426 research outputs found

    LINGKUNGAN BISNIS PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP POSITIONING KOPERASI SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEMASARAN (Studi Pada Pelaku Usaha Bisnis Sapi Perah di Provinsi Jawa Barat)

    Get PDF
    Latar Belakang : Dalam perspektif bisnis, peternak sapi perah memiliki peluang yang tinggi, mengingat susu sapi sebagai kebutuhan setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, tetapi total kebutuhan nasional untuk produksi susu tahun 2018 sekitar 4,5 juta ton per tahun hanya dipenuhi dari produksi lokal hanya sebesar 18% (920 ton) atau sekitar 82% kebutuhan susu dipenuhi dengan impor. Di sisi lain menunjukan bahwa jumlah populasi sapi perah di Indonesia terus turun. Sampai 2016, jumlah populasi sapi tercatat 291.183 ekor, jauh berkurang dibandingkan 2013 sebanyak 438.745 ekor atau berkurang sebanyak 33%. Angka ini juga sejalan dengan penurunan jumlah peternak di Indonesia. Pada 2016, jumlah peternak yang tergabung dalam koperasi mencapai 96.355 orang, turun dibandingkan 2013 sebanyak 102.726 orang, atau berkurang sekitar 7%. Permasalahan pokok dalam penelitian ini ialah kinerja pemasaran pada peternak sapi perah di provinsi Jawa Barat, hal ini didasarkan oleh lingkungan bisnis terhadap positioning koperasi dalam memenuhi layanan kepada anggota koperasi Tujuan : Hasil penelitian secara deskriftif lingkungan bisnis dan positioning koperasi memberikan kontribusi terhadap kinerja pemasaran peternak sapi perah di provinsi Jawa Barat. Walaupun dalam pelaksanaannya secara umum belum sepenuhnya didasarkan atas aspek-aspek lingkungan bisnis dan posisi koperasi sebagai wadah bahgi para peternak sapi perah. Metode : Metode penelitian ini adalah metode survey sebagai upaya mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan angket, hal ini dimaksudkan untuk menguji jawaban rasional sehingga dapat menjelaskan fenomena yang menjadi masalah, dengan model analisis SEM (Structural Equation Modelling). Hasil Penelitian : Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa lingkungan bisnis eksternal dan internal besar pengaruhnya terhadap positioning koperasi sebesar 40,4% sedangkan epsilonnya 18,7 %. Sementara pengaruh lingkungan bisniseksternal terhadap positioning koperas sebesar 82% sementara pengaruh lingkungan bisnis internal terhadap positioning koperasi sebesar 17%. Hal ini menunjukan bahwa lingkungan peternak sapi perah di provinis Jawa Barat memiliki ketergantungan yang sangat kuat terhdap lingkungan bisnis eksternal, dibanding terhdap lingkungan bisnis internal. Adapun postioning koperasi memberikan pengearuh terhadap kinerja pemasaran sebesar 93% dengan epsilon 13,5%. Dengan demikian lingkungan bisnis dan positioning koperasi dapat dijadikan indikator yang diharapkan dapat untuk memperbaiki kinerja pemasaran peternak sapi perah di provinsi Jawa Barat. Kata Kunci : Lingkungan Bisnis Eksternal, Lingkungan Bisnis Internal, Positioning Koperasi dan Kinerja Pemasara

    PENGARUH EVALUASI KEBIJAKAN KETERTIBAN UMUM DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA CIMAHI (Studi Kasus tentang Penegakan Perda Ketertiban Umum oleh Satuan Polisi Pamong Praja di Kota Cimahi)

    Get PDF
    Masalah utama dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai pelaksana ketertiban umum pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Cimahi belum optimal. Masalah tersebut diduga disebabkan oleh evaluasi kebijakan dan motivasi kerja belum terlaksana secara efektif, karena mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 08 tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, tipe penelitian dengan pendekatan kuantitatif, sebagai upaya mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan angket, untuk menguji jawaban rasional, sehingga dapat menjelaskan fenomena yang menjadi masalah. Sedangkan wawancara sebagai instrumen pelengkap, disertai teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik statistik SEM sebagai pendekatan software smart pls (practice least square). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan evaluasi kebijakan dan motivasi kerja secara deskriptif telah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pegawai pelaksana Tibum, namun belum berjalan sesuai aspek-aspek variabel penelitian secara optimal. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa variabel evaluasi kebijakan dan motivasi secara simultan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pelaksana Tibum sebesar 65,1%. Hal ini bermakna bahwa ada sebesar 34,9% pengaruh faktor-faktor atau variabel lain (epsilon) yang tidak diteliti. Variabel evaluasi kebijakan secara parsial dan signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 0,343 atau 34,3% yang dicerminkan oleh keefisien korelasi (loading) karakteristik taknin: Aspek efektivitas 4,5%, aspek efisiensi 4,8%, aspek kecukupan 5,2%, aspek kesamaan sebesar 7,2%, sedangkan aspek responsivitas berpengaruh sebesar 7,6% serta aspek ketepatan berpengaruh sebesar 5,0%. Variabel motivasi kerja secara parsial memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 0,308 atau 30,8% yang dicerminkan oleh keefisien korelasi (loading) karakteristik yakni aspek upah yang layak berpengaruh sebesar 5,4%, aspek kesempatan untuk maju sebesar 3,3%, aspek pengakuan sebagai individu sebesar 3,3%, aspek keamanan kerja berpengaruh sebesar 3,1%, aspek tempat kerja yang baik berpengaruh sebesar 2,1%, aspek penerimaan kelompok sebesar 3,6%, juga aspek perlakuan yang wajar berpengaruh sebesar 4,5% dan aspek pengakuan atas prestasi berpengaruh sebesar 5,5% terhadap variabel motivasi kerja. Di sisi lain juga bahwa hubungan antara variabel evaluasi kebijakan dan variabel motivasi kerja dalam kategori kuat. Terdapat pula sesuai hasil penelitian yang perlu mendapat perhatian yakni aspek kearifan local “silih asah, silih asih, dan silih asuh” . Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan secara deskriptif variabel evaluasi kebijakan dan variabel motivasi kerja dapat mengingkatkan kinerja pegawai dan variabel evaluasi kebijakan dan variabel motivasi kerja baik secara simultan maupun secara parsial memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pelaksana Tibum di Kota Cimahi. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa, jika penerapan evaluasi kebijakan dan motivasi kerja ditingkatkan, maka kinerja pegawai pelaksana Tibum akan meningkat pula

    Decision Making with Asymmetric Information

    Get PDF
    Every day individuals make numerous choices. What is important for making the right choice is that individuals have good information about the consequences of the different alternatives. However, investigating the full consequences of the different alternatives is complicated and costly. Consequently, individuals sometimes do not possess all relevant information to take a decision. This thesis discusses models in which an agent decides whether or not to perform a task on behalf of the principal. A key element in the models we consider is incomplete and asymmetric information. Broadly, the thesis can be split up into two parts. The first part of the thesis deals with models in which the principal is better informed than the agent. The agent has to decide whether or not to perform a task, but lacks information about his ability. We analyze how the agent makes a self-assessment of his ability, based on appraisals of others (the principal) and experience. Based on this self-assessment the agent takes a decision. The second part of the thesis deals with models in which the agent is better informed than the principal. On behalf of the principal the agent takes a decision about a project. Sometimes agents do not act in the interest of the principal. We analyze how the principal can use retention contracts to discipline the agent. In the remainder of the Introduction we discuss the two parts of the thesis and we provide an overview of the chapters of this thesis

    Econometric models of the Indonesian economy for short run policy analysis

    No full text
    corecore