36 research outputs found

    UTILIZATION OF HOUSEHOLD ORGANIC WASTES FOR COMPOSTING IN SUBURB TAMALANREA JAYA CITY OF MAKASSAR1

    Get PDF
    City waste management is facing a challenge related to limiting spaces for waste disposal in the location of Final Waste Disposal (FWD). Land filling of organic waste in the FWD can be reduced by empowering households to manage organic waste such as food residues. One alternative for household organic waste management is to use it as raw material for composting. The purpose of this community service activities are 1) to increase public knowledge in waste management, 2) provide knowledge to the community about how to compost from organic waste and 3) increasing the availability of compost and composter in the neighborhood residential community. The method used in this program of science and technology for the society was workshop with a participatory learning includes sorting of household waste into organic and inorganic waste categories and Takakura composting method. In addition an evaluation of the program in the target communities was carried out. Participants of the training consisted of 20 units of community household representatives residing in the suburb of Tamalanrea Jaya, district Tamalanrea, Makassar city. From the activity, it can be concluded that there is a large potential in the utilization of organic waste from the household waste based on the simplicity of techniques and materials that easily be available at any time. Some factors to consider in making compost is the condition of the raw material and the process of composting

    PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI PRODUK BERDAYA GUNA

    Get PDF
    Sampah anorganik lebih sulit ditangani dibandingkan sampah organik karena sampah anorganik terutama kaleng dan plastik sulit terurai secara biologis oleh alam. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi produk berdaya guna. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pembelajaran partisipatif dengan kegiatan berupa penyuluhan, pelatihan, dan kunjungan studi banding. Mitra kegiatan ini adalah kelompok rumah tangga binaan Yayasan Aminuddin Salle dan kelompok guru SDI Al-Azhar 34 yang keduanya berlokasi di Kota Makassar. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian materi mengenai sampah anorganik mencakup jenis, lama penguraian, cara pengelolaan, contoh produk, dan cara pembuatan. Kegiatan pelatihan dilakukan berupa praktek pembuatan produk berdaya guna yang dibuat dari kertas koran, botol minuman, kemasan sabun, dan kain bekas. Produk yang dipraktekkan adalah tempat pensil, tempat peralatan makan, tas dari gelas minuman, dan perhiasan bros-bros cantik. Kunjungan studi banding dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai peluang kewirausahaan produk dari sampah anorganik. Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna karena dari sampah dapat dibuat produk yang menarik dan layak dijual. Kata kunci: pemanfaatan, produk berdaya guna, sampah anorgani

    GROWTH AND PRODUCTION OF SYNTHETIC MAIZE MUTANTS (M3) AT DIFFERENT WATER AVAILABILITY LEVELS

    Get PDF
    Drought causes hampered nutrient absorption and water uptake in plants hence abnormal growth and lower yield. One of alternative solutions is the development of maize varieties tolerant to drought stress through plant breeding. This study aims to find superior M3 mutant genotypes of maize that can adapt to dry land with high productivity.Ā  The study was conducted in green house of the Faculty of Agriculture, Universitas Hasanuddin using Split Plot Design. Water availability level was set as main plot consisted of 60%, 80% and 100% and maize mutant was set as subplot consisted of four M3 mutants, namely Bisma 100 gy, Bisma 200 gy, Lamuru 100 gy, and Lamuru 200 gy. In addition two varieties were used as controls ie. Bisma, and Lamuru resulted in total of 6 genotypes tested in the study. Mutant genotype of Bisma 200 gy showed tolerance to all water availability levels and significantly differed to other mutants including its parents indicated with higher yield. 100% water availability condition resulted in higher production than the other two water availability conditions with the average yield produced was 44.1 g per plan

    PEMBERDAYAAN PETANI DAN PETERNAK DI KECAMATAN DUAPITUE KABUPATEN SIDRAP DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LOKAL

