6 research outputs found

    REAL EXCHANGE RATE MISALIGNMENTS: THE CASE OF THE INDONESIAN RUPIAH

    Get PDF
    This paper analyses the equilibrium price of the Indonesian Rupiah using the Synthetic Control Method (SCM) and assesses its misalignments. We find evidence of Rupiah misalignment, as the currency was undervalued for most periods, except for 1993-1996. This finding is robust across model specifications, predictors, and weighting. Our finding implies that keeping the exchange rate at its equilibrium level is ideal, and that policymakers can take advantage of the undervalued currency to promote economic growth via exports

    Telisik Daya Tahan Usaha dan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

    No full text
    Setelah memasuki kuartal ketiga tahun kedua (2021), pandemi  Covid-19 diperkirakan banyak ahli dan pengamat belum akan segera berlalu, malahan beberapa mengatakan dunia harus bersiap diri dengan keadaan “new normal”, hidup berdampingan dengan virus corona, seperti halnya dengan virus influenza. Pola hidup sehari-hari manusia yang harus menyesuaikan agar tidak terpapar dengan virus penyebab penyakit tersebut dan tetap sehat serta produktif. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh berusaha mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya. Upaya untuk membatasi penyebaran dan menangani warga yang terpapar virus ini dilakukan secara masif, antara lain melalui penyadaran masyarakat  tentang prosedur kesehatan, penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan program vaksinasi. Untuk mengatasi dampak sosial ekonomi dilakukan berbagai upaya, di antarnya adalah penyaluran bantuan modal kepada pelaku bisnis termasuk UMKM, dan penyaluran bantuan sosial tunai dan pangan kepada para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja, pekerja di sektor informal, dan kelompok rumah tangga berpendapatan rendah.  Upaya pemerintah ini tampak menunjukkan hasil. Di tengah beberapa kali terjadi grafik kenaikan yang tajam jumlah yang terpapar dan kematian akibat Covid-19, perekonomian Indonesia dapat dicegah untuk tidak menurun lebih dalam lagi, malah mulai menunjukkan pemulihan. Data makroekonomi dari BPS memperlihatkan hal tersebut. Ekonomi Indonesia pada triwulan 2 - 2021 dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya (y-o-y) tumbuh 7,07 persen, demikian juga untuk Semester I-2021 dibandingkan dengan Semester I-2020 ekonomi nasional tumbuh 3,10 persen. Tingkat pengangguran  pada bulan Februari 2021 (masa pandemi) sebesar 6,26 persen jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka pengangguran Februari 2020 (di awal pandemi) sebesar 4,94 persen, namun bila dibandingkan dengan angka pengangguran Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, tingkat pengangguran tersebut sudah lebih baik. Angka kemiskinan juga menunjukkan tren membaik, walau lamban. Persentase penduduk miskin bulan September 2019 sebesar 9,22 persen (sebelum pandemi Covid-19), satu tahun berikutnya meningkat menjadi 10.19 persen (September 2020). Pada bulan Maret 2021 persentase penduduk miskin sudah mulai menurun walaupun sangat kecil, yaitu menjadi 10,14 persen. Momentum membaiknya perekonomian nasional ini oleh semua pihak (pemerintah, swasta, dan masyarakat) perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Buku Bunga Rampai  “Telisik Daya Tahan Usaha dan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19” memberikan informasi mengenai dampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, dalam ukuran kinerja makroekonomi, upaya mitigasi dampak oleh pemerintah khususnya untuk UMKM dan penduduk berpendapatan rendah, serta dampaknya pada industri penerbangan dan daya saing daerah. Peluang mengatasi sebagian dampak pandemi terhadap aspek ekonomi juga dibahas dengan ketersediaan teknologi digital khususnya E-commerce. Perlu diakui bahwa semua pembahasan di atas, hanya merupakan sebagian kecil saja dari fenomena pandemi Covid-19 dan dampaknya. Namun demikian, paling tidak setelah para pembaca menyimak buku ini diharapkan mendapat gambaran bahwa pandemi itu nyata, dampaknya terasa dalam berbagai aspek kehidupan khususnya di beberapa bidang ekonomi, dan selalu muncul peluang untuk mengatasinya sehingga sebagai bangsa dapat keluar dari pandemi ini dalam kondisi yang lebih baik.  Mudah-mudahan buku bunga rampai ini dapat turut membangun rasa optimisme sebagai bangsa untuk bertahan bahkan jadi pemenang dalam mengarungi guncangan dahsyat yang diakibatkan oleh makhluk yang sangat-sangat-sangat kecil yang bermana Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-Cov-2) yang menyebabkan penyakit Coronavirus (Covid-19)

    Telisik Daya Tahan Usaha dan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

