6 research outputs found
Studi Kelayakan Finansial Investasi Perumahan Ume Malinan Permai Kabupaten Kupang
Untuk memenuhi kebutuhan Perumahandosen dan pegawai, pihak Undana bekerja sama dengan PT. Spison Brajo selaku developer membangun sebuah kawasan Perumahan yang diberi nama Perumahan Ume Malinan Permai. Mengingat dana yang dibutuhkan cukup besar, perlu dilakukan penyusunan studi kelayakan untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang.Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan proyek Perumahan Ume Malinan Permai terhadap aspek finansial. Untuk mengetahui ketersediaan jumlah tempat tinggal digunakan perhitungan peluang pasar dan untuk mengetahui kelayakan dari segi finansial digunakan perhitungan analisa uji kelayakan dengan parameter investasi yaitu NPV, IRR dan PP.Setelah diadakan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa peluang pasar pembangunan Perumahan Ume Malinan Permai sangat menjanjikan karena besarnya peluang pasar (market potencial) di Kupang yaitu 58489 unit pada tahun 2018.Dari aspek ekonomi dengan biaya investasi sebesar Rp. 9,536,722,200.00 dan perhitungan uji kelayakan investasi dalam jangka waktu 5 tahun menggunakan 4 asumsi penjualan berbeda disimpulkan bahwa asumsi keempat lebih besar dari 3 asumsi lainnya dengan nilai NPV sebesar Rp. 5,548,503,421,IRRsebesar 25.2112% dan PP selama 3 tahun. Perumahan Ume Malinan Permai yang dilakukan oleh PT. Spison Brajo dikatakan layak (feasible) direalisasikan dari aspek finansial.
To fulfill the need of lecturer and staff'shousing, Undana in cooperation with PT. Spison Brajo as the developer built a residential district named Ume Malinan Permai Housing. Because of the huge funds required, feasibility studies need to be done to avoid the risk of losses in the future.This final assesment aims to determine the feasibility of Ume Malinan Permai housing project on the financial aspects. To know the availability of the number of dwelling, calculation of market opportunities is used while to know the feasibility in financial terms, due diligence analysis calculation is used with the investment parameters, namely NPV, IRR and PP.After been analysed, it is concluded that the market opportunities of Ume Malinan Permai housing is very promising because of the large market opportunities (market potencial) in Kupang are 58489 units in 2018.From the economic aspect with the investment cost of Rp. 9,536,722,200.00 and the calculation of investment feasibility test within a period of 5 years using 4 different sales assumptions it has been concluded that the fourth assumption is greater than 3 other assumptions withNPV of Rp. 5,548,503,421,IRR of 25.2112% and PP for 3 years. Ume Malinan Permai housing conducted by PT. Spison Brajo is feasible to be realized on financial aspects
Phenol Content, Antioxidant Activity and Fibers Profile of Four Tropical Seagrasses From Indonesia
Extracts of methanol, ethyl acetate, and n-hexane of four species of Indonesian seagrasses were used to determine the total phenol contents and their antioxidant activities. Total phenol contents of each extract was determined by spectrophotometer using Follin-Ciocalteu reagent, and the antioxidant activity was measured using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). The profile of fibers of each fresh seagrass was performed according to an enzymatic-gravimetric method. All of methanol extracts contained high number of total phenol, except Syringodium isoetifolium the highest content was found in ethyl acetate extract; so that methanol extracts of Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides and ethyl acetate extract of Syringodium isoetifolium had the highest activities on scavenging DPPH radical. The phenol content in tropical seagrasses was tending to soluble in polar and semi-polar solvents. There was no significant different on the content of total fibers, with values ranges was from 14.32 g/100 g to 15.39 g/100 g. However, the highest content of soluble fiber was found in Enhalus acoroides (8.93 g/100 g) and significantly differed to others
