15 research outputs found

    RASIO TANAMAN KROKOT (PORTULACA OLERACEA) DAN DAUN SIRIH MERAH (PIPOER BETLE) TERHADAP SIFAT ANTIOKSIDATIF MANISAN LEMBARAN

    Get PDF
    Abstrak Krokot (Portulaca oleracea) dan Daun Sirih (Piper betle) yang selama ini dianggap hanya sebagai gulma dan tumbuh merambat, faktanya memiliki manfaat yang besar bagi tubuh kita. Pembuatan Manisan Lembaran merupakan salah satu inovasi baru dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan krokot dan daun sirih. Manisan Lembaran adalah jenis makanan alternatif pangan olahan yang dibuat berbahan sayuran, buah dan tanaman bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio terbaik dari sifat fisikomia manisan lembaran kombinasi tanaman krokot dan daun sirih merah. Target penelitian adalah untuk mengetahui sifat fisikokimia manisan lembaran sehingga dapat meningkatkan mutu dari manisan lembaran kombinasi krokot dan daun sirih merah. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali ulangan, apabila ada perbedaan nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan masing-masing taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio tanaman krokot dan daun sirih merah berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, beta karoten dan aktivitas antioksidan terhadap manisan lembaran. Manisan lembaran yang dibuat dengan rasio tanaman krokot dan daun sirih merah (P3, 15:10) memiliki kadar air 13,40%, kadar abu 4,91%, kadar serat 1,81, kadar beta karoten 71787,60 µ.g/100 g, aktivitas antioskidan 70,12%. Kata Kunci: 

    Pasca Panen Ubi Jalar Ungu dan Olahannya bagi Siswa siswi Negeri 1 Bawen, Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Siswa SMK Negeri 1 Bawen dalam mendapatkan pengetahuan tentang penanganan pascapanen dan olahan hortikultura hanya diberikan secara umum untuk tanaman hortikultura dan praktikum yang diberikan hanya buah tertentu saja, sehingga penanganan pascapanen dan olahan ubi jalar ungu belum diberikan secara khusus. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk : Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya di SMK Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang, tentang pentingnya penanganan pascapanen ubi jalar ungu serta cara pengolahannya dan memberikan keterampilan pengolahan ubi jalar ungu menjadi nasi ungu dan ice cream ubi jalar ungu. Khalayak sasaran dalam pengabdian kepada masyarakat adalah siswa siswi SMK Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang yang sesuai dengang jurusan Teknologi Hasil Pertanian.  Hasil pelaksanaan menunjukkan bahwa sasaran yaitu siswa dan siswi SMK Negeri 1 Bawen bertambah ilmu pengetahuannya dan faham tentang pentingnya pengangan pascapanen dan pengolahan tomat dengan prakteknya. Hal ini berdasarkan tanya jawab, wawancara dan quisioner yang dibagikan sebelum dan setelah kegiatan. Evaluasi dilakukan dengan menggunkan kuisioner pada waktu sebelum dan sesudah pelaksanaan yang diberikan kepada 70 peserta yang mengikuti. Hasil evaluasi menujukkan bahwa : a. Sebelum pelaksanaan kegiatan 80 % peserta belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang penanganan pascapanen, b. Sebelum pelaksanaan 75 % tidak tahu tentang pengolahan ubi jalar ungu dan 25 % tahu, setelah pelaksanaan 85% tahu dan 20,67 % sangat tahu tentang pengolahan ubi jalar ungu, c. 100 % peserta tidak tahu mengolah ubi jalar ungu menjadi nasi ungu dan setelah penyuluhan 3,33 % tidak tahu, 96,67 % tahu dan 10 % sangattahu, d. 100 % peserta penyuluhan tidak tahu cara mengolah ubi jalar ungu menjadi ice cream dan setelah penyuluhan 86,67 % tahu dan 13,33 % sangat tahu cara mengolah ubi jalar ungu menjadi ice cream, e. Pengetahuan tentang manfaat ubi jalar ungu peserta penyuluhan sebelum kegiatan 66,7 % tidak tahu, 33,33 % tahu dan 6,67 % sangat tahu, dan setelah kegiatan 73,33 % tahu dan 26,66 % sangat tahu, dan f. Pengetahuan olahan ubi jalar ungu selain menjadi nasi ungu dan icream ubi jalar ungu menyatakan 100 % tahu.

