53 research outputs found

    Modeling of Sapodilla Fruit (Manilkara zapota (L.) van Royen) Terminal Velocity in Water

    Get PDF
    Abstract. Terminal velocity is one of the hydrodynamic fruits properties that significant in the development of sorting equipment. The study aimed to determine terminal velocity of sapodilla which could be used while develop a sorter. The terminal velocity of sapodilla fruit was determined experimentally and empirically by considering the theory of KHAT 2. Experimental measurements were made by dropping the fruit into the water column, while the calculations were empirically considering the parameters of physical properties such as differences in density between fruit and water, volume and shape factor. The results showed that the obtained model was vt = 165.370 (Ļf -Ļw) 0.026 V 0.813 Sh0+ 0.070. The model has maximized the value of R2, minimizing the RMSE value and reducing the chi-square value which were 0.9046, 0.008 and 7.300E-05, respectively. Volume was the most effective parameter while determining terminal velocity of sapodilla fruit.Ā Pemodelan Kecepatan Terminal Buah Sapodilla (Manilkara zapota (L.) van Royen) Pada di AirĀ Abstrak. Kecepatan terminal adalah salah satu sifat buah hidrodinamik yang signifikan dalam pengembangan peralatan penyortiran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan terminal sapodilla yang dapat digunakan saat mengembangkan penyortir. Kecepatan terminal buah sawo ditentukan secara eksperimen dan empiris dengan mempertimbangkan teori KHAT 2. Pengukuran eksperimental dilakukan dengan menjatuhkan buah ke kolom air, sedangkan perhitungan secara empiris mempertimbangkan parameter sifat fisik seperti perbedaan kepadatan antara buah dan faktor air, volume dan bentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang diperoleh adalah vt = 165.370 (Ļf -Ļw) 0,026 V 0,813 Sh0 + 0,070. Model ini telah memaksimalkan nilai R2, meminimalkan nilai RMSE dan mengurangi nilai chi-square yang masing-masing adalah 0,9046, 0,008 dan 7,300E-05. Volume adalah parameter yang paling efektif saat menentukan kecepatan terminal buah sawo

    Influence of Moisture Content to the Physical Properties of Unhusk Rice Grain

    Get PDF
    Determination physical properties of rice grain are important for design of harvesting, conveying and processing equipment. Size, sphericity, bulk density, a hundred grain seed mass, angle of repose and angle of friction against different surfaces were evaluated for five varieties of unhusk rice grain (Junjungan, Mundam, SokanPulau, Simaung and Bakwan) as a function of moisture content in the range of 9 to 25 (w.b.%). The objective of this study is to determine the influance of moisture content on the physical properties of local varieties of grain and rice from West Sumatra, Indonesia. Among the varieties, Junjungan had the highest values for geometric mean diameter, sphericity and thousand seed mass at all moisture levels. Geometric Mean Diameter (GMD) and sphericity increased significantly from 3.11 to 3.76 and 0.37 to 0.42 variety in a moisture content range of 9 to 25% w.b. Maximum values of bulk density and a thousand grain mass were obtained for Sokan Pulau (0.55-0.63g/cm3) and for Bakwan (29.99- 35.21 g). The angle of repose and angle of friction ranges for Mundam increased from 27.36 to 38.75Ėšand 27.33 to 37Ėš, respectively as increasing moisture content levels

    Pengembangan Sistem Otomatisasi pH Larutan Nutrisi pada Hidroponik Sistem DFT (Deep Flow Technique) Berbasis IOT

    Get PDF
    Ā Hidroponik merupakan teknik budidaya di bidang pertanian yang sesuai dengan keadaan saat ini, terutama di Indonesia dimana lahan pertanian semakin menyusut akibat ekspansi industri. Teknik budidaya ini menggunakan air sebagai media tanam dan efektif pada lahan terbatas. Meskipun hidroponik meminimalkan perawatan yang dibutuhkan tanaman, pemantauan rutin terhadap larutan nutrisi tetap penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem pemantauan dan pengendalian larutan nutrisi hidroponik DFT berbasis Internet of Things (IoT) pada kangkung. Sistem kendali yang digunakan adalah sensor pH sebagai pendeteksi nilai pH larutan, Arduino Uno sebagai mikrokontroler, modul ESP 8266 sebagai modul wifi, dan aplikasi Blynk sebagai platform IoT dan kontrol PID. Hasil kalibrasi sensor pH dengan membandingkan nilai sensor pH dengan pH meter pada larutan buffer memberikan nilai R 2 sebesar 0,9997, sedangkan nilai sensor pH selama 18 hari memberikan nilai R 2 sebesar 0,9908 dengan hasil error sebesar 0,274%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensor pH bekerja dengan baik dan akurat. Pengontrol PID sistem ini adalah Kp=2. 1; Ki = 0,05; dan Kd = 0,03. Pemeriksaan kondisi pabrik di 60 tanaman (30 kangkung dengan sistem kendali dan 30 kangkung tanpa sistem kendali). Pengamatan pada 18 hari setelah tanam (HSS) menunjukkan bahwa kubis dengan sistem kontrol memiliki tinggi batang 40,50 cm dan 18 helai daun serta hasil 1,064 kg, sedangkan kangkung tanpa sistem kontrol memiliki tinggi batang 35,66 cm dan 16 helai daun. Berdasarkan hasil penelitian, sistem pengendalian yang diterapkan pada tanaman kangkung hidroponik memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung dibandingkan dengan tanaman kontrol

    Monitoring and Control System Development on IoT-Based Aeroponic Growth of Pakcoy (Brassica rapa L.)

