9 research outputs found

    Analysis Of Co2 Sensor Enclosure Prototype Using 3d Print Resin Prusa Sl1 With Standard Resin Materials

    Get PDF
    3D Printing is a technological development in the world of manufacturing. 3D Printing is a printer capable of printing three-dimensional objects, the advantage of 3D Printing is that it is very possible to create various complex patterns. Related to this definition, 3D printing can have an important function in the world of manufacturing. In making a product on a 3D printing resin type machine, the main ingredients used are standard resins and other types of resins. This research discusses how the CO2 sensor enclosure uses 3D printed resin to become a product. The final results of this study are to show the results of the product from the Prusa SL1 3D Print Resin machine with the materials used as standard resin, but the resulting product is defective because the components of the 3D printed resin machine have a working time of 500 hours, if it exceeds 500 hours it will experience defects on the product. In addition, standard resin type materials are not suitable for use with compressive or tensile forces because these materials have the characteristic of being very brittle when given a large enough pressure

    Sistem Administrasi Penjualan Berbasis Web Pada PT. Surya Mustika Nusantara Cabang Serang

    Get PDF
    Surya Mustika Nusantara berdiri pada tahun 2007 dan terletak di Komplek Purna Bakti Kp. Gurugui-Serang Barat adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian produk tembakau seperti Apache dan Camel yang didistribusikan oleh sales. PT Surya Mustika Nusantara Cabang Serang pada sistem administrasi penjualannya masih menggunakan cara manual belum adanya sistem berbasis web, yaitu dengan memanfaatkan microsoft excel dan proses pembuatan laporan penjualan dilakukan setelah adanya laporan dari sales yang biasanya akan dilaporkan setelah proses pendistribusian ke setiap toko, akibatnya terdapat beberapa kendala seperti proses pendataan yang memakan waktu lama dan proses pelaporan transaksi yang dilakukan oleh sales ke admin tidak real-time, kemungkinan terjadinya redudansi data, dan pencarian data yang dibutuhkan memerlukan waktu yang cukup lama karena harus mencari didalam file microsoft excel atau ditumpukan kertas yang bahkan mungkin rusak. Hasil analisis dan dilakukannya observasi pada PT. Surya Mustika Nusantara Cabang Serang menemukan beberapa masalah yang ada dalam sistem yang berjalan, maka penulis mengajukan untuk dirancangnya sistem administrasi penjualan yang baru berbasis Web. Menggunakan metode analisis CSF (Critical Success Factors). Perancangan sistem menggunakan metode analisa berorientasi objek dengan Unified Modeling Language (UML), Dengan adanya usulan pembaruan sistem adminisreasi penjualan pada PT. Surya Mustika Nusantara Cabang Serang, proses administrasi penjualan yang berjalan akan lebih baik lagi.  Kata Kunci: Sistem Administrasi Penjualan, Sales, Admin, PT. Surya Mustika Nusantara Cabang Seran

    Rancang Bangun Sistem Komunikasi Nirkabel dan Panel Surya Untuk Maws

    No full text
    Mobile AWS (MAWS) seri 201 buatan Vaisala yang ditempatkan di Loka Pengamatan Dirgantara Tanjungsari Sumedang memerlukan perbaikan karena sistem pengkabelan yang ditanam di dalam tanah selama sembilan tahun telah mengalami kerusakan. Untuk itu perlu dikembangkan sistem komunikasi nirkabel dan panel surya untuk mengganti kabel yang sudah rusak. Dalam penelitian ini telah dikembangkan sistem solar panel dan komunikasi data nirkabel untuk MAWS 201 Vaisala yang menghasilkan data parameter cuaca meliputi arah angin, kecepatan angin, tekanan, temperatur, kelembapan, radiasi matahari netto, dan curah hujan. Perhitungan daya puncak panel surya dan kapasitas baterai penyimpanannya dilakukan menggunakan metode deterministik dengan memanfaatkan nilai PSH dari Solarex. Realisasi kedua sistem ini menggunakan solar panel 10 Wp dan baterai 12 V 7,2 Ah. Hasil operasional pengukuran selama seminggu pada tanggal 1 sampai 7 Juni 2014 menunjukkan bahwa MAWS bekerja dengan normal namun sensor-sensor perlu dikalibrasi kembali.Hal.55-6

