7 research outputs found

    Disparities Analysis of Employment - A Dynamic Shift Share Approached

    Get PDF
    Naturally, regional disparities are caused by differences in regional characteristics and the degree of local sensitivity in responding the changes of business cycles. Therefor industrial growth and employment growth resulted from the regional competitiveness will be different in each region. The aims of this research was analyze the disparities in regional employment. By using Indonesian labor database retrieved from BPS (Badan Pusat Statistik- Indonesian Central Burau of Statistic), the object of these research object was 34 city/district in Central Java Province 2009 to 2013. Dynamic shift-share analysis proposed by Barff & Knight (1988) was used to calculate the extent of the difference in employment growth between each region and the national average. The regional industrial structure, or to a residual element from its calculate on can be interpreted as indicating the locational advantages of each regional economy. Disparities in employment occur in the Central Java Province. The growth rate of employment in urban areas is slower than in the districts. Finally, the positive value on the residual mix coefficient indicates that overall 35 districts/cities in the Central Java region have high competitiveness prospects so that employment will grow in line with increasing competitiveness.     Keywords: disparities, employment, dynamic shift-shar

    POLA SPASIAL POTENSI SEKTOR UNGGULAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN PATUK, GUNUNGKIDUL

    Get PDF
    Micro and Small Enterprises and the Tourism Sector are important drivers of local economic recovery, as happened in Patuk Sub-District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta. The purpose of this study is to identify the advantages and potential multiplier effects of economic activities from micro and small Enterprises in tourist areas. Quantitative approaches were used in this investigation, including Location Qoutient analytic tools and an Economic Base Model. Businesses that encourage tourism in Patuk Subdistrict are micro and small businesses, processed food and service sectors. While to encourage labor absorption, the most superior sectors are micro and small businesses in the processed food, trade and services sectors. This study shows that there is a spatial pattern for micro and small businesses in the Tourism Village of Patuk Sub-District. The spatial pattern found from this research is micro and small enterprises that excel in employment, namely the processed food sector, trade, and services. Meanwhile, micro and small enterprises that excel in terms of number of businesses are the processed food and service sector. Both patterns of finding the spatial pattern are relevant to be used as a basis for stakeholders to develop sectoral businesses through the types of regional superior businesses. Usaha Mikro dan Kecil dan Sektor Pariwisata merupakan sektor kunci pemulihan ekonomi lokal, seperti yang terjadi di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keunggulan dan potensi efek pengganda kegiatan ekonomi dari usaha mikro dan kecil di kawasan wisata. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis Location Qoutient dan Economic Base Model. Usaha yang mendorong pariwisata di Kecamatan Patuk adalah usaha mikro dan kecil, sektor makanan olahan dan jasa. Sedangkan utnuk mendorong penyerapan tenaga kerja, sektor yang paling unggul adalah usaha mikro dan kecil di sektor makanan olahan, perdagangan dan jasa. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pola keruangan untuk usaha mikro dan kecil di Desa Wisata Kecamatan Patuk. Pola keruangan yang ditemukan dari penelitian ini adalah usaha mikro kecil yang unggul dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sektor makanan olahan, perdagangan, dan jasa. Sedangkan, usaha mikro kecil yang unggul dari sisi jumlah usaha adalah sektor makanan olahan dan jasa. Kedua pola temuan pola keruangan tersebut relevan untuk digunakan sebagai dasar pemangku kepentingan untuk melakukan pengembangan usaha sectoral melalui jenis usaha unggulan daerah

    Determinan Fertilitas di Provinsi Jawa Tengah

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas di Provinsi Jawa Tengah. Menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan pendekatan fixed effect model. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah Rata-rata lama sekolah wanita, Tingkat pengangguran terbuka dan peserta aktif KB pada tahun 2017-2020 yang diambil dari Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan varaiabel pendidikan, variable pengangguran dan variable alat kontrasepsi mempengaruhi fertilitas di Proinsi Jawa Tengah. Sedangkan secara parsial menunjukan bahwa a) variable pendidkan mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. b) variable pengangguran mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. c) variable kontrasepsi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap fertilitas di Provisni Jawa Tengah. Didapat nilai koefisien determinasi sebesar yaitu 0.767581 yang beraarti bahwa kontribusi variable independent(pendidikan, pengangguran dan kontrasepsi) terhadap fertilitas sebesar 76% dan sisanya 24% dijelaskan oleh variable diluar model

    Analisis Sektor Basis Sub Sektor Pertanian terhadap Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Kudus

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sub sektor basis pada sektor pertanian terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja sektoral di Kabupaten Kudus dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2014- 2018. Data yang digunakan adalah data sekunder sektor pertanian di Kabupaten Kudus tahun 2014-2018. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan alat analisis LQ (Location Quotient). Hasil analisis menunjukkan bahwa sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, dan sub sektor perikanan memiliki nilai LQ>1 yang merupakan sub sektor basis pertanian. Sedangkan sub sektor hortikultura dan sub sektor peternakan merupakan sub sektor non basis pertanian karena memiliki nilai LQ<1. Tingginya produktivitas sebuah sub sektor pertanian sehingga menjadi basis akan meningkatkan tingkat penyerapan kerja di Kabupaten Kudus
    corecore