19 research outputs found

    Penggunaan Bahasa Mbojo di Lingkungan Masyarakat Bima di Bima: sebuah Kajian Variasi Bahasa

    Full text link
    Penelitian ini merupakan kajian variasi bahasa dengan menggunakan pendekan sosiolinguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kedudukan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah masyarakat Bima penutur asli Bahasa Mbojo (dou Donggo). Data penelitian berupa percakapan yang dikumpulkan dengan metode perekaman, dan observasi, serta wawancara. Analisis data menggunakan model interaktif dengan tahap, sebagai berikut: (1) analisis data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan usia, Pn-Mt sebaya, dan Pn tua-Mt muda menggunakan variasi lumrah dan kadang-kadang kasar; Pn muda-Mt tua, menggunaan variasi lumrah dan halus. Berdasarkan jenis kelamin, Pn–Mt L/P sebaya menggunaan variasi lumrah; Pn L-Mt P/Pn P-Mt L sebaya menggunakan variasi lumrah dan halus; Pn L tua/atasan-Mt L muda/bawahan menggunakan variasi lumrah dan kasar, sedangkan Pn-Mt P menggunakan variasi lumrah. Berdasarkan kedudukan, Pn atasan-Mt bawahan menggunakan variasi lumrah dan halus, kadang-kadang kasar; Pn-Mt yang kedudukan sama, menggunakan variasi lumrah, dan kadang-kadang halus; Pn bawahan-Mt atasan menggunakan variasi halus dan kadang-kadang lumrah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Mbojo di lingkungan masyarakat Bima bervariasi sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan kedudukan/jabatan Pn-Mt- nya. Kata Kunci : penggunaan, variasi bahasa, masyarakat, bima The purposes of this study are described and explain of language user of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area based on aged, gender (male and female), and status. In this research, the researcher used describes method. The subject of this study is Bima nees that use Bima language (Bahasa Mbojo). The data collections in this study are record, observation and interview. Analysis data in this study, the researcher used interactive model, like data analysis, data reduction, data display and verifying. In this study shown that Bima nees used language variety. Based on age, Bima ness used language variety, suck like Pn-Mt same age, and Pn old-Mt young they used language standard and sometime bad language; Pn young-Mt old, they used language standard and soft language. Based on gender (female and male) they used language variety suck like, Pn-Mt fame and female of the same age, they used language standard. Pn men-Mt women/Pn men-Mt women of the same age they used language standard and soft language; Pn old men-Mt young men they used language standard and bad language, while Pn-Mt women they used language standard. Whereas, based on status; Pn superior-Mt junior, they used language soft language and sometime they used language standard. In this research can conclusion that user language of Bima language (Bahasa Mbojo) in Bima area is variety based on the age, gender (male and famale) and their status

    Aspek Semantik Pembangun Bahasa Humor Verbal dalam Kartun "Negara 1/2 Gila"

    Full text link
    Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan aspek semantik: 1) praanggapan, 2) implikatur, 3) pertuturan, dan 4) dunia kemungkinan dalam membangun bahasa humor verbal dalam kartun Negara ½ Gila, dan 5) efek yang dirasakan pembaca humor dalam kartun tersebut. Sumber data penelitian ini adalah buku kartun Negara ½ Gila karya Dody, Mujik, dan Rumrum Setiadi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data keterlibatan aspek semantik. Sementara itu, metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data efek pembaca humor. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan aspek semantik: (1) praanggapan, (2) implikatur, (3) pertuturan, dan (4) dunia kemungkinan sebagai pembangun bahasa humor verbal dalam kartun Negara ½ Gila dibangun melalui beberapa unsur penting yakni: unsur gambar, ujaran tokoh kartun, keterangan kartunis, kombinasi gambar dan ujaran tokoh kartun, kombinasi gambar dan keterangan kartunis, dan kombinasi gambar dengan ujaran tokoh kartun dan keterangan kartunis, dan (5) terdapat dua efek yang dirasakan pembaca kartun humor Negara ½ Gila. Pertama, efek tersenyum, tertawa, dan senang. Kedua, efek bingung dan kesal bagi pembacanya. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca humor, peneliti, kartunis, dan dunia pendidikan. Jika menginginkan hasil yang lebih maksimal, peneliti lain hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam daripada penelitian yang telah dilakukan ini.Kata Kunci : semantik, humor, kartun Negara ½ Gila This qualitative descriptive study aimed to describe the involvement of semantic aspects: 1) presuppositions, 2) implicature, 3) speech act, 4) possible world, and 4) the possibility of building a world language in the verbal humor Negara ½ Gila cartoon, and 5) the perceived effects of humor in the cartoon reader. The data source of this research is a cartoon book entitled Negara ½ Gila by Dody, Mujik, and Rumrum Setiadi. Methods used to collect data documentation involvement semantic aspects. Meanwhile, the interview methods used to collect data on the effects of humoe readers. Data analysis was perfomed through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that involvement of semantic aspects: 1) presuppositions, 2) implicature, 3) speech act, 4) possible world, and 4) possible world as builder of verbal humor language in Negara ½ Gila cartoon was created through substances, such as: elements of image, utterance cartoon, cartoonist description, the combination of image and speech cartoon character, a combination of image and caption cartoonist, and a combination of cartoon character images with speech and information cartoonist. There are two effects that was appeared by reader of Negara ½ Gila humor cartoon. First, the effects of smiling, laughing, and happy. Secondly, the effect for the reader confused and irritated. The results of this study useful for humor readers, researchers, cartoonists, and education. If you want maximum results, other researchers should conduct more in depth study of this research

