5 research outputs found

    UPAYA PENINGKATAN BUDAYA SADAR BENCANA DAN PENGETAHUAN EVAKUASI KORBAN PADA PEKERJA PABRIK

    Get PDF
    Abstrak: Kejadian bencana dapat terjadi dimana dan kapan saja, tidak terkecuali di daerah industri. Kota Mojokerto dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki banyak industri di wilayahnya. Budaya sadar bencana dan pengetahuan tentang evakuasi korban menjadi penting untuk dimiliki para pekerja pabrik. Hal ini dalam rangka mengurangi jumlah korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menanamkan budaya sadar bencana dan peningkatan pengetahuan evakuasi korban pada pekerja pabrik. Metode yang digunakan adalah memberikan edukasi dengan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA). Kegiatan dilakukan di PT Intidragon Suryatama sebagai salah satu industri sepatu terbesar di Kota Mojokerto yang diikuti oleh 37 partisipan. Hasil yang didapat dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pemahaman dan pengetahuan dari pekerja pabrik tentang budaya sadar bencana dan evakuasi korban, dari 57% berada pada kategori cukup menjadi 76% berada pada kategori baik. Pemahaman tentang materi tersebut penting untuk dimiliki oleh pekerja pabrik mengingat bencana dapat terjadi dimana dan kapan saja, sehingga membutuhkan kesiapsiagaan dalam upaya meminimalisir efek dan kerugian yang dapat ditimbulkan.Abstract: Disaster events can occur anywhere and anytime, including in industrial areas. The city of Mojokerto is known as one of the areas that has a lot of industry in its territory. Disaster awareness culture and knowledge about victim evacuation are important for factory workers. This is in order to reduce the number of human casualties, environmental damage, property losses, and psychological impacts. The purpose of this activity is to instill a culture of disaster awareness and increase knowledge of victim evacuation in factory workers. The method used is to provide education with a Participatory Learning and Action (PLA) approach. The activity was carried out at PT Intidragon Suryatama as one of the largest shoe industries in Mojokerto City, which was attended by 37 participants. The results obtained from this community service activity are that there is an increase in the understanding and knowledge of factory workers about disaster awareness culture and victim evacuation, from 57% in the sufficient category to 76% in the good category. It is important for factory workers to have an understanding of these materials considering that disasters can occur anywhere and anytime, thus requiring preparedness in an effort to minimize the effects and losses that can be caused

    PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT SKALA MIKRO

    Get PDF
    Abstrak: Perkembangan kasus penularan COVID-19 sampai awal tahun 2021 masih tergolong tinggi, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya pencegahan. Kebijakan PPKM skala mikro merupakan salah satu upaya preventif dan promotif yang di ambil pemerintah. Kebijakan ini harus di jalankan sampai tingkat desa, karena itu pemerintah Desa Sumbertebu dalam upaya mensukseskan program pemerintah tersebut juga akan menerapkan PPKM skala mikro. Untuk itu, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam PPKM skala mikro ini penting untuk dilaksanakan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat oleh STIKES Majapahit ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan PPKM skala mikro. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu motode PLA atau Participatory Learning and Action. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya meliputi, pendidikan kesehatan, pendampingan penerapan 3M, pembatasan mobilitas melalui zonasi RT dan penanganan dampak pandemic COVID-19. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 3 bulan, dengan hasil adanya peningkatan pengetahuan masyarakat, yaitu hampir sebagian berpengetahuan cukup saat pretest (44%) menjadi sebagian besar berpengetahuan tinggi saat posttest (62%) dan terlaksananya PPKM skala mikro di Desa Sumbertebu.   Abstract: The development of cases of COVID-19 transmission until early 2021 is still relatively high, and the government has implemented various policies as prevention efforts. The micro-scale PPKM policy is one of the preventive and promotive efforts taken by the government. This policy must be implemented up to the village level; therefore, the Sumbertebu Village government, to make the government program success will also implement micro-scale PPKM. For this reason, it is essential to implement health education and community empowerment in micro-scale PPKM. The purpose of this community service activity by STIKES Majapahit is to increase knowledge and the community's active role in implementing micro-scale PPKM. The method used in this activity is PLA (Participatory Learning and Action). The series of activities in its implementation include health education, assistance in implementing 3M, restrictions on mobility through RT zoning, and handling the impact of the COVID-19 pandemic. The implementation time of the activity was 3 months, with the result that there was an increase in community knowledge, namely almost most of them were knowledgeable enough at the pretest (44%) to most were highly knowledgeable at the posttest (62%) and the implementation of micro-scale PPKM in Sumbertebu Village.  Abstrak: Perkembangan kasus penularan COVID-19 sampai awal tahun 2021 masih tergolong tinggi, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya pencegahan. Kebijakan PPKM skala mikro merupakan salah satu upaya preventif dan promotif yang di ambil pemerintah. Kebijakan ini harus di jalankan sampai tingkat desa, karena itu pemerintah Desa Sumbertebu dalam upaya mensukseskan program pemerintah tersebut juga akan menerapkan PPKM skala mikro. Untuk itu, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam PPKM skala mikro ini penting untuk dilaksanakan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat oleh STIKES Majapahit ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan PPKM skala mikro. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu motode PLA atau Participatory Learning and Action. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya meliputi, pendidikan kesehatan, pendampingan penerapan 3M, pembatasan mobilitas melalui zonasi RT dan penanganan dampak pandemic COVID-19. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 3 bulan, dengan hasil adanya peningkatan pengetahuan masyarakat, yaitu hampir sebagian berpengetahuan cukup saat pretest (44%) menjadi sebagian besar berpengetahuan tinggi saat posttest (62%) dan terlaksananya PPKM skala mikro di Desa Sumbertebu.Kata Kunci: COVID-19; Pemberdayaan Masyarakat; PPKM Skala MikroAbstract: The development of cases of COVID-19 transmission until early 2021 is still relatively high, and the government has implemented various policies as prevention efforts. The micro-scale PPKM policy is one of the preventive and promotive efforts taken by the government. This policy must be implemented up to the village level; therefore, the Sumbertebu Village government, to make the government program success will also implement micro-scale PPKM. For this reason, it is essential to implement health education and community empowerment in micro-scale PPKM. The purpose of this community service activity by STIKES Majapahit is to increase knowledge and the community's active role in implementing micro-scale PPKM. The method used in this activity is PLA (Participatory Learning and Action). The series of activities in its implementation include health education, assistance in implementing 3M, restrictions on mobility through RT zoning, and handling the impact of the COVID-19 pandemic. The implementation time of the activity was 3 months, with the result that there was an increase in community knowledge, namely almost most of them were knowledgeable enough at the pretest (44%) to most were highly knowledgeable at the posttest (62%) and the implementation of micro-scale PPKM in Sumbertebu Village. Keywords: Community Empowerment; COVID-19; Micro-Scale PPKM 

    PEMBENTUKAN PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DENGAN MEMANFAATKAN DANA DESA PEMERINTAH DESA NGROWO KECAMATAN BANGSAL – MOJOKERTO: The Creating Of Integrated Center Program (POSBINDU) Non Infection Disease (PTM) Using Village Funding In Ngrowo Village Kecamatan Bangsal - Mojokerto

    Get PDF
    Penyakit tidak menular masih menjadi penyebab kematian terbesar masyarakat pada negara berkembang dan menengah. Faktor risiko penyakit tidak menular ini dapat diminimalkan melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dengan mengaktifkan program pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu-PTM). Saat ini dengan lahirnya Undang – Undang Desa yang didalamnya telah mengatur penggunaan Dana Desa, maka penyelenggaraan Posbindu-PTM di Desa dapat di biayai dengan memanfaatkan penggunaan Dana Desa. Pengabdian masyarakat yang di lakukan Tim Pengabdian Masyarakat STIKes Majapahit bersama Tim dari Puskesmas Bangsal di Desa Ngrowo Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto ini bertujuan untuk membentuk program Posbindu-PTM dengan memanfaatkan Dana Desa yang dimiliki oleh pemerintah Desa Ngrowo. Pengapdian masyarakat ini diharapkan pada akhirnya masyarakat akan aktif dalam mengikuti program Posbindu-PTM sehingga faktor risiko penyakit tidak menular masyarakat dapat terkontrol. Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi pendidikan kesehatan pada masyarakat tentang penyakit tidak menular, upaya advokasi pada pemerintah Desa Ngrowo tentang program Posbindu-PTM, pembentukan dan pelatihan Kader serta aplikasi pelaksanaan Posbindu-PTM langsung pada masyarakat. Hasil yang didapatkan, pemerintah Desa Ngrowo mengalokasikan biaya penyenggaraan Posbindu-PTM melalui Dana Desa 2018, sebagian besar 50 orang (90%) masyarakat memiliki antusias yang tinggi untuk mengikuti Posbindu-PTM. Masyarakat yang sukarela menjadi Kader Posbindu-PTM ada 21 orang dan pelaksanaan Posbindu-PTM dilaksanakan di 3 Dusun yang ada di Desa Ngrowo setiap satu bulan sekali pada masing – masing dusun. Program Posbindu-PTM merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan faktor risiko penyakit tidak menular pada masyarakat. Pembiayaan penyelenggaraan Posbindu-PTM dapat di alokasikan melalui pemanfaatan Dana Desa yang di miliki Desa sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat. Kata Kunci : Posbindu – PTM, Dana Des