    Desain Muatan Roket Sonda Eksperimen Berbasis Roket Rx-100 Untuk Pengukuran Profil Vertikal Parameter Atmosfer

    No full text
    Sounding rocket is ones of instruments used for atmospheric vertical profile measurement. This paper describe about payload design for Sounding Rocket Experiment based on RX-100 rocket which consist of rocket aerodynamics payload andatmospheric parameter payload. The design was created by considering RX-100 rocket technical specification and vertical profile of atmospheric parameter being measured. Based on analysis result to the design, it is expected that initial acceleration of the rocket flight carrying 6 kg payload is about 5.35 g, and its last acceration is about 8,02 g. Signal power expected to be received by the receiver system, which has receiving sensitivity -118 dBm, from a 1 watt rocket payload transmitter at 8 km height is -73,29 dBm.Hal. 46-5

    MUATAN PENGUKUR PARAMETER ATMOSFER ROKET SONDA RSX-100 DAN METODE PENGUJIANNYA [RSX-100 ROCKETSONDE ATMOSPHERIC PAYLOAD AND ITS TESTING METHOD

    Get PDF
    Dalam rangka mendukung program pengembangan roket sonda LAPAN, telah dikembangkan muatan pengukur atmosfer untuk roket sonda RSX-100 beserta metode pengujiannya yang terdiri dari pengujian sistem sensor dan jangkauan sistem telemetri, pengujian ketahanan muatan, pengujian pelepasan muatan dan pembukaan parasut, pengujian integrasi roket, dan peluncuran muatan pengukur atmosfer bersama RSX-100. Berdasarkan hasil pengujian, sistem telemetri dengan link margin sebesar 50,76 dB untuk jangkauan 8 km telah berhasil mengirimkan data sensor tekanan dan GPS hingga ketinggian 11 km. Frekuensi natural muatan yang sebesar 80 Hz sangat aman terhadap munculnya resonansi dengan frekuensi natural roket. Muatan juga telah teruji ketahanannya terhadap getaran, hentakan, dan percepatan yang diperkirakan akan terjadi saat roket terbang. Sistem pelepasan muatan dan pembukaan parasut juga telah teruji mampu mengeluarkan parasut dan muatan dari dalam tabung roket dengan waktu yang dibutuhkan oleh parasut dan muatan untuk keluaran dari tabung setelah proses separasi roket adalah sekitar 5 detik atau tinggijatuh sekitar 30 meter. Kecepatan turun parasut membawa muatan diperkirakan sekitar 5 hingga 6 m/s. Sedangkan lama waktu lock kembali GPS setelah keluar dari tabung roket adalah 5 detik. Dari hasil uji terbang bersama RSX-100 dengan lama terbang 60 detik, muatan tidak berhasil keluar dari tabung karena roket gagal separasi sehingga hasil pengukuran adalah data kondisi di dalam roket. Data yang berhasil direkam menunjukkan apogee setinggi 5622 m.Kata kunci: Roket sonda, RSX-100, Muatan pengukur atmosfer, Metode pengujian

    MUATAN PENGUKUR PARAMETER ATMOSFER ROKET SONDA RSX-100 DAN METODE PENGUJIANNYA [RSX-100 ROCKETSONDE ATMOSPHERIC PAYLOAD AND ITS TESTING METHOD