PENYULUHAN REMAJA TENTANG PERILAKU CERDIK UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Abstrak: Risiko penyakit tidak menular merupakan salah satu yang ancaman bagi semua kelompok umur, wilayah dan negara dipengaruhi kejadian penyakit tidak menular. Diperkirakan terdapat 86% kematian dini terjadi pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Anak-anak, orang dewasa, dan lansia merupakan kelompok rentan terhadap faktor risiko yang berkontribusi terhadap penyakit tidak menular, baik dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, paparan asap tembakau, atau penggunaan alkohol yang berbahaya. Penyakit tidak menular dapat dicegah dan dikendalikan dengan perubahan perilaku salah satunya dengan perilaku CERDIK. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang perilaku CERDIK untuk pencegahan penyakit tidak menular. Metode yang diigunakan adalah penyuluhan kepada 40 remaja. metode yang dilaksanakan adalah pendidikan kesehatan melalui Penyuluhan. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest. Hasilnya penyuluhan berjalan dengan baik dengan peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebanyak 90% yang dapat dilihat dari peningkatan hasil pelaksanaan Posttest.Abstract: The risk of non-communicable diseases is a threat to all age groups, regions and countries that influence the incidence of non-communicable diseases. It is estimated that 86% of premature deaths occur in developing countries, including Indonesia. Children, adults, and the elderly are vulnerable groups to risk factors that contribute to non-communicable diseases, whether from unhealthy diets, weakening physical activity, exposure to tobacco smoke, or harmful alcohol use. Non-communicable diseases can be prevented and controlled by changing behavior, one of which is CERDIK behavior. The aim of the activity is to increase teenagers' knowledge about CERDIK behavior to prevent non-communicable diseases. The method used was counseling to 40 teenagers. The method implemented is health education through counseling. Evaluation is carried out through pretest and posttest. As a result, the counseling went well with an increase in teenagers' knowledge about reproductive health by 90%, which can be seen from the increase in the results of the Posttest implementation.
Rekonstruksi Bentuk Arsitektur Candi Padang Roco di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat
. Penelitian rekonstruksi bentuk Candi di Sumatera perlu dilakukan dikarenakan Candi di Sumatera umumnya hanya tersisa bagian kaki, sehingga penelitian mengenai langgam dan terkait budaya sulit dilakukan. Selain itu kajian pemaknaan bentuk dan Perumusan langgam arsitektur candi perlu dilakukan kajian morfologi terlebih dahulu. Permasalahan yang dijumpai pada situs percandian di Sumatera adalah tidak semua candi di Sumatera memiliki bentuk yang utuh melainkan mayoritas hanya menyisakan bagian dasar candi dan paling lengkap hanya badan candi, hal ini apabila dibiarkan maka masalah ini akan tetap mengambang tanpa ada solusi ke depan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan kajian tafsiran bentuk candi secara utuh. Dari beberapa penelitian umumnya menggunakan metode komparasi dengan melihat bangunan-bangunan candi di Indonesia akan tetapi metode urutan rekonstruksi bentuk tidak begitu rinci, di dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan bersifat penelitian lapangan. Adapun analisis data yang dilakukan menggunakan analisis morfologi dan komparasi, data hasil pengukuran candi Padang Roco dirumuskan angka perbandingannya. Berdasarkan hasil rekonstruksi ditemukan bahwa bentuk Candi Padang Roco memiliki gaya arsitektur yang berbeda dari candi di Indonesia pada umumnya mulai dari bentuk punden berundak seperti tipe candi di Indo-Cina. Bentuk candi ini juga serupa dengan keberadaan struktur kuno yang berbentuk punden berundak yang ditemukan di Lampung dan memiliki analogi dengan perabotan tradisional di Palembang juga serupa dengan punden berundak
Analysis of Income Income in Batam City Through the Tourism Industry
Batam Islands has a strategic geographical location between various foreign countries such as Vietnam, Cambodia, Brunei Darussalam, Malaysia and Singapore. Therefore, competition in the Riau Islands is not centered on national competition, even in the International field, because of the geographical location of the Riau Islands which is closer to various foreign countries than the capital city of Indonesia and is also the third tourism destination after Bali and Jakarta. This research uses descriptive qualitative method. Primary data was obtained by conducting (a) in-depth interviews with relevant stakeholders in Batam City Regency. While secondary data comes from various trusted publications, such as BPS, Bappeda Belitung Regency, journals, newspapers, magazines, official documents, and other articles sourced from the internet. All the data is then compiled and adjusted to the focus of this study and then analyzed and drawn conclusions. The results of this study concluded that the economic decline in the Batam tourism sector was caused by these factors. (1) The rapid spread of covid-19 made Indonesia decide to close itself off from other countries. (2) the lack of foreign tourists who travel in Batam. (3) Batam has no plans to stabilize the economy when there are no foreign tourists