11 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DI KELURAHAN TABING WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

    Get PDF
    Tablet Fe adalah unsur pembentuk sel darah merah yang  dibutuhkan ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014, dari 22 Puskesmas di kota Padang didapat ibu hamil anemia sebanyak 2.603 dari 19.320 ibu hamil,  Puskesmas Lubuk Buaya menempati urutan pertama kejadian anemia tertinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prilaku Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2016. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional  dengan populasi ibu hamil trimester III yang telah mendapatkan 30 Tablet Fe pada bulan Mei dan Juni 2016 di Kelurahan Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang  2016. Data di kumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data dengan cara Editing, Coding, Transfering, Tabulating, dan Cleaning. Analisa data dengan analis univariat dan bivariate. Hasil penelitian, ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet Fe 24 orang (60%), ibu hamil dengan pendidikan tinggi 21 orang (52,5%), ibu hamil pengetahuan rendah 22 orang (55%), ibu hamilsikap negatif 27 orang (67,5%). Ada hubungan pendidikan dengan konsumsi tablet Fe, tidak ada hubungan pengetahuan dengan konsumsi tablet Fe, terdapat hubungan sikap dengan konsumsi tablet Fe pada Ibu hamil di Kelurahan Tabing wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2016. Pendidikan dan pengetahuan tidak berhubungan dengan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil, dan sikap berhubungan dengan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk menjelaskan lagi tentang manfaat konsumsi tablet Fe

    KARAKTERISTIK IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI KELURAHAN KURANJI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING

    Get PDF
    Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kuranji Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Padang pada tanggal bulan Agustus 2018. Jenis penelitian Deskriptif. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kuranji Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Padang pada tanggal bulan Agustus 2018. Populasi 20 orang Ibu Hamil yang Mengalami KEK di Kelurahan Kuranji dan seluruh di ambil menggunakan total sampling. Data gambaran ibu hamil KEK dikumpulkan menggunakan panduan wawancara dengan wawancara yang diisi oleh peneliti, data diolah secara manual dan di analisis secara univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa dari 20 orang responden, 12 orang responden (60%) dengan usia saat hamil yang berisiko, 8 orang (40%) dengan usia ibu saat hamil tidak beresiko ; 2 orang responden (10%) dengan paritas yang berisiko, 18 orang (90%) dengan paritas tidak beresiko ; dan 17 orang responden (65%) dengan jarak kehamilan yang berisiko, 3 orang (35%) dengan jarak kehamilan yang tidak beresiko. Diharapan pihak Puskesmas setempat dapat memberikan informasi pada ibu hamil tentang risiko KEK bagi ibu dan janin yang dilahirkannya

    Optimalisasi Peran Guru PAUD dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah

    Get PDF
    The implementation of the SDIDnTK Program in Padang City was carried out in all Puskesmas Kota Padang. SDIDTK implementation since January-Jue 2018 in Nanggalo Public Health Center has only reached 61,34% of infants, only 88,14% toddlers, while in preschool children only 28,64%. For the implementation of this program, there are still workers who can be involved, one of which is a PAUD/TK teacher. But in reality, PAUD/TK teachers have not been further exposed about the implementation of this program. Therefore it is important to provide knowledge and skills to PAUD teachers about this SDIDTK, because several aspects are assessed, can be observed directly by the teacher. The teacher interacts with ank every day. The hope is that the findings of the growth and development of teachers can be informed to the health center staff every month. The solution offered in this activity is training on the implementation of the SDIDTK program for PAUD teachers and making a communication book. The steps taken are identifying the level of PAUD teacher’s knowledge of the SDIDTK Program followed by providing material about SDIDTK and working with the health center staff in evaluating the implementation of the program. Output in the form of publication of articles in the ISSN Journal of Communication Service, Social Media and improvement of community empowerment and strengthening of knowledge and development of community habits in helathy behavior