    Get PDF
    Dalam rangka mendukung program pengembangan roket sonda LAPAN, telah dikembangkan muatan pengukur atmosfer untuk roket sonda RSX-100 beserta metode pengujiannya yang terdiri dari pengujian sistem sensor dan jangkauan sistem telemetri, pengujian ketahanan muatan, pengujian pelepasan muatan dan pembukaan parasut, pengujian integrasi roket, dan peluncuran muatan pengukur atmosfer bersama RSX-100. Berdasarkan hasil pengujian, sistem telemetri dengan link margin sebesar 50,76 dB untuk jangkauan 8 km telah berhasil mengirimkan data sensor tekanan dan GPS hingga ketinggian 11 km. Frekuensi natural muatan yang sebesar 80 Hz sangat aman terhadap munculnya resonansi dengan frekuensi natural roket. Muatan juga telah teruji ketahanannya terhadap getaran, hentakan, dan percepatan yang diperkirakan akan terjadi saat roket terbang. Sistem pelepasan muatan dan pembukaan parasut juga telah teruji mampu mengeluarkan parasut dan muatan dari dalam tabung roket dengan waktu yang dibutuhkan oleh parasut dan muatan untuk keluaran dari tabung setelah proses separasi roket adalah sekitar 5 detik atau tinggijatuh sekitar 30 meter. Kecepatan turun parasut membawa muatan diperkirakan sekitar 5 hingga 6 m/s. Sedangkan lama waktu lock kembali GPS setelah keluar dari tabung roket adalah 5 detik. Dari hasil uji terbang bersama RSX-100 dengan lama terbang 60 detik, muatan tidak berhasil keluar dari tabung karena roket gagal separasi sehingga hasil pengukuran adalah data kondisi di dalam roket. Data yang berhasil direkam menunjukkan apogee setinggi 5622 m.hal. 61-7

    Wireless Weather Instrument for Multi-altitude Monitoring of Skydiving Landing Area

    No full text
    Army are often conducting skydiving for many purposes, such as training, deliver personnel, equipment, and supplies. Therefore it is needed an instrument to monitor weather condition in skydiving area. A wireless weather instrument for multi-altitude monitoring of skydiving landing area has been developed. This instrument was able to measure wind speed, pressure, temperature, and humidity of an area. In its operation, this instruments are installed at 50 m, 100 m, 150 m, and 200 m of altitude by using a PVC plastic inflatable balloon tethered at around 202 m height. Measurement results showed that its telemetry system has coverage around 850 m. Its wind speed, pressure, temperature and pressure data have similar pattern to MAWS201 Vaisala data.Hlm.11-1

    Pengaruh Curah Hujan Terhadap Potensi Longsor Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum

    No full text
    Di Indonesia, yang dominan mempengaruhi terjadinya longsor adalah curah hujan. Terkait dengan itu, penelitian ini difokuskan pada masalah kejadian longsor akibat dari intensitas curah hujan yang tinggi atau curah hujan ekstrim. Data yang digunakan adalah curah hujan harian (mm/hari) dan kejadian longsor harian dari tahun 2000 dan 2010. Data curah hujan yang digunakan merupakan hasil estimasi dari satelit TRMM dengan resolusi spasial 0,25o x 0,25o. Selain curah hujan, faktor lain yang mempengaruhi kejadian longsor adalah kedalaman efektif tanah, kelerengan tanah, jenis tanah dan penggunaan lahan yang dioverlay dengan menggunakan sistem informasi geografis untuk memperoleh klasifikasi tingkat kerentanan. Metode yang digunakan adalah penentuan nilai ambang curah hujan pada saat kejadian longsor sehingga dapat diidentifikasi nilai curah hujan yang dapat menimbulkan kejadian longsor. Penentuan nilai ambang curah hujan tersebut dilakukan untuk setiap kategori kerentanan. Berdasarkan hasil analisis dan verifikasi, diperoleh kesimpulan bahwa formula yang dihasilkan berdasarkan data curah hujan hasil estimasi dengan data TRMM dapat digunakan untuk mendeteksi kejadian-kejadian longsor di DAS CitarumHlm.148-15
    corecore