2 research outputs found

    Desain Mooring Line Pada Struktur Pantai Floating Breakwater Menggunakan Catenary Mooring Line

    Get PDF
    Breakwater merupakan struktur perlindungan pantai untuk memecah gelombang. Akhir-akhir ini para peneliti telah mengembangkan struktur breakwater menjadi pemecah gelombang terapung (floating breakwater). Untuk menahan floating breakwater tersebut maka di perlukan sistem penambat (moring line). Pada penelitian ini difokuskan untuk mendesain mooring line pada struktur single floating breakwater menggunakan catenary mooring line yang dimana terjadi variasi kedalaman laut, arus, pasang surut, sudut arah datang gelombang, dan tinggi gelombang. Floating breakwater memiliki dimensi 10 m x 3 m x 1,3 m dan draft 0,8 m dan freeboard 0,5 m pengerjaan ini dibantu dengan menggunakan software MOSES dan Orcaflex. Material yang digunakan untuk mendesain mooring line ini menggunakan chain (rantai). Jumlah mooring line yang diperlukan sebanyak 4 buah mooring line. Hasil dari simulasi menggunakan software tersebut berupa Response Amplitude Operators (RAO) saat kondisi terapung bebas pada moda gerak surge, sway, heave, roll, pitch, dan yaw. Selain itu hasil simulasi juga menghasilkan tension maximum pada mooring line dan offset maximum pada floating breakwater yang lebih besar dan lebih dominan terjadi pada pasang 11,2 m dengan arah datang gelombang 900 dan tinggi gelombang 1,5 m. Setelah itu dapat ditentukan spesifikasi mooring line yang digunakan pada floating breakwater tersebut. ========================================================================================================================Breakwater is a coastal protection structure to break the waves. Lately researchers have developed breakwater structures into floating breakwaters. To hold the floating breakwater is in need of a mooring system. This research is focused on designing mooring line in single floating breakwater structure using catenary mooring line where variation of ocean depth, current, tidal, wave direction angle, and wave height. Floating breakwater has dimensions of 10 m x 3 m x 1.3 m and a draft of 0.8 m and 0.5 m freeboard this work is assisted by using MOSES and Orcaflex software. The material used to design this mooring line using chain. The number of mooring line required is 4 mooring line. The result of the simulation using the software is Response Amplitude Operators (RAO) when free floating conditions in the mode of motion surge, sway, heave, roll, pitch, and yaw. In addition, the simulation result also produces maximum tension on mooring line and offset maximum on larger floating breakwater and more dominant occurs at pairs 11.2 m with the direction of wave 900 and 1.5 m wave height. After that can be determined mooring line specifications used on the floating breakwater. Keywords: Floating Breakwater, Catenary Mooring Line, Response Amplitude Operators (RAO), Tension mooring line and Offset floating breakwater, mooring line Specificatio

    KAJIAN RAYAPAN GELOMBANG PADA TANGGUL LUAR TELUK JAKARTA (FASE B) NCICD

    Get PDF
    Sebagai bentuk perlindungan Kota Jakarta terhadap permasalahan banjir dan intrusi air laut, solusi penanganan yang diberikan dalam program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) adalah membangun tanggul luar (outer sea dike). Uji model fisik tanggul luar Teluk Jakarta (Fase B) dilakukan untuk mengetahui tingkat rayapan gelombang terhadap komponen lapis lindung yang menggunakan armor tumpukan batu pada tipikal tanggul luar dengan trase yang diusulkan. Penentuan nilai tinggi rayapan dilakukan dengan menggunakan Metode Time Stack Image berdasarkan pengukuran dari video kamera. Hasil yang diperoleh pada pengujian yaitu tidak ada rayapan melebihi puncak tanggul untuk semua tipe potongan melintang baik seksi 1, 2, 3 dan 4. Pada seksi 1 dan 2, rayapan hanya merayap pada berm badan tanggul. Elevasi berm pada seksi 1 dan 2 adalah +3,5 m LWS.  Untuk seksi 3, tinggi rayapan mencapai +7 m LWS untuk Hdesain = 3,01 m dengan T = 9,30 s. Sedangkan pada seksi 4, tinggi rayapan mencapai +5,4 m LWS untuk Hdesain = 2,05 m dengan T = 10,28 s. Berdasarkan hasil kajian, elevasi puncak tanggul yang telah didesain tidak akan terlimpasi oleh gelombang, sehingga selain berfungsi sebagai tanggul luar juga aman digunakan sebagai akses jalan
    corecore