    PEMBERIAN EDUKASI PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA DI TPA AIR DINGIN KOTA PADANG

    Get PDF
    Ibu sangat berperan dalam stimulasi dan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan balita. Deteksi dini penting dalam menemukan gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita. Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) adalah salah satu kawasan kumuh yang ada di perkotaan. Sekitar TPA Air Dingin Kota Padang ada sekitar 75 orang balita yang tinggal. Dari survei awal yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan kesehatan anak diantaranya sebagian besar balita tidak diimunisasi lengkap, dan ditemukannya satu orang balita usia 4 tahun teridentifikasi stunting (pendek) dengan tinggi badan hanya 85 cm. Tujuan penulis melakukan pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu yang memiliki balita agar dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita sesuai dengan umurnya. Kegiatan ini di selenggarakan di TPA Air Dingin Kota Padang, yang di awali dengan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan dilanjutkan dengan pemberian edukasi tentang tumbuh kembang balita sesuai umur. Kegiatan ini diikuti oleh 19 orang ibu-ibu yang memiliki balita. Sebelum pemberian edukasi didapatkan sebagian besar pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita rendah yaitu 63,2%. Setelah diberikan edukasi didapatkan sebagian besar pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita baik sebesar 89,5%. Dengan pemberian edukasi melalui kelas Ibu Ceria di TPA Air Dingin Kota Padang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang bayi dan balita serta pertumbuhan dan perkembangan balita menjadi optimal meskipun berada di daerah tempat pembuangan sampah

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN AIR SUSU IBU PERAH (ASIP) PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN BALAI GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG

    Get PDF
    Rekomendasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi secara eksklusif selama enam bulan dapat menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pelaksanaan pemberian ASI di Indonesia dirasakan masih belum optimal. Masalah pemberian ASI pada ibu bekerja yang merasa tidak mampu untuk memberikan ASI secara eksklusif masih dirasakan oleh ibu.. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) sebesar 32% menunjukan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pemberian Air Susu Ibu Perah (ASIP) pada ibu bekerja di Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini tela dilaksanakan di Desa Baringin Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang pada tanggal 13-28 Juli 2018. Populasi adalah seluruh ibu bekerja yang memiliki bayi usia ? 2-11 bulan, sampel berjumlah sebanyak 32 orang ibu yang bekerja. Penelitian ini dianalisis dengan uji chi-square. Hasil : tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan perilaku pemberian ASIP pada ibu bekerja dimana nilai p valuenya adalah 0,530 dan 0,188. Terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pemberian ASIP pada ibu bekerja di Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang dimana nilai p valuenya adalah 0,038

    Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Kota Padang Tahun 2018

    Get PDF
    AbstrakProgram SDIDTK merupakan program pembinaaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada masa balita. Program SDIDTK balita di Kota Padang masih dihadapkan pada pengelolaan yang kurang profesional diberbagai tahapan. Tujuan: Menganalisis sistem pelaksanaan program SDIDTK balita di Puskesmas Kota Padang tahun 2018. Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secara triangulasi sumber dan teknik. Hasil: Pengolahan dan analisis data pada komponen input kebijakan sudah ada. Standar Operasional Pelayanan dan Pedoman sudah ada, tetapi jumlahnya belum mencukupi. Tenaga kesehatan masih belum memenuhi standar. Dana telah dianggarakan. Ketersediaaan sarana dan prasarana belum cukup memadai. Komponen proces perencanaan dan pengorganisasian sudah ada. Lokakarya mini sudah dilaksanakan secara berkala. Pelaksanaan pelayanan masih ada yang melaksanakan tidak sesuai dengan buku pedoman yang ada. Supervisi dan evaluasi masih kurang maksimal. Pencatatan dan pelaporan belum  berjalan dengan baik. Simpulan: Kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) belum dilaksanakan secara maksimal.

    PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA STUNTING DAN NORMAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANG BARU

