14 research outputs found

    Simulasi Pencahayaan Terowongan Tomang Siang Hari Menggunakan Lampu LED

    Full text link
    Pencahayaan terowongan pada siang hari sangat tergantung pada cahaya matahari, khususnya zona akses dan zona ambang. Intensitas cahaya pada zona tersebut harus dapat mengimbangi intensitas cahaya matahari di muka terowongan. Untuk itu pencahayaan buatan yang akan ditempatkan di zona akses dan zona ambang harus di tata sesuai adanya cahaya matahari di muka terowongan. Pada malam hari, zona ambang sampai dengan zona exit harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang sama, dan nilainya tidak jauh berbeda dengan iluminansi dan luminansi yang ada pada jalan umum sebelum dan sesudah terowongan. Namun pada siang hari setiap zona harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang berbeda. Penelitian ini mengambil data dari terowongan Tomang, terowongan ini terdiri dari terowongan ke arah Tangerang dengan perkiraan kecepatan rata-rata kendaraan sebesar 60 km/jam. Panjang terowongan 120 m, lebar 7 m, tinggi 4 m. Penelitian yang berupa simulasi ini menggunakan lampu LED, sesuai yang saat ini terpasang sejumlah 15 buah, sebelumnya menggunakan lampu HPS 250 Watt, sebanyak 20 buah, dengan jarak antar lampu 6 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan terowongan Tomang saat ini kurang tepat untuk siang hari, karena pada zona ambang pencahayaannya kurang dapat memenuhi luminansi cahaya matahari. Akibatnya pada siang hari zona ambang nampak gelap (terjadi adanya black hole phenomena). Sementara pada malam hari menghasilkan iluminansi dan luminansi yang berlebih, yaitu iluminansi 104 lux dan luminansi 9,96 cd/m2 yang lebih besar dari standar SNI 20 lux - 25 lux dan 2 cd/m2. Penggunaan lampu LED menghasilkan luminansi lebih tinggi dengan daya lebih minimal, dari pada lampu HPS

    Evaluation on Lighting Condition and Visual Legibility of Road Surfaces and Traffic Signs in Bandung City

    No full text
    ABSTRACT: As the capital city of West Java Province, Bandung has been growing fast nowadays, which increases the number of road users, during day and nighttime. In order to assure road users can drive safely at nighttime, good visual condition of the road surfaces and their traffic signs is required. The main objective of this research is to evaluate lighting condition and visual legibility in some roadways in Bandung, by determining average luminance, overall uniformity, longitudinal uniformity, and luminance coefficient of road surfaces and traffic signs, and comparing with the minimum criteria. Software was used to simulate the lighting condition of the roadways and to optimize the lighting parameters. Laboratory experiments were conducted to investigate visual legibility of some common traffic signs, based on luminance contrast of the traffic signs' material. Generally, lighting parameters of the observed roadways had not fulfilled the minimum standard recommended by the Illuminating Engineering Society of North America. Concrete surface was also found more reflective (average luminance coefficient of 0.05 cd/m 2 /lux) than asphalt one (0.04 cd/m 2 /lux). Laboratory results show that most traffic signs in Bandung were made of advertising grade material, whose average luminance contrast values ranged from 2.33 to 2.85, which were still below the American Association of State Highway and Transportation Officials M.268-77 standard which states traffic signs at least must be made of engineering grade material
    corecore