7 research outputs found

    Pemodelan Hybrid Decomposition Neural Network Untuk Klasifikasi Gangguan Sistem Tenaga Listrik Pada Disturbance Fault Rrcorder (DFR)

    Get PDF
    Disturbance Fault Recorder (DFR) adalah perangkat yang merekam kualitas daya dalam bentuk gelombang fasa yang memiliki  variable berupa current (ampere) dan voltage (volt) pada saat pre fault, in fault, dan after fault. Perangkat ini banyak digunakan pada peralatan jaringan listrik untuk terus memantau peralatan jaringan listrik  dan merekam kesalahan/ketidaknormalan yang terjadi.. Tujuan dari penelittian ini adalah memodelkan Hybrid Decomposition Neural Network untuk mengklasifikasi jenis gangguan sistem tenaga listrik pada Disturbance Fault Recorder (DFR). Metode dekomposisi digunakan untuk membagi masalah menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana atau komponen yang lebih kecil, sedangkan jaringan saraf digunakan untuk mempelajari dan memodelkan hubungan antara komponen-komponen tersebut. Data yang digunakan merupakan data rekaman gangguan Disturbance Fault Recorder (DFR) yang diakses di PT. PLN UP2B Jawa Timur. Klasifikasi jenis gangguan yang dipakai hanya untuk gangguan eksternal yaitu gangguan oleh petir dan short circuit. Dengan mengguanakan 100 data training yang berupa 50 data gangguan petir dan 50 data gangguan short circuit mendapatkan Data training memiliki akurasi sebesar 0,83 dan nilai loss sebesar 0,46. Untuk data validasi, nilai loss pada iterasi pertama adalah 0,70 dan nilai loss adalah 1,97. Data pelatihan memiliki akurasi 1,0 dan nilai kerugian 0,004. Untuk data validasi sebesar 0,70 dan nilai loss sebesar 18,50 pada iterasi kelima. Untuk hasil testing mendapatkan akurasi pada data training sebesar 0.8000 dan loss pada data training 1.9730, akurasi pada data test adalah 0.8000 dan loss pada data test adalah 1.930. Hasil untuk pengujian pada record gangguan yang mengghunakan data acak dari rekaman DFR mendapakan probalilitas 1.0 untuk setiap kelasnya. Sehingga bias dikatakan bahwa moedel Hybrid Decomposition Neural Network cocok digunakan untuk menhgklasifikasi jenis ganguan pada hasil rekaman pada DFR. Kata Kunci: DFR, Klasifikasi, Petir, Short Circuit, Dekomposisi

    Metode kajian teks menurut ulama klasik dan kontemporer

    No full text
    Buku yang dihadapan pembaca ini adalah hasil terjemahan yang didasarkan pada buku berbahasa Arab yang terbit dalam cetakan kedua di tahun 2002. Penulisnya, Dr. Ramadhan Abd at-Tawwab, adalah ahli bahasa dan sastra Arab serta filolog (muhaqiq) dari Kairo Mesir. Penerjemahan buku ini diharapkan dapat melengkapi terhadap buku-buku kajian teks atau metode penelitian filologi yang ada, serta memberikan sumbangan dalam kajian teks-teks klasik, khususnya teks-teks keislaman di Indonesia, terutama dengan memberikan perspektif dari tradisi Arab.rnrnBuku ini penting bagi para pengkaji teks keagamaan, khususnya terkait dengan teks dalam naskah-naskah klasik lokal yang banyak berada di Indonesia. Meskipun buku ini ditulis banyak membicarakan karya-karya dari tradisi Arab, tetapi pola metodologisnya dapat diterapkan dalam konteks naskahnaskah keagamaan Islam yang ada di Indonesia, meskipun tidak sepenuhnya. Kalau ada orang yang berpandangan bahwa ?jangan terus mengutip pendapat-pendapat atau teori-teori yang dikemukakan oleh kalangan sarjana Barat atau orientalis,? maka buku ini menyediakan kerangka teoritis dan metodologis dalam penelitian teks-teks keagamaan klasik dari penulis yang jelas bukan seorang Barat dan orientalis

    Assessment of Spatial Variation of Groundwater Quality in a Mining Basin

    No full text
    Assessment of groundwater quality is vital for the sustainable safe use of this inimitableresource. However, describing the overall groundwater quality condition-”particularly in a miningbasin-”is more complicated due to the spatial variability of multiple contaminants and the wide rangeof indicators found in these areas. This study applies a geographic information system (GIS)-basedgroundwater quality index (GQI) to assess water quality in a mining basin. The study synthesizednine different water quality parameters available-”nitrate, sulphate, chloride, sodium, magnesium,calcium, dissolved mineral solids, potassium, and floride (NO−, SO2−, Cl−, Na+, Mg2+, Ca2+, DMS, 34K+ and F−)-”from 90 boreholes across the basin by indexing them numerically relative to the World Health Organization standards. The study compared data from 2006 and 2011. The produced map indicated a lower GQI of 67 in 2011 compared to 72 in 2006. The maximum GQI of 84.4 calculated using only three parameters (Mg2+, K+ and F−) compared well with the GQI of 84.6 obtained using all nine parameters. A noticeable declining groundwater quality trend was observed in most parts of the basin, especially in the south-western and the northern parts of the basin. The temporal variation between the GQIs for 2006 and 2011 indicated variable groundwater quality (coefficient of variation = 15--30%) in areas around the mining field, and even more variability (coefficient of variation >30%) in the south-western and eastern parts of the basin
    corecore