    No full text
    Setelah memasuki kuartal ketiga tahun kedua (2021), pandemi  Covid-19 diperkirakan banyak ahli dan pengamat belum akan segera berlalu, malahan beberapa mengatakan dunia harus bersiap diri dengan keadaan “new normal”, hidup berdampingan dengan virus corona, seperti halnya dengan virus influenza. Pola hidup sehari-hari manusia yang harus menyesuaikan agar tidak terpapar dengan virus penyebab penyakit tersebut dan tetap sehat serta produktif. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh berusaha mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya. Upaya untuk membatasi penyebaran dan menangani warga yang terpapar virus ini dilakukan secara masif, antara lain melalui penyadaran masyarakat  tentang prosedur kesehatan, penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan program vaksinasi. Untuk mengatasi dampak sosial ekonomi dilakukan berbagai upaya, di antarnya adalah penyaluran bantuan modal kepada pelaku bisnis termasuk UMKM, dan penyaluran bantuan sosial tunai dan pangan kepada para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja, pekerja di sektor informal, dan kelompok rumah tangga berpendapatan rendah.  Upaya pemerintah ini tampak menunjukkan hasil. Di tengah beberapa kali terjadi grafik kenaikan yang tajam jumlah yang terpapar dan kematian akibat Covid-19, perekonomian Indonesia dapat dicegah untuk tidak menurun lebih dalam lagi, malah mulai menunjukkan pemulihan. Data makroekonomi dari BPS memperlihatkan hal tersebut. Ekonomi Indonesia pada triwulan 2 - 2021 dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya (y-o-y) tumbuh 7,07 persen, demikian juga untuk Semester I-2021 dibandingkan dengan Semester I-2020 ekonomi nasional tumbuh 3,10 persen. Tingkat pengangguran  pada bulan Februari 2021 (masa pandemi) sebesar 6,26 persen jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka pengangguran Februari 2020 (di awal pandemi) sebesar 4,94 persen, namun bila dibandingkan dengan angka pengangguran Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, tingkat pengangguran tersebut sudah lebih baik. Angka kemiskinan juga menunjukkan tren membaik, walau lamban. Persentase penduduk miskin bulan September 2019 sebesar 9,22 persen (sebelum pandemi Covid-19), satu tahun berikutnya meningkat menjadi 10.19 persen (September 2020). Pada bulan Maret 2021 persentase penduduk miskin sudah mulai menurun walaupun sangat kecil, yaitu menjadi 10,14 persen. Momentum membaiknya perekonomian nasional ini oleh semua pihak (pemerintah, swasta, dan masyarakat) perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Buku Bunga Rampai  “Telisik Daya Tahan Usaha dan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19” memberikan informasi mengenai dampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, dalam ukuran kinerja makroekonomi, upaya mitigasi dampak oleh pemerintah khususnya untuk UMKM dan penduduk berpendapatan rendah, serta dampaknya pada industri penerbangan dan daya saing daerah. Peluang mengatasi sebagian dampak pandemi terhadap aspek ekonomi juga dibahas dengan ketersediaan teknologi digital khususnya E-commerce. Perlu diakui bahwa semua pembahasan di atas, hanya merupakan sebagian kecil saja dari fenomena pandemi Covid-19 dan dampaknya. Namun demikian, paling tidak setelah para pembaca menyimak buku ini diharapkan mendapat gambaran bahwa pandemi itu nyata, dampaknya terasa dalam berbagai aspek kehidupan khususnya di beberapa bidang ekonomi, dan selalu muncul peluang untuk mengatasinya sehingga sebagai bangsa dapat keluar dari pandemi ini dalam kondisi yang lebih baik.  Mudah-mudahan buku bunga rampai ini dapat turut membangun rasa optimisme sebagai bangsa untuk bertahan bahkan jadi pemenang dalam mengarungi guncangan dahsyat yang diakibatkan oleh makhluk yang sangat-sangat-sangat kecil yang bermana Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-Cov-2) yang menyebabkan penyakit Coronavirus (Covid-19)

    Real exchange rate undervaluation and Indonesia’s manufacturing exports

    No full text
    This study analyzes the impact of real exchange rate undervaluation on Indonesia’s manufacturing exports in 22 manufacturing industries throughout 1990–2015. The study was undertaken by modifying a partial equilibrium model of monopolistic competition for exporting firms and using the augmented mean group (AMG) method. This study confirms that the real exchange rate, both misalignment and changes in levels (depreciation/appreciation), are insignificant in affecting Indonesia’s manufacturing exports. In addition, this study finds that manufactured exports are significantly determined by the manufactured exports in the previous period, real interest rates, real wages, labor productivity, and firm growth. This finding indicates that the exchange rate manipulation policy is not an important factor in strengthening the competitiveness of Indonesia’s manufacturing exports. We suggest policies that play more important roles in driving manufacturing exports are creating a competitive and conducive business climate, lowering domestic interest rates, and reforming the labor system

    Mutations of OsPLDa1 Increase Lysophospholipid Content and Enhance Cooking and Eating Quality in Rice

    No full text
    Phospholipids belong to a significant class of lipids and comprise ~10% of total lipids in rice grains. Lysophospholipid (LPL) is derived from the hydrolysis of phospholipids and plays an important role in rice grain quality. Our previous study demonstrated that mutations in a phospholipase D gene (OsPLDα1) significantly altered lipid metabolites and reduced phytic acid content. In the present study, the effect of two ospldα1 mutations on LPL and other physicochemical prosperities of brown rice was further investigated, with the aim of assessing the overall importance of ospldα1 mutations in rice grain quality. Metabolite profiling revealed a ~15% increase in LPL level in both ospldα1 mutants as compared with their wild-type (WT) parent. Both ospldα1 mutations significantly lowered the apparent amylose content in brown rice flour (~1.9%) and altered viscosity profiles with significantly increased breakdown (+12.4%) and significantly reduced setback viscosity (−6.2%). Moreover, both ospldα1 mutations significantly lowered the gelatinization onset, peak temperature and retrogradation percentage of brown rice flour. This study demonstrated that OsPLDα1 plays a crucial role in rice grain quality and its mutation could, in general, improve the cooking and eating quality and nourishment of brown rice
    corecore