9 research outputs found

    Potensi Gaya Desain Lokal dalam Desain Interior di Yogyakarta

    Get PDF
    Yogyakarta merupakan sebutan singkat dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). DIY sendiri adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang meliputi Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas kota Yogyakarta, sebagai satu-satunya kota, dan empat kabupaten, yaitu Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Hasil proyeksi SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) 2005 dari Badan Pusat Statistik DIY memperlihatkan bahwa jumlah penduduk DIY pada tahun 2008 diperkirakan akan berjumlah 3.457.700 jiwa dengan proporsi 1.740.800 laki-laki dan 1.727.700 perempuan (http://yogyakarta.bps.go.id/kependudukan/120-penduduk.html). Yogyakarta merupakan kota dengan banyak predikat. Sebagai bagian dari sejarah perjuangan, sejak era penjajahan Belanda hingga berdirinya negara Republik Indonesia, kota Yogyakarta ikut serta berperan aktif di dalamnya. Hal inilah yang membuat kota Yogyakarta dijuluki sebagai Kota Bersejarah. Banyaknya bangunan kolonial peninggalan Belanda yang ikut mewarnai kota Yogyakarta mendorong orang untuk datang berwisata. Selain karena bangunan-bangunan dan tempat-tempat bersejarah, Yogyakarta juga memiliki tradisi budaya yang unik dan tumbuh subur terpelihara yang juga menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Hal itulah yang membuat masyarakat Indonesia menjuluki Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, kota destinasi wisata kedua setelah Denpasar, Bali

    Preferensi Masyarakat Jawa Terhadap Aspek-Aspek Interior Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

    Get PDF
    Beberapa ilmuwan telah banyak melakukan riset tentang fasilitas kesehatan termasuk lingkungan rumah sakit baik secara makro (taman, gedung, area parkir, dan sebagainya) maupun secara mikro (ruang-ruang di dalam gedung rumah sakit, termasuk ruang rawat inap). Namun sejauh ini tidak ada yang menyentuh aspek budaya yang melatarbelakangi perilaku-perilaku pasien dan pengunjungnya. Beberapa perilaku tersebut termanifestasi dalam bentuk kebiasaan menjenguk pasien bersama-sama, membawa aneka buah tangan ketika menjenguk, berbincang-bincang, dan sebagainya. Oleh karena itu, riset ini menjadi penting untuk dilakukan agar desain interior ruang rawat inap rumah sakit benar-benar sesuai dengan kebutuhan penggunanya baik secara fisiologis, psikologis, sosiologis maupun secara kultural. Penelitian ini menggunakan rancangan mixed methods –kuantitatif dan kualitatif– dengan tujuan untuk memperluas pembahasan dan untuk mendapatkan pendekatan yang integratif agar mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang persepsi masyarakat Jawa terhadap interior ruang pasien rawat inap rumah sakit. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, FGD, dan kuesioner. Penelitian ini diharapkan memberikan kesadaran tentang pentingnya aspek kultural sebagai salah satu faktor penting dalam perancangan fasilitas rumah sakit, khususnya ruang rawat inap. Selain itu, dalam tataran praksis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan berupa konsep dasar perancangan interior ruang rawat inap rumah sakit yang berbasis budaya Jawa

    Peran Aktif Desainer Interior Dalam Pengembangan Industri Kreatif: The Role Of Interior Designer In Development Of Creative Industry

    Get PDF
    As one of the sub-sectors of the creative economy, interior design is expected to provide both social and economic contribution to the country. Industries involved in the chain of interior design field includes the industrial furniture, artwork, panel doors / windows, wall paint, wallpaper, sanitary fixtures, carpet, ceramic tile, lighting, home accessories, and much more. Those supporting industries have interdependence with the filed of property, particularly the field of interior design. So by developing sub-sector of interior design, it is expected that other industries that sustains it can take part in growth and development, able to absorb the growing labor force and is able to provide financial benefits for the state. Sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif, desain interior diharapkan mampu memberikan kontribusi baik sosial maupun ekonomi bagi negara. Industri yang terlibat dalam mata rantai bidang desain interior meliputi industri furnitur, artwork, panel pintu/jendela, cat, wallpaper, perlengkapan sanitasi, karpet, keramik tile, lampu, home accessories, dan masih banyak lagi. Industri-industri pendukung tersebut memiliki kesalingtergantungan dengan bidang property, khususnya bidang desain interior. Sehingga dengan mengembangkan subsektor desain interior tersebut, diharapkan industri-industri lain yang menopangnya dapat turut tumbuh dan berkembang, mampu menyerap tenaga kerja yang semakin banyak dan mampu memberikan keuntungan finansial bagi negara. Kata kunci: industri kreatif, desain interior, propert

    Persepsi Masyarakat Terhadap Desain Kamuflase Menara Bts Di Lingkungan Perkotaan Studi Kasus: Kota Yogyakarta