    SOSIALISASI DIVERSIFIKASI OLAHAN BERBASIS WORTEL BAGI SISWA SISWI SMK NEGERI 6, KENDAL.

    Get PDF
    Wortel  (Daucus  carota)  kaya  Beta  karoten  (Vitamin  A)  yang  baik  untuk kesehatan mata. Selain vitamin A, wortel juga mengandung vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan C, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, dan sodium. Wortel dapat dimakan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara di buat jus wortel dan kandungan vitamin yang terdapat di dalam jus wortel hampir sama dengan wortel yang dimakan begitu saja. Namun dengan adanya diversifikasi pangan, wortel dapat diolah menjadi produk pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi salah satunya adalah nugget wortel.Luaran   kegiatan   ini   berupa   produk   olahan   wortel   yaitu   nugget   wortel. Diharapakan semua kelompok sasaran (SMK Negeri 6, Kendal) mampu memahami kegiatan ini dan dapat menggunakannya sebagai bekal pengetahuan tentang tahapan proses pembuatan diversifikasi olahan wortel sehingga selanjutnya dapat diterapkan di masyarakat dan sebagai bekal berwirausaha. Setelah pelaksanaan kegiatan, terdapat perubahan jumlah hasil dari kuesioner yang diperoleh yaitu sebagian siswa mengetahui cara budidaya wortel (70%) dan mengetahui bahwa wortel mempunyai nilai gizi yang tinggi (97%). Selain itu, hanya beberapa siswa mengetaui tentang cara mengolah wortel (75%), jenis makanan berbahan baku wortel (90%) dan mengetahui wortel mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (62%). Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi   dan demonstrasi diversifikasi olahan wortel dapat meningkatkan pemahaman kepada siswa siswi SMK Negeri 6, Kendal tentang olahan wortel

    Pengaruh Suhu Pengeringan pada Pembuatan Kelapa Parut Kering (Desiccated Coconut) Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian pengaruh suhu pengeringan terhadap sifat kimia (rendemen, kadar air, kadar lemak) dan sifat organoleptic (warna dan aroma) pada pembuatan kelapa parut yang dikeringkan. Hasil yang diperoleh dilakukan analisa sifat kimia (rendemen, kadar air, kadar lemak) dan organoleptik (warna dan aroma).Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan  satu factor, yaitu suhu pengeringan 50°C, 60°C, 70°C, 80°C dengan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh dihitung menggunakan perhitungan rancangan percobaan (RAK) apabila ada perbedaan nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf %% untuk mengetahui perbedaan masing-masing taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kadar air 2,96%, kadar lemak 48,90%, rendemen 36,62% terbaik pada kondisi suhu pengeringan 80°

    PENINGKATAN PEMAHAMAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE BAGI SISWA SMK NEGERI H. MOENADI UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRACT Knowledge of good manufacturing practice is very important to be known by food industry players to provide protection to the community with the aim of improving food safety, quality and preventing economic losses. Counseling on good manufacturing practice is very appropriate to add insight to students of SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Semarang Regency, because one of the competency standards for SMK graduates is that students have the ability to carry out their expertise by applying the principles of safety, health and environmental security. SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Semarang Regency is a Vocational High School that has expertise in agribusiness processing of agricultural products (APHP), where the food industry is in line with the fields of work of its graduates. This activity aims to provide information in the form of counseling to improve understanding of good manufacturing practices for students of SMK Negeri H. Moenadi Ungaran, Semarang Regency. The activities carried out include an explanation of food safety, good manufacturing practices, chemical contamination in food and the application of good manufacturing practices in meat processing. Based on the activities that have been carried out, it can be concluded that this extension activity can improve students' understanding of and good manufacturing practices Keywords:  food safety, good manufacturing practice, SMK Negeri H. Moenad