    Pendidikan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro

    Full text link
    Perkembangan kasus penularan COVID-19 sampai awal tahun 2021 masih tergolong tinggi, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya pencegahan. Kebijakan PPKM skala mikro merupakan salah satu upaya preventif dan promotif yang di ambil pemerintah. Kebijakan ini harus di jalankan sampai tingkat desa, karena itu pemerintah Desa Sumbertebu dalam upaya mensukseskan program pemerintah tersebut juga akan menerapkan PPKM skala mikro. Untuk itu, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam PPKM skala mikro ini penting untuk dilaksanakan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat oleh STIKES Majapahit ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan PPKM skala mikro. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu motode PLA atau Participatory Learning and Action. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya meliputi, pendidikan kesehatan, pendampingan penerapan 3M, pembatasan mobilitas melalui zonasi RT dan penanganan dampak pandemic COVID-19. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 3 bulan, dengan hasil adanya peningkatan pengetahuan masyarakat, yaitu hampir sebagian berpengetahuan cukup saat pretest (44%) menjadi sebagian besar berpengetahuan tinggi saat posttest (62%) dan terlaksananya PPKM skala mikro di Desa Sumbertebu. Abstract: The development of cases of COVID-19 transmission until early 2021 is still relatively high, and the government has implemented various policies as prevention efforts. The micro-scale PPKM policy is one of the preventive and promotive efforts taken by the government. This policy must be implemented up to the village level; therefore, the Sumbertebu Village government, to make the government program success will also implement micro-scale PPKM. For this reason, it is essential to implement health education and community empowerment in micro-scale PPKM. The purpose of this community service activity by STIKES Majapahit is to increase knowledge and the community's active role in implementing micro-scale PPKM. The method used in this activity is PLA (Participatory Learning and Action). The series of activities in its implementation include health education, assistance in implementing 3M, restrictions on mobility through RT zoning, and handling the impact of the COVID-19 pandemic. The implementation time of the activity was 3 months, with the result that there was an increase in community knowledge, namely almost most of them were knowledgeable enough at the pretest (44%) to most were highly knowledgeable at the posttest (62%) and the implementation of micro-scale PPKM in Sumbertebu Village. Abstrak: Perkembangan kasus penularan COVID-19 sampai awal tahun 2021 masih tergolong tinggi, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya pencegahan. Kebijakan PPKM skala mikro merupakan salah satu upaya preventif dan promotif yang di ambil pemerintah. Kebijakan ini harus di jalankan sampai tingkat desa, karena itu pemerintah Desa Sumbertebu dalam upaya mensukseskan program pemerintah tersebut juga akan menerapkan PPKM skala mikro. Untuk itu, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam PPKM skala mikro ini penting untuk dilaksanakan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat oleh STIKES Majapahit ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan PPKM skala mikro. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu motode PLA atau Participatory Learning and Action. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaannya meliputi, pendidikan kesehatan, pendampingan penerapan 3M, pembatasan mobilitas melalui zonasi RT dan penanganan dampak pandemic COVID-19. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 3 bulan, dengan hasil adanya peningkatan pengetahuan masyarakat, yaitu hampir sebagian berpengetahuan cukup saat pretest (44%) menjadi sebagian besar berpengetahuan tinggi saat posttest (62%) dan terlaksananya PPKM skala mikro di Desa Sumbertebu.Kata Kunci: COVID-19; Pemberdayaan Masyarakat; PPKM Skala MikroAbstract: The development of cases of COVID-19 transmission until early 2021 is still relatively high, and the government has implemented various policies as prevention efforts. The micro-scale PPKM policy is one of the preventive and promotive efforts taken by the government. This policy must be implemented up to the village level; therefore, the Sumbertebu Village government, to make the government program success will also implement micro-scale PPKM. For this reason, it is essential to implement health education and community empowerment in micro-scale PPKM. The purpose of this community service activity by STIKES Majapahit is to increase knowledge and the community's active role in implementing micro-scale PPKM. The method used in this activity is PLA (Participatory Learning and Action). The series of activities in its implementation include health education, assistance in implementing 3M, restrictions on mobility through RT zoning, and handling the impact of the COVID-19 pandemic. The implementation time of the activity was 3 months, with the result that there was an increase in community knowledge, namely almost most of them were knowledgeable enough at the pretest (44%) to most were highly knowledgeable at the posttest (62%) and the implementation of micro-scale PPKM in Sumbertebu Village
    corecore