    Get PDF
    One of the methods that can be used by Indonesian people in urban farming is the Aeroponic method of planting plants. The aeroponic method has a faster nutrient delivery speed than hydroponics and normal plant cultivation. The main objective of this study was to design an aeroponic monitoring and control system for Pakcoy (Brassica rapa. L) using the blynk application as an interface for remote control. The control system used is NodeMCU V3, DHT22 sensor, HC-SR04 ultrasonic sensor and TDS sensor. Plants in the system use a container box measuring 110 cm x 80 cm with 10 nozzles on the inside of the box attached to a Ā½ inch pipe, with 24 planting holes on the lid of the box with a spacing of 20 cm. The pump will automatically turn on when the temperature in the box is >25oC and will stop when the temperature is =24oC, or when the humidity is <80%. The results obtained during the 30 days of research showed that the average R2 value of the DHT22 sensor was 0.9864 and 0.9864, the HC-SR04 sensor was 0.996 and the TDS sensor was 0.9899. Observations on the growth of pakcoy plants obtained an average height of 13.3 cm for system plants and 13.4 cm for control plants. The average leaf width in system plants was 4.3 cm and 3.6 cm in control plants. the average number of leaves on system plants is 8 leaves and 9 leaves on control plants. The system plant weight was 5.493 gr and that of the control plant was 2.961 gr. The control system that has been made can work well and can be used in aeroponic cultivation of plants

    EVALUASI KINERJA OVEN PENGERING KAKAO (Theobroma cocoa L.) DENGAN SISTEM KENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER

    Get PDF
    Prinsip dasar alat pengering adalah mengalirkan panas dari sumber sehingga mampu menghasilkan suhu yang cukup tinggi pada ruang pengering. Alat pengering dirancang dengan menggunakan elemen listrik (heater) sebagai sumber panas. Panas yang dihasilkan dihembuskan ke ruang pengering oleh blower. Sistem kendali suhu pengeringan dilakukan dengan mengatur suhu pengeringan tetap stabil pada suhu yang diinginkan dengan menggunakan mikrokontroler. Waktu pengeringan adalah waktu yang terpakai mulai dari bahan dimasukkan dalam alat pengering sampai kadar air bahan mencapai 7%. Dari hasil penelitian menunjukkan waktu pengeringan pada set point 50 oC , 55 oC , dan 60 oC meliputi selama 24 jam, 20 jam dan 19 jam masing-masingnya. Semakin tinggi suhu pengeringan maka waktu yang diperlukan untuk mengeringkan bahan semakin cepat

    PENGEMBANGAN METODE IMAGE PROCESSING UNTUK GRADING BUAH SALAK PADANG SIDEMPUAN (Salacca sumatrana)

    Get PDF
    Buah salak merupakan suatu hasil pertanian di Indonesia, daerah Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi salah satu sentra produksi buah salak terbesar di Sumatera Utara. Penanganan pascapanen buah salak asal Tapanuli Selatan ini atau yang sering disebut buah salak Padang Sidempuan belum dilakukan secara maksimal, sehingga dibutuhkan suatu penanganan buah salak terutama dalam proses grading berdasarkan kualitas buah salak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk pengembangan metode image processing buah salak Padang Sidempuan dalam pengelompokan ukuran buah salak menggunakan software Matlab R2015a, serta mengidentifikasi sifat fisik dan kadar air buah salak Padang Sidempuan dari Desa Parsalakan. Proses grading buah salak mengacu pada Ā (SNI 3167, 2009) mengenai bobot buah salak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah program grading model major (Bwarea) dengan tingkat kecocokan 65,0% dengan rata-rata kesalahan pada uji validasi 16,37% dan nilai validasi model yang diperoleh antara bobot buah salak dan Bwarea buah salak Padang Sidempuan dengan nilai R2 0,833. Model intermediate (Bwarea) dengan tingkat kecocokan 78,33% dengan rata-rata kesalahan pada uji validasi 18,45% dan nilai R2 0,882. Model minor (Bwarea) dengan tingkat kecocokan 70,0% dengan rata-rata kesalahan pada uji validasi 12,66% dan nilai R2 0,8879. Model mean (Bwarea) dengan tingkat kecocokan 76,67% dengan rata-rata kesalahan pada uji validasi 8,99% dan nilai R2 0,9528
    • ā€¦
    corecore