    RASIO n-HEKSANA-ETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA OLEORESIN AMPAS JAHE (Zingiber majus Rumph) VARIETAS EMPRIT

    Get PDF
    Ampas jahe merupakan limbah industri jamu, minuman kesehatan ataupun jahe instan.Ampas jahe masih mengandung minyak yang dapat di ekstrak untuk mendapatkan oleoresin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio n-heksan-etanol terbaik terhadap rendemen dan karakteristik fisik dan kimia oleoresin ampas jahe (Zingiber majus Rumph) varietas emprit. Ampas jahe di ekstrak dengan cara maserasi menggunakan rasio pelarut n-heksan:etanol. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio n-heksan-etanol. Perlakuan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap karakteristik oleoresin jahe emprit. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan kedua (P2) maserasi dengan pelarut etanol, menghasilkan rendemen 1,86 ± 0,22, total fenolik 0,433 ± 0,00 g-GAE/100 g- Ekstrak, indeks bias 1,5345 ± 0,0007, dan aktivitas antioksidan 90,57 ± 0,58%.

    SIFAT ANTIOKSIDATIF EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) JENIS TEH HIJAU, TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH DENGAN PENGERINGAN BEKU (Freeze Drying)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat antioksidatif ekstrak teh (Camellia sinensis Linn.) jenis teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan pengeringan beku (Freeze drying). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sifat antioksidatif ekstrak teh (Camellia sinensis Linn.) jenis teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan pengeringan beku (Freeze drying).Rancangan percobaan ini menggunakan satu faktor yaitu jenis teh dengan 4 perlakuan yaitu P1 : Ekstrak Teh Hijau, P2 : Ekstrak Teh Hitam, P3 : Ekstrak Teh Oolong, P4 : Ekstrak Teh Putih. dan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK)Hasil penelitian menunjukan kapasitas antioksidatif ekstrak teh setara total fenolik (mgGAE/g-ekstrak) berturut- turut yaitu P2 (Ekstrak teh hitam) 25,67±0,008 < P4 (Ekstrak teh putih) 29,93±0,037 < P1 (Ekstrak teh hijau) 30,89±0,014 < P3 (Ekstrak teh oolong)31,93±0,494. Kapasitas antioksidatif ekstrak teh setara total flavonoid (mg-QE/ g–ekstrak)berturut-  turut  yaitu  P2  (Ekstrak  teh  hitam)  14,73±0,363  <  P4  (Ekstrak  teh  putih)15.60±0,582 < P3 (Ekstrak teh oolong) 16,44±0,526 < P1 (Ekstrak teh hijau) 17,52±0,423. Kapasitas antioksidan penangkapan radikal bebas DPPH berturut- turut Konsentrasi 1000 ppm P2 (Ekstrak teh hitam) 55,48±0,684 < P1 (Ekstrak teh hijau) 86,32±0,107 < P3 (Ekstrak teh oolong) 87,20±0,217 < P4 (Ekstrak teh putih) 92,91±0,077 . Konsentrasi 1250 ppm P2 (Ekstrak teh hitam) 71,90±0,296 < P1 (Ekstrak teh hijau) 89,22±0,092 < P3 (Ekstrak teh oolong) 92,19±0,289 < P4 (Ekstrak teh putih) 93,27±0,190. Konsentrasi 1500 ppm P2 (Ekstrak teh hitam) 72,07±0,308 < P1 (Ekstrak teh hijau) 93,40±0,198 < P3 (Ekstrak teh oolong) 92,86±0,020 < P4 (Ekstrak teh putih) 93,61±0,094. Sifat antioksidatif didapatkan kadar terbaik pada perlakuan P4, sehingga perlakuan P4 memiliki potensi yang baik bila diaplikasikan sebagai antioksidan alami pada sistem pangan.