    Get PDF
    Desain kamuflase menara BTS menarik untuk dibahas karena memungkinkan adanya pengembangan dengan sentuhan desain yang bernilai estetika dan relatif dapat menyatu pada lingkungannya. Peran desainer dalam hal ini menjadi penting karena mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan wawasan untuk mengerjakannya. Menara kamuflase yang didesain dengan baik, yaitu yang memenuhi kaidah-kaidah proses desain akan menghasilkan beragam desain yang akan memunculkan persepsi positif dari masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif eksploratif, yaitu yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis desain kamuflase menara BTS yang dipersepsi positif oleh publik. Data dikumpulkan dengan metode survei secara online, observasi dan FGD. Analisis penelitian menggunakan metode content analysis dan analisis distribusi. Lima kriteria yang dihasilkan dalam riset ini adalah Friendly design, Proporsional, Aman, Redesign, dan tematik. Kata kunci: menara monopole, kamuflas

    Visiting Patient Activity at Patient Room in Perspective of Thai People (An Interior Design of Patient Room in the Perspective of Thai People)

    Get PDF
    The purpose of the present study is to determine which aspects of the patient rooms considered important to their inpatients and visitors experience that fit to cultural preference of the users. We sent the questionnaires to 125 people in Bangkok and in its surrounding areas. We asks those respondents to rate the 9 (nine) items that related to the patient's room and visit activities to the patient on a scale from 1 (very unimportant) to 5 (very important). These items are related to the visiting activities for the patients (2 items of questions) and 7 items related to aspects of the patient's room (room / space, a special area, furniture, layout, color, room accessories, and artwork). The other item is an open question about the most important factor in the patient's interior space. From the overall questionnaires distributed, 92.8% are eligible to be analysed. The analysis shows that two aspects of the patient's room which have the highest average value is the overall patient room (4.07) and a special area for visitors (4.07). Both are followed by lay out (4.00), color space aspects (3.99), furniture (3.83), and room accessories (3.64). The respondents considered that the artworks are not too important compared to the other interior elements so that the average value is in the last rank, namely 3.58. Thus we concluded that in the perspective of Thai society, three main things in relation to the activity of the patient visits are (1) the design of patients’ space that not only accommodate patient care activities, but also the activity of social interaction. (2) The need of a special area for social interaction between visitors and patients in patient space that becomes crucial, and (3) an efficient layout arrangement that supports visiting patient activities without reducing the control to the patients against their needs for privacy

    Proceedings International Symposium Art, Crafts, and Design in Southeast Asia: in the Era of Creative Industry Arcadesa # 1

    Get PDF
    ARCADESA bukan event pertama yang diselenggarakan dalam konteks Asia Tenggara, tetapi ia menjadi symposium yang pertama yang menyatukan Seni Murni, Kriya dan Desain. Topik yang dibicarakan kali ini adalah industri kreatif, sebuah topik yang cukup lentur dan dapat merengkuh semua sisi dari seni murni, kriya dan desain. Seperti kita ketahui untuk saat ini pun industri kreatif tumbuh menjadi sektor yang semakin diperhitungkan dalam mengembangkan ekonomi nasional. Symposium internasional dalam lingkup Asia Tenggara menjadi penting untuk di simak agar kita semua dapat mengetahui perkembangan apa yang telah terjadi dengan industri kreatif di kawasan ini. Masih disayangkan bahwa symposium kali ini belum dapat menghadirkan secara lengkap semua Negara ASEAN, namun begitu mudah2an ini dapat menjadi langkah awal ke depan akan lebih banyak lagi Negara ASEAN yang dapat terlibat untuk membicarakan secara bersama-sama topik aktual yang berhubungan dengan Seni Murni, Kriya dan Desain. Perlu pula disampaikan di sini bahwa beberapa hari yang lalu dalam kesempatan KTT ASEAN 2017 di Manila, Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa setelah ASEAN berhasil menciptakan ekosistem yang stabil, damai dan sejahtera pada 50 tahun perjalannya yang telah lalu, maka tantangan ASEAN ke depan dalam menghadapi globalisasi adalah menjadikan ASEAN komunitas yang responsif di bidang politik dan ekonomi. Tentu industri kreatif lebih terkait ke bidang ekonominya, oleh Presiden RI diharapkan ASEAN dapat lebih cepat, responsif, dan terbuka dalam menghadapi perkembangan ekonomi (dan politik) global. Simposium kali ini menjadi momen yang tepat untuk membicarakan apa yang telah dicapai dan dikerjakan oleh masingmasing masing Negara, lembaga ataupun individu terkait dengan industri kreatif. Serta yang paling penting adalah bagaimana kita semua, sebagai lembaga pendidikan tinggi, sebagai komunitas dan individu-individu baik seniman, kriyawan dan desainer dapat lebih cepat, reponsif dan terbuka dalam menghadapi indutri kreatif yang secara global berkembang begitu dinamis
    corecore