    Get PDF
    Salah satu upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah melalui pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sumber daya di pedesaan. Namun demikian, tingkat keterampilan dan pengetahuan masyarakat sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan keberhasilan pemberdayaan ini. Upaya pemberdayaan masyarakat seyogyanya melibatkan usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga dapat memotivasi partisipasi masyarakat dalam mengelola dua leading sector yang merupakan unggulan di pedesaan, pertanian, dan peternakan. Beberapa program dalam pelaksanaan KKN PPM UH Pemberdayaan Petani, dan Peternak ini adalah perbaikan teknologi pengelolaan lahan sawah tadah hujan, pengembangan sistem budidaya vertikultur, intensifikasi ternak itik dan pengembangan olahan produk lokal berbahan dasar ternak unggas. KKN PPMUH dilaksanakan di Desa Bila Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng Rappang dan diikuti oleh 14 orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan. Pelaksanaan diawali dengan sosialisasi program kerja kepada masyarakat dan kelompok tani dan peternak di lokasi mitra yang dilanjutkan dengan seminar program kerja. Beberapa program yang telah dilaksanakan yakni penyuluhan dan pelatihan serta pembuatan demplot pertanian organik padi pada lahan sawah tadah hujan, vertikultur sayur-sayuran dan budidaya ternak itik. Program KKN PPM UH disambut baik oleh warga di lokasi yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pelatihan dan demplot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dampak dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat kelompok tani dan peternak terkait beberapa hal yakni: pengelolaan budidaya padi secara organik, pembuatan POC dan Pestisida nabati serta intensifikasi budidaya ternak itik dan kewirausahaan telur asin.Ā Ā Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, sumberdaya lokal, peningkatan produksi pertanian, peternakan dan perikanan

    PENERAPAN TRASHPONIC DALAM PENGELOLAAN LORONG GARDEN (LONGGAR) DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok mitra dalam pengelolaan lorong garden (LONGGAR) berbasis trashponic. Konsep trashponic sebagai alternatif untuk menjawab masalah penghijauan lorong yang memiliki lahan terbatas dimana penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kompos atau pupuk organik cair (POC) yang terbuat dari sampah organik. Selain itu, sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai wadah penanaman. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pelatihan dengan materi konsep dasar trashponic, pembuatan kompos dan POC serta perakitan instalasi hidroponik sederhana berbahan dasar barang bekas. Metode yang diterapkan untuk mencapai luaran seperti meningkatnya pengetahuan kelompok mitra dalam penataan dan pengelolaan LONGGAR berbasis trashponic serta potensi pemanfaatan sampah organik sebagai media tanam dan pupuk dalam bentuk kompos dan POC. Selain itu diharapkan adanya peningkatan keterampilan mitra dalam membuat instalasi hidroponik sederhana berbahan dasar barang bekas dari sampah anorganik.Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa konsep trashponic mendapat sambutan yang baik dari warga dalam pengelolaan dan penataan LONGGAR di lingkungan pemukiman warga. Bahan dasar yang digunakan dalam sistem trashponic merupakan bahan sisa yang mudah ditemukan dan sudah tidak lagi dipergunakan oleh warga. Dengan demikian selain dapat mewujudkan tujuan program LONGGAR dalam menciptakan lingkungan yang asri, indah, nyaman dan sehat, penerapan sistem trashponic pada pengelolaan LONGGAR ini juga dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di perkotaan.Ā Ā Kata kunci: trashponic, hidroponik, lorong garden, sampa

    PENINGKATAN PERAN BANK SAMPAH DALAM PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK PERKOTAAN PADA BANK SAMPAH PUSAT DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    ABSTRAKSebagai upaya dalam penanggulangan masalah sampah perkotaan, Pemerintah Kota Makassar telah mendirikan bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang terbawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Tamangapa. Namun demikian, pengelolaan sampah pada bank sampah pusat di Toddopuli Kelurahan Kelurahan Paropo hanya terbatas pada sampah anorganik. Sebaliknya sampah organik belum dikelola secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan keterampilan pengelola bank sampah terkait pengolahan sampah organik khususnya limbah organik rumah tangga warga perkotaan untuk dijadikan kompos. Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan terdiri dari penyuluhan dan pelatihan yang diikuti oleh pihak pengelola bank sampah pusat dan beberapa pengelola dari bank sampah unit. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini memberikan motivasi bagi pihak pengelola untuk melaksanakan pengolahan sampah organik pada bank sampah unit. Model alternatif untuk pengelolaan bank sampah di kota Makassar yang memasukkan aktifitas pengomposan dipaparkan.Ā Kata kunci: kompos, bakteri anaerob, bank sampah, limbah organik.