    Physichochemical charactheristics and organoleptics of Chayote leather in various sugar and CMC concentration

    Get PDF
    Chayote (Sechium edule) is a vegetable fruit with nutritional content, rich in minerals and vitamins. The high potassium content in chayote has the potential as a food for high blood pressure reduction, with calcium and vitamin C are quite good. In diversification  processed food products chayote  have not been used as a many processed product, usually chayote use as side dish vegetables or  processed as a sweets. Leather is a type of sweets in a sheet, generally made from fruits raw materials, chayote can be used as an alternative material for leather because chayote has a pectin content similar as a fruits, which chayote can be used as a substitute of fruits  in the processed of fruit leather. The research aims is to determine the effect of differences in sugar and CMC concentrations to the physical, chemical and organoleptic properties of chayote leather. Experiment design used a Factorial with Randomized Complete Block Design (RCBD) in 2 factors, first factor is a sugar concentration with 3 levels and second factor of CMC concentration with 2 levels. The First factor of sugar concentration G1 = 5% G2 = 10% G3 = 15%. The second factor of CMC concentration C1 = 0.5% C2 = 1%, repeated 3 times. The variables observed were,tensil strength, content of  moisture, sugar, fiber, potassium, calcium, vitamin C and organoleptics test on elasticity, preference for fruit leather of chayote.The analysis results, there are an influences of  concentrations sugar and CMC on the content of water, sugar, fiber, potassium and calcium but does not affect the tensil strength, vitamin C and panelist preferences on the texture and delight of chayote leather. Interactions occur between sugar and CMC concentrations to  content of potassium and calcium The best chayote leather is the leather with 15% sugar concentration and 1% CMC with characteristics of elasticity in 21,34 N, 12.59% water content, 37,392% sugar content, 4,049% fiber, potassium 207,71 mg/100g, calcium 19,5 mg/100g, vitamin C 7,14 mg / 100g, according to the panelist assessment that chayote leather are chewy and delight with concentration of 10% sugar and 0.5% CMC

    KOMPARASI SIFAT ANTIOKSIDATIF SEDUHAN TEH HIJAU, TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX

    Get PDF
    Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Terdapat empat jenis teh : teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih. Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan. Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Pemanfaatan bahan alam ini menjadi motivasi dilakukannya penelitian tentang sifat antioksidatif pada seduhan empat jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih yang di produksi PT Perkebunan Nusantara XI.Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui komparasi sifat antioksidatif seduhan  teh  hijau,  teh  hitam,  teh  oolong  dan  teh  putih  di  PT  Perkebunan Nusantara IX. Mengetahui aktivitas antioksidan terkuat dari seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang pada bulan Januari 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan metode penyeduhan pada suhu 60˚C± 2ºC selama 10 menit. Variabel yang diamati antara lain analisis proksimat, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan (RSA-DPPH). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian terhadap seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX dengan penyeduhan pada suhu 60ºC ± 2ºC selama 5 menit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sifat antioksidatif total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Kadar total fenolik tertinggi pada teh oolong (1,90 mgGAE/g), total flavonoid tertinggi pada teh hijau 0,1991 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan tertinggi pada teh putih (89,63%). Dari keempat jenis teh tersebut teh yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah teh putih dengan aktivitas antioksidan 89,63%

    VARIASI LAMA MASERASI TERHADAP RENDEMEN, INDEKS BIAS, TOTAL FENOLIK DAN SITRONELAL OLEORESIN DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix DC)

    Get PDF
    Jeruk   purut   (Citrus   hystrix   DC)   merupakan   salah   satu   tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan pada bagian buah dan daunnya sebagai penyedap makanan. Bagian jeruk purut yang digunakan pada penelitian ini adalah daunnya.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  variasi  lama  maserasi terhadap rendemen, indeks bias, total fenolik, dan senyawa sitronelal oleoresin daun jeruk purut. Sampel yang digunakan berupa daun jeruk purut segar yang diekstrak dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lama maserasi (1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama maserasi berpengaruh nyata terhadap analisis rendemen, total fenolik dan sitronelal (p<0,05), namun tidak berpengaruh nyata terhadap analisis indeks bias (p>0,05). Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan ketiga (P3) lama maserasi selama 3 jam, mengahasilkan rendemen 2,91± 0,42; indeks bias 1,50 ± 0,00; total fenolik 0,20 ± 0,10 dan sitronelal 63,66%
    corecore