2 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI DESA SEPULU KEC.SEPULUH KAB.BANGKALAN

    Get PDF
    Diabetes Mellitus pada dasarnya bisa dikontrol dengan memperhatikan diet makanan, namun bagi penderita hal itu sulit dikarenakan menurut mereka malas untuk menakar jumlah makanan karbohidrat dan gula yang ingin dikonsumsi serta makanan diet untuk penderita diabetes tidak sesuai dengan selera, akibat dari ketidakpatuhan ini akan semakin banyak kasus, terbukti di tahun 2010 di desa Sepulu ada 306 orang yang menderita Diabetes Mellitus, tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Mellitus di desa Sepulu kecamatan Sepulu kabupaten Bangkalan. Desain penelitian ini adalah analitik dan pendekatan secara “cross sectional”, populasi penelitian ini adalah semua penderita Diabetes Mellitus di desa Sepulu sebesar 26 responden, sampel sebagian dari populasi sebanyak 24 responden, diambil secara simple random sampling, dengan variabel independen motivasi dan dependen kepatuhan diet. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, lalu diolah dan diuji menggunakan Uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 24 orang responden hampir setengah termasuk kategori dengan motivasi sedang (41,7%) dan sebagian besar tidak patuh dalam menjalankan diet (58,3%). Setelah dilakukan uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji exact fisher, diperoleh nilai P = 1,000 dan = 0,05, jadi P> tabel, maka H0 diterima, maka tidak ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Mellitus, maka dari itu penderita Diabetes Mellitus hendaknya memperhatikan dietnya yaitu dengan cara membatasi makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan gula serta makan secara teratur

    HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG JENJANG KARIR DENGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG

    Get PDF
    Abstract Minister of health has provided rules to hospitals in Indonesia who want to get accreditation must have systems, one of them is career development system of nursing. Career development hopes improve motivation and satisfaction of nurse to work. Usually a nurse in hospital not tobe career, but just to work. Therefoere the aim of this research is looking for correlation perception of career development with motivation of work and job satisfaction of nurse in Semarang Tugurejo Hospital. Because previous research has found, 41,4%, less motivated; and have been found 41,7% are not satisfied. Therefore need further reasearh related percepstion of nurse about career development. The research mothod that applied cross sectional study, and using desciptive corellation. Sampel that have been used as 68 nurse who have in criteria, and using questionnaire instrumen. Perception of career development as independent variable, motivation of work and job satisfaction as dependen variable. The analysis has been used Person product moment correlation for perseption of career development and motivation of work; and spearman correlation for perseption of career development and job satisfaction. The result shows good perseption of career development is 58,8%, persepstion less is 41,2%; nice motivation of work is 63,2%, and motivation of work less is 36,8%; nurse are satisfied 51,5%, and nurse are not satisfied 48,5%. There are corellation between perception of career development with motivation of work (p=<0,001), and there are corellation perception of career development with work satisfaction (p=0,01). The hospital able to increase career delopment system, especially part of system, that is development, recognition, promotion, and apreciation. Keywords: Percepsion, Career Development, Motivation, Satisfaction. Abstrak Menteri kesehatan memberikan aturan, bahwa rumah sakit di Indonesia yang ingin memperoleh akreditasi harus mempunyai berbagai macam sistem yang perlu disesuaikan, salah satunya yakni sistem jenjang karir perawat. Adanya sistem jenjang karir ini diharapkan dapat menambah motivasi dan kepuasan perawat dalam bekerja. Sebab pada penelitian sebelumnya ditemukan hampir sebagian besar, yakni 41,4%, perawat kurang termotivasi dan juga didapati sebesar 41,7% tidak puas dalam bekerja. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan terkait persepsi persepsi perawat tentang jenjang karir. Metode yang digunakan studi cross sectional, dan rancangan penelitiannya deskriptif korelasi. Sampel yang digunakan sebanyak 68 perawat yang telah memenuhi kriteria, dan alat ukurnya menggunakan kuesioner. Persepsi jenjang karir sebagai variabel bebas, sedangkan motivasi kerja dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Analisis menggunakan korelasi person poduct moment untuk variabel persepsi jenjang karir dan motivasi kerja; dan spearman untuk variabel persepsi jenjang karir dan kepuasan kerja. Hasil penelitian menunjukkan persepsi jenjang karir perawat baik sebesar 58,8%, persepsi kurang sebesar 41,2%; motivasi kerja yang baik sebesar 63,2%, dan motivasi kerja yang kurang sebesar 36,8%; perawat yang puas sebesar 51,5%, dan perawat yang kurang puas sebesar 48,5%. Ada hubungan antara persepsi jenjang karir dengan motivasi perawat (p=<0,001), dan ada hubungan persepsi jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat (p=0,01). Harapannya agar rumah sakit mampu untuk memaksimalkan sistem jenjang karir, terutama berkaitan dengan sub sistem didalamnya, yakni pengembangan, pengakuan, promosi dan penghargaan. Kata kunci: Jenjang karir, motivasi kerja, kepuasan kerja
    corecore