    DETEKSI DINI (SCREENING) PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SULI, KABUPATEN LUWU: Early Detection (Screening) Child Development in Suli Village, Luwu Regency

    Get PDF
    Angka gangguan perkembangan anak cukup tinggi dengan prevalensi penyimpangan perkembangan pada anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia yang mencapai 7.512,6 anak dari 100.000 populasi (7,51%) dan diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan umum. Kurangnya stimulasi dari orang tua menjadi salah satu faktor penyebab penyimpangan perkembangan anak. Oleh sebab itu, setiap anak penting untuk dilakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan, hal ini bertujuan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan perkembangan anak. Kegiatan deteksi dini dilakukan di Posyandu dan secara door to door dengan menggunakan alat ukur Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), terdapat 2 metode yang dilakukan yaitu mengajukan pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak dan melakukan pemeriksaan anak sesuai dengan petunjuk KPSP. Adapun hasil yang didapatkan yaitu dari 28 anak, terdapat sebanyak 13 anak (47%) yang tergolong dalam kategori perkembangan ā€œSesuaiā€, terdapat sebanyak 11 anak (39%) yang tergolong dalam kategori perkembangan ā€œMeragukanā€, dan sebanyak 4 anak (14%) yang tergolong dalam kategori perkembangan ā€œPenyimpanganā€. Hasil deteksi dini tersebut membantu Ibu/Pengasuh anak untuk mendapatkan gambaran perkembangan anak normal/ sesuai umur atau ada penyimpangan, jika ditemukan penyimpangan dapat segera diberi intervensi untukĀ  mencapai perkembangan yang optimal. Kata kunci: Stimulasi, perkembangan, deteksi dini, KPSP. Ā  ABSTRACT The high rate of developmental disorders in children with the prevalence of developmental deviations in children under the age of 5 years in Indonesia which reaches 7,512.6 children out of 100,000 population (7.51%) and it is estimated that around 1-3% of children under the age of 5 years experienced general delays. Lack of stimulation from parents is one of the factors that cause deviations in child development. So that every child is important for early detection of developmental deviations to be able to find early developmental deviations. Community service at the Posyandu and door to door using the Developmental Pre-Screening Questionnaire (KPSP) measuring instrument, there are 2 methods that are carried out, namely asking questions that are answered by the mother/caregiver and conducting child examinations according to KPSP instructions. The results obtained are from 28 children, there are as many as 13 children (47%) belonging to the "According" development category, there are 11 children (39%) belonging to the "Doubtful" development category, and 4 children (14%) belonging to the category of ā€œDistortionā€ development. The results of early detection help mothers/caregivers to get a picture of normal/age-appropriate child development or there are deviations, if deviations are found, intervention can be immediately given to achieve optimal development. Keywords: Stimulation, development, early detection, KPSP

    PENERAPAN SISTEM LEGOWO DAN PEMUPUKAN UNTUK PRODUKSI BENIH JAGUNG SINHAS 1 DI KELOMPOK TANI PATTAROWANTA

    Get PDF
    Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah terjadinya peningkatan pendapatan petani melalui penerapan TTG Sistem Legowo dan paket pemupukan pada jagung dan produksi benih jagung sintetik Unhas (Sinhas 1), yang telah dilepas Kementan RI Tahun 2019, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproduksi biokompos, biopestisida, pupuk cair dan cara aplikasinya. Produk yang dihasilkan akan digunakan sebagai usaha agribisnis melalui bekerjasama dengan lembaga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Tarowang. Metode dan tahapan pelaksanaan adalah melalui sosialisasi program yang dilanjutkan dengan pelatihan tatap muka tentang teknologi yang akan diterapkan. Hasil dari pelaksanaan pengabdian pada masyarakat adalah terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan petani dalam pembuatan pupuk organik cair dan kompos dengan memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitar desa. Selain itu, demplot yang telah dibuat untuk mempraktekkan produksi benih Jagung Sintetik Unhas (Sinhas 1) oleh petani juga mendapat respon yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari minat dan pertanyaan yang diajukan petani saat penyuluhan dan pelatihan berlangsung. Dengan adanya kegiatan pegabdian ini, maka petani bertambah wawasannya terkait pentingnya pemupukan pada tanaman Jagung untuk mencapai produksi yang maksimal. Produk yang dihasilkan berupa POC dan Kompos selain untuk kebutuhan sendiri, maka dapat dijadikan produk BUMDes Desa Tarowang. Kata kunci: Benih, jagung Sinhas 1, pupuk, agribisnis. Ā  ABSTRACT The purpose of this community service activity is to increase farmers' income through the application of the Legowo System and fertilizer packages on corn and corn seed production from Unhas Synthetic Corn (Sinhas-1), which was released by the Indonesian Ministry of Agriculture in 2019, as well as to increase farmers' knowledge and skills in producing biocompost, biopesticide, liquid fertilizer and how to apply it. The resulting product will be used as an agribusiness business in collaboration with the Village-Owned Enterprises (BUMDes) of Tarowang Village. The method and stages of implementation were through program of socialization followed by face-to-face training on the technology to be applied. The result of the implementation of community service is an increase in the understanding and skills of farmers in making liquid organic fertilizer and compost by utilizing agricultural waste around the village. In addition, the demonstration plots that have been made to practice the production of Synthetic Corn seeds of Unhas (Sinhas 1) by farmers have also received a fairly large response. This is shown by the interest and questions asked by farmers during the extension and training. With this community service activity, farmers gain insight regarding the importance of fertilization on corn plants to achieve maximum production. The products produced in the form of Liquid Organic Fertilizers and Compost other than for their own needs, can be used as BUMDes products in Tarowang Village. Keywords: Seeds, Maize variety Sinhas 1, fertilizer, agribusiness

