. Data arus dan pasang surut sangat dibutuhkan dalam pengembangan daerah pelabuhan Selat Lampa sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pola arus di Perairan Selat Lampa, Kabupaten Natuna. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pengambilan data lapangan dan tahap pemodelan numerik dengan menggunakan software MIKE 21 Flow Model Flexibel Mesh untuk pola arus. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 20 Mei–4 Juni 2014 yang terdiri dari pengukuran arus selama 5 hari menggunakan ADCP, dan pengamatan pasang surut yang dilakukan selama 15 hari menggunakan palem pasut. Tahap pemodelan hidrodinamika dilakukan selama bulan Juli-Oktober dengan menggunakan input data batimetri dari DISHIDROS dan data pasang surut. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan penentuan lokasi pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling method. Berdasarkan hasil pengolahan data, karakteristik arus di Perairan Selat Lampa didominasi oleh arus pasang surut dengan dengan arah arus yang cenderung bolak Balik. Tipe pasang surut di Perairan Selat Lampa adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal. Hasil model hidrodinamika arus menunjukkan dominan menuju ke arah barat laut pada saat fase surut terendah, dan arus dominan menuju ke arah tenggara pada fase pasang tertinggi. Kecepatan arus minimum 0,000006 m/det dan kecepatan arus maksimum 1,190000 m/det pada kedalaman rata-rata

    Studi Karakteristik Dan Peramalan Pasang Surut Perairan Tapaktuan, Aceh Selatan

    Full text link
    Perairan Tapaktuan merupakan salah satu perairan yang dikelilingi hamparan karang dan pantai berpasir yang landai serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia. Pemilihan perairan Tapaktuan sebagai daerah penelitian karena masih kurangnya informasi mengenai hidro-oseanografi salah satunya adalah pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut serta memprediksi kondisi pasang surut setelah 5 tahun (tahun 2020) di perairan Tapaktuan. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari dimulai pada tanggal 1 - 30 November 2015 di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan dengan menggunakan palem pasang surut dan interval pengukuran 1 jam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif . Perhitungan pasang surut dilakukan secara analisa harmonik dengan metode Admiralty dan untuk memprediksi pasang surut menggunakan software World Tides (MATLAB 7.1). Berdasarkan data pengolahan menggunakan metode Admiralty (29 piantan) sehingga dihasilkan 9 komponen pasang surut dan menunjukkan nilai Formzhal sebesar 0.5, dengan nilai MSL sebesar 300 cm, nilai HHWL sebesar 345 cm dan nilai LLWL sebesar 253 cm. Prediksi pasang surut bulan Desember 2020 dengan menggunakan software World Tides dan diolah menggunakan metode Admiralty menunjukkan nilai Formzhal sebesar 0.4, dengan nilai MSL sebesar 301 cm, nilai HHWL sebesar 347 cm dan nilai LLWL sebesar 255 cm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perairan Tapaktuan, Aceh Selatan memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda

    Kajian Refraksi Gelombang Di Perairan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, Jawa Timur

    Full text link
    Gelombang merupakan salah satu parameter oseanografi yang sangat mempengaruhi kondisi fisik pantai. Pantai dengan bentuk tanjung seperti di Ujung Pangkah akan mengalami refraksi gelombang akibat dari perbedaan kedalaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelombang dan pola refraksi gelombang yang terjadi di perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Pengukuran gelombang dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 26 – 28 September 2013. Palem gelombang digunakan untuk mendapatkan data primer yang berupa tinggi dan periode gelombang, serta GPS untuk mengetahui koordinat titik pengamatan. Data sekunder berupa data angin selama 5 tahun yang didapatkan dari BMKG Maritim Surabaya dan data citra Landsat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Peramalan gelombang laut menggunakan metode SMB (Sverdrup Munk Bretchneider) dengan inputan data angin. Penjalaran gelombang menuju pantai disimulasikan dengan software CMS – Wave (Coastal Modelling System – Wave). Hasil dari analisa data gelombang laut lapangan menunjukkan bahwa gelombang di Pesisir Ujung Pangkah merupakan gelombang laut transisi dengan nilai d/L sebesar 0,14. Berdasarkan hasil peramalan gelombang laut, didapatkan Tinggi gelombang maksimum 2,65 meter dan minimum 0,17 meter, periode gelombang maksimum 8,57 detik, minimum 2,18 detik, serta tinggi gelombang signifikan 0,54 meter dan periode gelombang signifikan 3,65 detik. Hasil pemodelan gelombang laut menunjukkan bahwa gelombang mengalami refraksi konvergensi di perairan Ujung Pangkah. Nilai koefisien refraksi (Kr) rata – rata sebesar 0,94
    corecore