7 research outputs found

    Perubahan Morfo-anatomi dan Penyimpanan Energi pada Fase Perkembangan Gonad Ikan Senggaringan, Mystus Nigriceps (Valenciennes, 1840) di Sungai Klawing Purbalingga, Jawa Tengah [Morpho-anatomical Changes And Energy Storage During Gonadal Development Of Twospots Catfish, Mystus Nigriceps (Valenciennes, 1840) In Klawing River, Purbalingga, Central Java]

    Full text link
    Suatu penelitian dengan tujuan untuk mengkaji Perubahan nilai indeks morfo-anatomi dan penyimpanan energi pada beberapa organ tubuh ikan senggaringan selama masa perkembangan gonad telah dilaksanakan di Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah. Parameter morfo-anatomi meliputi faktor kondisi (CF), indeks jaringan viseral (VSI), indeks sirip lemak (AFI), indeks jaringan hati (HSI), indeks jaringan gonad (GSI), dan kandungan energi pada organ/jaringan otot punggung, sirip lemak, organ viseral, hati, dan gonad telah diukur berdasarkan tingkat perkembangan gonadnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama masa perkembangan gonad terjadi Perubahan nilai-nilai parameter morfo-anatomi dan kandungan energi pada organ yang diukur, terjadi proses penyimpanan, perpindahan dan Perubahan materi berenergi baik untuk keperluan pematangan gonad maupun untuk aktivitas pemijahan

    Pembentukan Genotipe Padi Berumur Sangat Genjah Melalui Kultur Antera

    Full text link
    Development of Very Early Maturing Rice Genotypes through Anther Culture. Iswari S. Dewi, A. Dinar Ambarwati, Aniversari Apriana, Atmitri Sisharmini, Ida H. Somantri, Bambang Suprihatno, and Iman Ridwan. Rice is the most important food crop in Indonesia. Increase in production is needed due to population increase. Rice production in rainfed area is contributed the second after irrigated area. Rainfed condition requiring very early maturity (90-104 days) varieties. Rice anther culture can be applied to accelerate obtainment of doubled haploids (DHs) or pure lines needed in rice breeding. The experiment was aimed to obtain pure lines for developing very early maturing and high yielding rice varieties. Materials used for anther culture were F1s of Fatmawati/Kinamase, Inpari 1/Kinamase, Fatmawati/ Waseaikoku, Inpari 1/Waseaikoku, Fatmawati/IR71146, Inpari 1/IR71146, OM4495/Silugonggo, IR7146/Dodokan, and IR71730/OM1490. Anther culture media were N6 + NAA 2,0 mg/l + kinetin 0,5 mg/l for callus induction, MS+ NAA 0,5 mg/l + kinetin 2,0 mg/l for plantlet regeneration, and MS + 0,5 mg/l IBA for rooting. Putrescine 10-3 M was added to callus induction and regeneration media. The results shown that calli forming green plantlet (CFGP) were ranged from 0.25 to 83.33%. Fatmawati/Kinamase gave the highest CFGP (245 calli), followed by Inpari 1/Kinamase (78 calli) and Fatmawati/ Waseaikoku (68 calli). Total green plantlets obtained were 2.038 plantlets. After plantlet acclimatization and greenhouse grow-out, we obtained 507 DHs. The evaluation of 100 DHs at farmer field (Ciranjang District in Cianjur), based on their 50% heading date of 65 days, resulted in 33 lines cathegorized as very early maturing lines (+100 days). They were 18 lines from Fatmawati/Kinamase, 5 lines from Inpari 1/Kinamase, 8 lines from Fatmawati/Waseaikoku, and 2 lines from Inpari 1/ Waseaikoku

    Molecular docking: Bioactive compounds of Mimosa pudica as an inhibitor of Candida albicans Sap 3

    Get PDF
    Candida albicans (C. albicans) is a commensal microbiota that resides in humans. However, in certain cases, C. albicans can infect and cause several diseases to humans. This study aimed to investigate the interaction between Mimosa pudica bioactive compounds and C. albicans Sap 3. Molecular docking analysis was carried out using YASARA structure. The procedures involved preparation of ligands and target receptor, molecular docking, data analysis and visualization. All 3D ligands were downloaded from PubChem NCBI, while target receptor was downloaded from RCSB PDB. The interaction between Mimosa pudica bioactive compounds against Sap 3 resulted in a binding energies ranges from 5,168 – 7,480 kcal/mol and most of the interactions formed were relatively strong. Furthermore, the test ligands had contact with the catalytic residues and substrate binding site pockets S1/S2/S3/S4 on the target receptor. Bioactive compounds of Mimosa pudica have relatively good interactions in inhibiting C. albicans Sap

    Analisis Pelaksanaan Learning Organization Di Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

    Full text link

    Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pemasaran Online pada Siswa Kelas X Pemasaran Smk Bina Bangsa Sedong Tahun Pelajaran 2016/2017

    Full text link
    Model pembelajaran problem based learning adalah satu dari sekian metode belajar kooperatif yang banyak digunakan pendidik. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui keberpengaruhan model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran SMK Bina Bangsa Sedong pada mata pelajaran pemasaran online. Populasi yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa dengan sampel yang memiliki jumlah sama. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X Pemasaran SMK Bina Bangsa Sedong. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi dan uji kompetensi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar penilaian. Teknik analisis penelitian menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa metode pembelajaran problem based learning secara perlahan mampu memberi dampak baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X Pemasaran SMK Bina Bangsa Sedong tahun pelajaran 2016/2017

    Penambahan Shelter Untuk Pengendalian Respons Fisiologi Dan Produksi Kepiting Bakau Scylla Serrata Pada Sistem Resirkulasi Akuakultur

    Full text link
    Ketersediaan shelter (tempat perlindungan) pada kepadatan spesifik diharapkan dapat meningkatkan produksi kepiting bakau (Scylla serrata) dalam sistem resirkulasi. Shelter sebagai salah satu faktor abiotik berperan penting dalam mengurangi kematian yang disebabkan oleh kanibalisme kepiting dan menekan tingkat stres biota. Sistem Resirkulasi Akuakultur (RAS) dengan bak kotak kultur berkapasitas 60 L yang didukung oleh shelter diperkirakan menghasilkan respons fisiologis dan pertumbuhan kepiting bakau yang paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penambahan shelter pada lingkungan dengan sistem resirkulasi terhadap respons fisiologis dan produksi kepiting bakau S. serrata dengan kepadatan 10 kepiting per satu bak kultur yang berisi 60 L air laut. Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan penambahan shelter, yaitu 2 shelter (S2), 4 shelter (S4), 6 shelter (S6), dan kontrol tanpa shelter (C). S6 adalah perlakuan terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup 73,33±5,8%, laju pertumbuhan spesifik 0,886±0,014%, pertumbuhan lebar karapas 0,024±0,004 cm/hari, dan rasio konversi pakan terendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Perlakuan S6 secara signifikan mempengaruhi jumlah hemosit total kepiting pada awal budidaya (P <0,05). Penambahan 6 shelter dapat mengoptimalkan pertumbuhan kepiting lumpur dengan kepadatan 10 kepiting dalam satu bak kotak kultur
    corecore