6 research outputs found
PERSEPSI PETANI TERHADAP PERFORMANSI KERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
This research aimed to study farmer's perception on PPL performance in soya beans agribusiness. There were three indicators use to evaluate PPL performance; first, responsivity; second, responsibility; and third, services quality. Primary data were obtained by direct interview use a questionnaire. Data were analyzed by non parametric and descriptive analysis. The result indicated that responsivity PPL with farmer's need could be classified as mediocre with score of 291 or 57,06% of maximum score. The score of PPL responsibility was 352 or 69,2% of maximum score and categorized as good level and services quality score were 2105 or 51,59% of maximum score. Key words : PPL performance, farmer's perceptio
Hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap garam beryodium dengan kejadian gondok di wilayah kecamatan kejajar kabupaten wonosobo
PENGAWASAN CEMARAN RESIDU PESTISIDA, KADMIUM DAN TIMBAL BAWANG PUTIH PADA BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI WILAYAH EKS BAKORWIL III PROVINSI JAWA TENGAH
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan komoditas hortikultura yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyedap makanan dan obat. Konsumsi bawang putih nasional sektor rumah tangga pada tahun 2020 sebesar 450,85 ribu ton. Tingginya konsumsi bawang putih belum didukung produksi nasional sehingga pemenuhannya dilakukan melalui impor. Penanganan keamanan pangan bawang putih sebagai salah satu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) perlu menjadi titik perhatian. Pengawasan dilaksanakan untuk menjamin pemenuhan persyaratan keamanan PSAT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran residu pestisida, kadmium, dan timbal bawang putih pada beberapa pasar tradisional di wilayah Eks Bakorwil III Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 (sepuluh) bahan aktif pestisida (Acetamiprid, Amectotradin, Clethodim, Difenoconazole, Dimethenamid-P, Dithiocarbamates, Maleic Hydrazide, Pirimicarb, Pyraclostrobin, Sulfaxoflor) tidak terdeteksi pada keseluruhan contoh bawang putih yang diuji. Residu pestisida tebucenazole dan kadmium terdeteksi pada contoh bawang putih yang diambil di Pasar Pelem Gading Cilacap. Adapun timbal terdeteksi pada contoh bawang putih yang diambil di Pasar Induk Banjarnegara. Kandungan residu pestisida tebucenazole terdeteksi sebesar 0,02 mg/kg, kadmium sebesar 0,02 mg/kg dan timbal sebesar 0,12 mg/kg. Kandungan residu pestisida tebucenazole dan kadmium terdeteksi di bawah standar batas maksimum residu/cemaran sedangkan cemaran timbal terdeteksi di atas standar batas maksimum residu/cemaran berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53/Permentan/KR.040/12/2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan. Hasil analisis menunjukkan terdapat 7 (tujuh) contoh bawang putih yang memenuhi dan 1 (satu) contoh bawang putih yang belum memenuhi persyaratan keamanan PSAT. Kata Kunci : bawang putih, kadmium, keamanan pangan, residu pestisida, timbal
PENGAWASAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN (PSAT) DI PEREDARAN DI PROVINSI JAWA TENGAH
The research objective is to determine the implementation of the safety and quality inspection of post market Plant Origin Fresh Food(POFF) in Central Java Province and to formulate alternative strategies that can be carried out in inspecting the safety of post market POFFfor consumer protection in the future. The research was carried out from April to September 2020 at the Food Security Board of Central Java Province. The data collected are primary and secondary data. The analysis method used are qualitative descriptive analysis and SWOT analysis. The results showed that the safety and quality inspection of post market POFF was carried out through periodic and special inspecting. The test results showed that the content of biological, chemical and other contaminants on the sample of post market POFF was below the maximum residue/contamination limit. Alternative strategies that can be carried out in inspecting the safety of post market POFF are: (1) carrying out a comprehensive risk analysis; (2) providing education and training for inpectors; (3) adding laboratory testing infrastructure to expand the scope of accredited testing; (4) increasing online socialization and education for consumers; and (5) increasing the inspection of POFF that is circulated online.
Keywords: Food Inspection, Postmarket, POFF, SWOT, Central Jav
Kualitas Fisikokimia Sosis Ayam Petelur Afkir dengan Penambahan Tepung Kentang (Solanum tuberosum).
Sosis adalah salah satu produk pangan dari daging giling
yang dalam olahannya diberi berbagai macam bumbu serta
olahan tersebut dimasukkan ke dalam selongsong yang
berbentuk silindris. Daging yang digunakan dalam pembuatan
sosis dapat berupa daging ayam, sapi, dan lain-lain. Ayam
petelur afkir selain dapat dimanfaatkan telurnya, juga dapat
dimanfaatkan dagingnya setelah produksi telur menurun yang
bertujuan sebagai salah satu alternatif sumber daging karena
memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Proses pembuatan sosis
membutuhkan banyak bahan tambahan lain sebagai pengisinya.
Pemanfaatan pati dari komoditas lokal berupa umbi-umbian
dapat dijadikan solusi menjadi kualitas produk. Kentang
(Solanum tuberosum) merupakan umbi-umbian yang memiliki
karakteristik sebagai bahan pengisi. Kentang dapat menjadi
bahan pokok makanan yang dikonsumsi oleh manusia dan
menjadi salah satu sumber nutrisi paling besar dan dapat
dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas sosis ayam
petelur afkir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase
penambahan tepung kentang (Solanum tuberosum) yang tepat
pada proses pembuatan sosis ayam petelur afkir ditinjau dari
kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan tekstur.
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Juli 2022 hingga 1
November 2022 yang bertempat di Laboratorium Teknologi
Hasil Ternak untuk pembuatan sosis ayam petelur afkir serta
pengujian kadar protein, lemak, karbohidrat, dan tekstur
dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan
Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu daging ayam
petelur afkir, tepung kentang, tepung tapioka, lada bubuk, pala
bubuk, jahe bubuk, bawang putih, garam, gula, es batu, susu
skim, dan minyak nabati. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan metode percobaan
laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam
penambahan tepung kentang pada pembuatan sosis ayam
petelur afkir yaitu dengan persentase P0 (tanpa penambahan
tepung kentang), P1 (penambahan 1% tepung kentang), P2
(penambahan 2% tepung kentang) and P3 (penambahan 3%
tepung kentang) dari daging yang digunakan. Variabel yang
diuji adalah kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan
tekstur. Data yang telah diperoleh akan dianalisis
menggunakan analisis of variance (ANOVA) kemudian
dianjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) jika
analisa yang diperoleh hasilnya berbeda nyata atau sangat
berbeda nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
tepung kentang (Solanum tuberosum) pada sosis ayam petelur
afkir memperoleh hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) pada
kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan tekstur.
Rata-rata kadar protein 14,72±0,05 sampai 15,79±0,07, kadar
lemak 14,57±0,09 sampai 13,46±0,52, kadar karbohidrat
26,16±1,31 sampai 31,8 ±0,68, dan tekstur 17,41±0,52 sampai
19,55±0,47. Berdasarkan pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dengan penambahan tepung kentang (Solanum
tuberosum) pada sosis ayam petelur afkir sebanyak 3%
menghasilkan kualitas sosis daging ayam petelur afkir terbaik dengan rataan kadar protein 15,79%, kadar lemak 13,46%,
kadar karbohidrat 31,8%, dan tekstur 19,55N