    Implementasi Model Pembelajaran Quantum Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMKN 1 Abang

    Full text link
    Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (1) implementasi model quantum learning, (2) respons siswa terhadap pengimplementasian model quantum learning, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model quantum learning dalam pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMKN 1 Abang. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas X SMKN 1 Abang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, pencatatan dokumen, wawancara, dan kuesioner. Cara menganalisis data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru mengimplementasikan model quantum learning dengan beberapa tahap, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Guru sudah mengimplementasikan quantum learning dengan baik sesuai prosedur. (2) Respons siswa terhadap pengimplementasian model quantum learning positif. Sebanyak 96% siswa kelas X AK.1 merespons positif dan sebanyak 81% siswa kelas X TKJ.1 juga merespons positif pengimplementasian model quantum learning. (3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model quantum learning, yaitu adanya perbedaan konsep belajar 17,23%, kesiapan belajar siswa 19,3%, perbedaan kecerdasan siswa 23,1%, perbedaan kebutuhan dan tujuan siswa 13,5%, dan sikap atau kebiasaan siswa yang salah 25%. Kata Kunci : model quantum learning, karangan deskrpsi. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (1) implementasi model quantum learning, (2) respons siswa terhadap pengimplementasian model quantum learning, dan (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model quantum learning dalam pembelajaran menulis deskripsi di kelas X SMKN 1 Abang. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas X SMKN 1 Abang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, pencatatan dokumen, wawancara, dan kuesioner. Cara menganalisis data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru mengimplementasikan model quantum learning dengan beberapa tahap, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Guru sudah mengimplementasikan quantum learning dengan baik sesuai prosedur. (2) Respons siswa terhadap pengimplementasian model quantum learning positif. Sebanyak 96% siswa kelas X AK.1 merespons positif dan sebanyak 81% siswa kelas X TKJ.1 juga merespons positif pengimplementasian model quantum learning. (3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model quantum learning, yaitu adanya perbedaan konsep belajar 17,23%, kesiapan belajar siswa 19,3%, perbedaan kecerdasan siswa 23,1%, perbedaan kebutuhan dan tujuan siswa 13,5%, dan sikap atau kebiasaan siswa yang salah 25%

