4 research outputs found

    HUBUNGAN WAKTU PEMOTONGAN DENGAN WAKTU PEMESINAN BUBUT PADA UJI KOMPETENSI PRAKTEK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN

    Get PDF
    Hasil studi dokumentasi terhadap dokumen penilaian uji kompetensi praktek kejuruan ditemukan permasalahan yaitu belum adanya waktu standar yang spesifik, ini menjadi latar belakang dilakukanya penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara waktu pemotongan dan waktu pemesinan pada pelaksanaan uji kompetensi praktik kejuruan dan untuk mengetahui distribusi penilaian aspek waktu pemesinan pada pelaksanaan uji kompetensi praktik kejuruan bidang pemesinan bubut dan. Penelitian dilakukan di SMK Taruna Mandiri Cimahi pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan subjek penelitian 1 kelas sebanyak 30 siswa. Data diperoleh melalui observasi langsung terhadap pelaksanaan uji kompetensi praktek kejuruan pemesinan bubut, pekerjaan bubut terdiri atas tujuh pekerjaan, yaitu: bubut rata, bubut muka, bubut alur, bubut tirus, bubut tepi, bubut kartel, dan boring. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara waktu pemotongan dan waktu pemesinan pada pelaksanaan uji komptensi praktik kejuruan teknik pemesinan dengan tingkat hubungan yang sangat kuat. Distribusi penilaian untuk aspek waktu pemesinan bubut berturut-turut adalah 13%, 44%, 23%, dan 20% masing-masing untuk kategori A, B, C, dan E. Kata kunci: Waktu Pemotongan, Waktu Pemesinan, Uji Kompetensi The observation result regarding assessment documents of competency test vocational practice, found the problem is there’s nothing the standard time which specific, this become the background to doing the research. The purpose from this research to know the relationship between the 2 objects before (severing time with machinery frais time) on implementation the practice competency test, vocational frais machining in Vocational High School 2 Bandung (SMKN 2 Bandung) Academic year 2013/2014. The method used in this research is “descriptive correlational” method, with 2 subjects research 2 class as much as 75 students. Data is obtained by way of the direct observation toward implementation the practice competency test vocational frais machining, the frais work is surrounded 3 process, there are flat frais, surface frais, and sloping frais regarding 7 sector. The result of this research it’s point out that available positive relation between severing time with frais machinery time for practice competency test frais machinery in Vocational High School 2 Bandung with the strong level of the relation. The Key Word: severing time, machinery time, competency tes

    STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN MANGROVE DAN RESTORASI TERUMBU KARANG DALAM PENGELOLAAN WISATA BAHARI GUNA MENDUKUNG KEAMANAN MARITIM DI BANYUWANGI INDONESIA

    Get PDF
    Pariwisata yang terus berkembang di Indonesia menunjukan pariwisata menyeluruh sebagai model pariwisata perseorangan atau organisasi menunjukan felksibelitas dan memungkinkan wisatawan lebih banyak bersingungan langsung dengan budaya masyarakat dan alam disekitarnya. Perubahan ini tercermin diantara sekian banyak wisatawan Indonesia, tertarik pada ekowisata yang memanfaatkan hutan tropis, laut, sungai, pantai, danau dan pemandangan alam lainnya (Fandeli, 1995). Sistem pemeliharaan wisata terumbu karang dan mangrove di pantai Kabupaten Banyuwangi memerlukan keterlibatan masyarakat lokal demi keberhasilan penerapan ekowisata tersebut. Keterlibatan warga lokal sangat memberikan pengaruh untuk mencapai akhir yang diinginkan dalam penerapan ekowisata tersebut. Untuk mencapai tujuan sistem pemeliharaan kawasan ekowisata sangat dipengaruhi oleh dukungan dan partisipasi warga lokal. Strategi kolaborasi antara pemerintah daerah banyuwangi dengan masyarakat pesisir, khususnya untuk mengelola dan membantu melindungi ekosistem pesisir, merupakan strategi yang sangat baik dalam menangani permasalahan kerusakan alam

    Indonesia's Maritime Strategy in Achieving National and International Interests in The Southeast Asia Region

    Get PDF
    Indonesia is one of the regions located in Southeast Asia which is part of ASEAN. Indonesia has a considerable responsibility in maintaining maritime security and peace in the ASEAN region. In this context it can be interpreted that Indonesia can freely play a role in any problems or events that occur in the international world without the influence of various military, political or ideological ties. This study uses a qualitative descriptive research method by providing a systematic description. , descriptions, schemes and studies that are realistic and accurate about Indonesia's role in maintaining maritime security in the ASEAN region. The Vision of the Poros Maritim Dunia which emphasizes sovereignty over the sea emphasizes that the state is present at sea supported by adequate capacity to guarantee Indonesia's maritime interests. Seeing the geostrategic reality that Indonesia's maritime sovereignty area is the largest part of the sea area of Southeast Asia, then ceteris paribus if Indonesia's maritime security is strategically a prerequisite for maritime security. in Southeast Asia as a whole. Indonesia's presence in taking on a role in ASEAN is relevant for the development of Indonesia's maritime posture

    Pemenuhan Kesejahteraan Psikososial terhadap Narapidana Lanjut Usia

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kesejahteraan psikososial terhadap narapidana lanjut usia. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan dan hak yang sama di mata hukum. Pemberian sanksi atas pelanggaran hukum di Indonesia memegang teguh prinsip ‘Equality before the law’ yaitu semua orang mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum tidak terkecuali bagi seseorang yang telah lanjut usia. Namun demikian, bagi lansia perlu ada perlakuan khusus, terutama pada aspek psiko-sosial. Masalah psikososial yang tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia ke arah kerusakan atau kemerosotan (deterioritasi). Perlakuan khusus terhadap lansia, bukanlah merupakan bentuk diskriminasi bagi warga binaan lain yang berusia muda. Hal ini semata merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan warga binaan lanjut usia agar mereka tetap dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya serta memelihara kemampuan fisik, mental dan sosialnya selama berada di dalam Lapas
    corecore