    Get PDF
    ABSTRACT Stunting is a condition of failure in the growth period (body and brain) of toddlers due to long-term malnutrition. The incidence of stunting can inhibit motor development in children. WHO data for 2019 states, that 21.3% of all toddlers in the world are stunted. The prevalence of stunting for the South-eastern Asia region in 2020 is 24.1 with an estimated number of stunting cases of 13.5 million cases. In Indonesia, it is known that 11.5% of toddlers are very short and 19.3% are short. In West Sumatra, there are 9.6% very short children under five and 20.3% short children. The percentage of stunting cases in Pasaman Regency was 25.1% and stunting cases was quite high in the working area of Puskesmas Pegang Baru, Pasaman Regency ( 16.8%) . This study aims to analyze the differences in motor development between stunting and normal toddlers in the working area of Puskesmas Pegang Baru, Pasaman Regency. This type of research is analytic with the approach used cross sectional study. The number of samples in the study were 130 toddlers. Motor development data were obtained through the KPSP format. The statistical test used was the chi square test. The results showed that there were differences in the development of fine morotic (p-value = 0,000) and gross morotic (p-value = 0.002) between stunting and normal toddlers. Therefore it is very necessary to monitor the growth and development of toddlers on a regular basis according to the age of the toddler, so as to minimize the occurrence of disruption to growth and development in toddlers. ABSTRAK Stunting merupakan kondisi gagal dalam masa pertumbuhan (tubuh dan otak) balita akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kejadian stunting dapat menghambat perkembangan motorik pada anak. Data WHO tahun 2019 menyebutkan 21,3% dari semua balita di dunia mengalami stunting. Prevalensi stunting untuk wilayah South-eastern Asia tahun 2020 adalah 24,1 dengan perkiraan jumlah kasus stunting sebanyak 13,5 juta kasus. Di Indonesia diketahui terdapat 11,5% balita sangat pendek dan 19,3% balita pendek. Di Sumatera Barat terdapat 9,6% balita sangat pendek dan 20,3% balita pendek. Persentase kasus stunting untuk di Kabupaten Pasaman yaitu 25,1% dan Kasus stunting cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru, Kabupaten Pasaman yaitu 16,8%. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan perkembangan motorik antara balita stunting dan balita normal di wilayah kerja Puskesmas Pagang Baru Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional Jumlah.sampel dalam penelitian sebanyak 130 balita. Data perkembangan motorik diperoleh melalui format KPSP. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan perkembangan morotik halus (p-value=0,000) dan morotik kasar (p-value=0,002) antara balita stunting dengan balita normal. Oleh karena itu sangat diperlukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin sesuai dengan usia balita, sehingga dapat meminimalkan terjadinya gangguan terhadap tumbuh kembang pada balita

    EDUKASI DAN IMPLEMENTASI STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)

    Get PDF
    Stimulasi, Deteksi  dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)  sangat perlu dilakukan terutama pada usia dibawah lima tahun karena akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Tujuan deteksi dini pertumbuhan ialah untuk mengetahui normalitas pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini. Data laporan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang dari 23 unit Puskesmas di Kota Padang, Puskesmas Andalas merupakan puskesmas yang terendah dalam pelaksanaan program SDIDTK yaitu hanya 32% dari target nasional 90%. Dari hasil wawancara dengan bidan pembina wilayah di salah satu pustu di Kelurahan Anduring Padang yang menjadi penyebab rendahnya cakupan tersebut ialah karena terbatasnya alat SDIDTK. Solusi : Pendidikan kesehatan dengan memberikan edukasi kepada ibu balita tentang SDIDTK dan pemeriksaan SDIDTK kepada balita. Target Luaran yang akan dicapai Publikasi di media sosial (youtube), publikasi artikel di Jurnal Pengabdian Masyarakat. Hasil 90% ibu mengetahui tentang Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), 6 orang balita perkembangannya sesuai dan 4 orang balita perkembangannya meragukan

    Penerapan Asuhan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kering Pada Bayi Baru Lahir

    No full text
    Perawatan tali pusat adalah tindakan merawat tali pusat pada BBL agar tetap kering mencegah terjadinya infeksi. Perawatan yang tidak benar mengakibatkan infeksi. Tujuan penulisan mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan melalui pendekatan pola pikir manajemen asuhan Kebidanan secara komprehensif dan mendokumentasikannya dalam bentuk SOAP. Pelaksanaan asuhan dilakukan pada By M usia 0-9 hari dengan frekuensi kunjungan sebanyak 3 kali. Fokus  asuhan pada  kunjungan  pertama    memberikan  asuhan  BBL  normal  dan  pengetahuan tentang perawatan tali pusat kepada keluarga. Kunjungan kedua memberikan asuhan yang mengacu pada  MTBM karena bayi mengalami infeksi lokal pada tali pusat, ikterus dan ruam popok. Kunjungan ketiga diberikan asuhan dasar bayi  muda. Hasil asuhan kebidanan pada By M  kunjungan pertama ibu mengerti dan berjanji akan melaksanakan semua suhan BBL normal yang telah diajarkan. Kunjungan kedua ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi bayi dan bersedia bayi mendapatkan asuhan yang mengacu pada MTBM. Kunjungan ketiga ibu mengerti dan mampu memberikan asuhan  dasar bayi muda. Kesimpulan  asuhan dapat dilaksanakan oleh klien namun pada kunjungan kedua ditemukan infeksi lokal pada tali pusat karena  kurangnya informasi kepada ibu terkait pemakaian popok disposable yang menutupi tali pusat. Saran untuk ibu dan keluarga agar memelihara kesehatan bayi terutama kebersihan bayi
    corecore