    Profil Asam Lemak Daging Babi Bali Asli dan Babi Landrace

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan profil lemak hewani dari dua jenis daging babi daribangsa (breed) yang berbeda yaitu babi Bali asli (babi lokal) dan babi landrace (babi ras). Penelitian ini dilaksanakandengan mengambil beberapa sampel daging babi Bali dan babi Landrace. Daging yang diambil bersumber daridaging yang dijual di Rumah Potong Hewan Tradisional yang berlokasi di Banjar Pegending, Desa Dalung KutaUtara. Selanjutnya sampel daging dianalisis profil asam lemaknya dengan metode Gas Cromatografi di LaboratoriumTerpadu IPB Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profil asam lemak penyusun daging babi Bali aslimaupun daging babi landrace terdiri dari 10 asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acids/SFA) yaitu asam caprik,asam laurat, asam miristat, asam pentadecanoat, asam palmitat, asam heptadecanoat, asam stearat, asam arachidat,asam behenik, asam caprilic, empat jenis asam lemak tidak jenuh tunggal (Mono Unsatured Fatty Acids/MUFA)yaitu asam palmitoleat, asam oleat, asam erucic, asam eiucosenoic dan 2 jenis asam lemak tak jenuh ganda (PollyAnsatured Fatty Acids/PUFA) yaitu asam linoleat, asam eicosedienoic. Kata kunci: profil asam lemak, daging babi Bali, dan babi landrac

    Studi Perbandingan Kualitas Fisik Daging Babi Bali dengan Babi Landrace Persilangan yang Dipotong di Rumah Potong Hewan Tradisional

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas fisik daging babi dari bangsa yang berbeda yaitu babi Bali dan babi landrace persilangan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Two Independent Sample Test. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah warna daging, susut masak, susut mentah, daya ikat air daging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warna daging babi Bali 39,47% nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada daging babi landrace persilangan. Susut masak daging babi lokal tidak nyata 1,19% lebih kecil daripada daging babi landrace persilangan. Susut mentah daging babi Bali 5,64% nyata lebih kecil daripada daging babi landrace persilangan. Daya ikat air daging babi Bali tidak nyata, 1,09% lebih besar daripada daging babi landrace. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas fisik daging babi Bali lebih baik daripada daging babi landrace persilangan dilihat dari variabel warna, dan susut mentah

    Renal Thrombotic Microangiopathy in Mice with Combined Deletion of Endocytic Recycling Regulators EHD3 and EHD4

    Get PDF
    Eps15 Homology Domain-containing 3 (EHD3), a member of the EHD protein family that regulates endocytic recycling, is the first protein reported to be specifically expressed in the glomerular endothelium in the kidney; therefore we generated Ehd3–/– mice and assessed renal development and pathology. Ehd3–/– animals showed no overt defects, and exhibited no proteinuria or glomerular pathology. However, as the expression of EHD4, a related family member, was elevated in the glomerular endothelium of Ehd3–/– mice and suggested functional compensation, we generated and analyzed Ehd3–/–; Ehd4–/– mice. These mice were smaller, possessed smaller and paler kidneys, were proteinuric and died between 3–24 weeks of age. Detailed analyses of Ehd3–/–; Ehd4–/– kidneys demonstrated thrombotic microangiopathy (TMA)-like glomerular lesions including thickening and duplication of glomerular basement membrane, endothelial swelling and loss of fenestrations. Other changes included segmental podocyte foot process effacement, mesangial interposition, and abnormal podocytic and mesangial marker expression. The glomerular lesions observed were strikingly similar to those seen in human pre-eclampsia and mouse models of reduced VEGF expression. As altered glomerular endothelial VEGFR2 expression and localization and increased apoptosis was observed in the absence of EHD3 and EHD4, we propose that EHD-mediated endocytic traffic of key surface receptors such as VEGFR2 is essential for physiological control of glomerular function. Furthermore, Ehd3–/–; Ehd4–/– mice provide a unique model to elucidate mechanisms of glomerular endothelial injury which is observed in a wide variety of human renal and extra-renal diseases

    STUDI PERBANDINGAN KUALITAS FISIK DAGING BABI BALI DENGAN BABI LANDRACE PERSILANGAN YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN TRADISIONAL

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas fisik daging babi dari bangsa yang berbeda yaitu babi bali dan babi landrace persilangan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Two Independent Sample Test. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah warna daging, susut masak, susut mentah, daya ikat air daging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warna daging babi bali 39,47% nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada daging babi landrace persilangan. Susut masak daging babi lokal tidak nyata 1,19% lebih kecil daripada daging babi landrace persilangan. Susut mentah daging babi bali 5,64% nyata lebih kecil daripada daging babi landrace persilangan. Daya ikat air daging babi bali tidak nyata, 1,09% lebih besar daripada daging babi landrace. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas fisik daging babi bali lebih baik daripada daging babi landrace persilangan dilihat dari variabel warna, dan susut mentah
    corecore