research

Simulasi Pencahayaan Terowongan Tomang Siang Hari Menggunakan Lampu LED

Abstract

Pencahayaan terowongan pada siang hari sangat tergantung pada cahaya matahari, khususnya zona akses dan zona ambang. Intensitas cahaya pada zona tersebut harus dapat mengimbangi intensitas cahaya matahari di muka terowongan. Untuk itu pencahayaan buatan yang akan ditempatkan di zona akses dan zona ambang harus di tata sesuai adanya cahaya matahari di muka terowongan. Pada malam hari, zona ambang sampai dengan zona exit harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang sama, dan nilainya tidak jauh berbeda dengan iluminansi dan luminansi yang ada pada jalan umum sebelum dan sesudah terowongan. Namun pada siang hari setiap zona harus mempunyai iluminansi dan luminansi yang berbeda. Penelitian ini mengambil data dari terowongan Tomang, terowongan ini terdiri dari terowongan ke arah Tangerang dengan perkiraan kecepatan rata-rata kendaraan sebesar 60 km/jam. Panjang terowongan 120 m, lebar 7 m, tinggi 4 m. Penelitian yang berupa simulasi ini menggunakan lampu LED, sesuai yang saat ini terpasang sejumlah 15 buah, sebelumnya menggunakan lampu HPS 250 Watt, sebanyak 20 buah, dengan jarak antar lampu 6 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan terowongan Tomang saat ini kurang tepat untuk siang hari, karena pada zona ambang pencahayaannya kurang dapat memenuhi luminansi cahaya matahari. Akibatnya pada siang hari zona ambang nampak gelap (terjadi adanya black hole phenomena). Sementara pada malam hari menghasilkan iluminansi dan luminansi yang berlebih, yaitu iluminansi 104 lux dan luminansi 9,96 cd/m2 yang lebih besar dari standar SNI 20 lux - 25 lux dan 2 cd/m2. Penggunaan lampu LED menghasilkan luminansi lebih tinggi dengan daya lebih minimal, dari pada lampu HPS

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 09/07/2019