    Perencanaan Lanskap Kebun Wisata Stroberi Lemo-lemo di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata. Kebun wisata stroberi Lemo-lemo di Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu lahan yang memiliki potensi sebagai objek wisata. Tujuan studi ini adalah membuat perencanaan lanskap kebun wisata stroberi Lemo-lemo sebagai kawasan agrowisata yang bernilai fungsional, edukatif, dan estetis. Metode yang digunakan adalah proses perencanaan lanskap dengan pendekatan sumberdaya tapak meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan. Analisis dilakukan berbasis kesesuaian lahan dan deskriptif berdasarkan potensi dan kendala tapak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tapak memiliki kelas kesesuaian yang beragam mulai dari kelas sesuai marginal (S3) hingga kelas sangat sesuai (S1). Karakteristik lahan yang tergolong kelas S1 adalah kriteria kelembaban, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, KTK liat, kejenuhan basa, pH H2O, C-organik, lereng, dan genangan. Konsep dasar perencanaan kebun wisata ini adalah kawasan agrowisata yang bersifat edukatif yang menonjolkan karakter lanskap alami. Penataan tapak dilakukan dengan mengembangkan tanaman stroberi, jeruk lemon, pepino, dan tanaman hias yang dilengkapi fasilitas dan utilitas untuk kenyamanan pengunjung. Rencana tata ruang dibagi menjadi 1) ruang wisata meliputi zona tanaman stroberi dan tanaman hortikultura (sayur dan hias); dan 2) ruang pendukung wisata meliputi zona penyambut, penjualan, edukasi, santai, ibadah, dan parkir. Tata hijau yang direncanakan dibagi berdasarkan fungsi, yaitu tanaman utama, penyambut, pengarah, estetika, pembatas, dan tanaman hortikultura

    PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KOMPOS LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN LABAKKANG

    Get PDF
    Belum maksimalnya pengembangan pertanian organik yang dapat mendukung keberlanjutan wilayah pesisir dapat menyebabkan pengelolaan kawasan sektor pertanian yang tidak mempertimbangkan aspek ekologis wilayah yang akan mendatangkan kerugian pada masyarakat. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan diketahui akan memberi dampak buruk baik pada kesuburan tanah yang semakin menurun maupun pada pencemaran lingkungan seperti aliran sungai yang akan bermuara ke laut. Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat pada wilayah pesisir dalam mengelola potensi lokal wilayahnya terkadang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap potensi sumberdaya lokal daerah yang dapat dimanfaatkan. Salah satu solusi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat yaitu dengan menjalin kemitraan antara institusi baik dari pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat melalui program kemitraan KKN-PPM bertema Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Berbasis Potensi Lokal Daerah di Kabupaten Pangkep. Program tersebut dilaksanakan melalui kemitraan dengan dua desa pesisir pada Kecamatan Labakkang yang merupakan bagian dari Kabupaten Pangkajeā€™ne dan Kepulauan (PANGKEP) Propinsi Sulawesi Selatan. KKN PPM ini meliputi beberapa rangkaian kegiatan pelaksanaan dengan tahapan pembekalan mahasiswa, pelaksanaan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan pembuatan kompos dari bahan lokal limbah pertanian, budidaya sayuran organik secara vertikultur dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pengabdian secara umum meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya lokal limbah pertanian menjadi kompos untuk mendukung pengembangan bioindustri kompos di daerah pesisir.Kata Kunci: Bioindustri kompos, limbah pertanian, pemberdayaan masyarakat, daerah pesisir.Ā 
    corecore