4 research outputs found

    Habitat Alami Tumbuhan Paku Kidang (Dicksonia Blumei (Kunze) Moore) Di Kawasan Hutan Bukit Tapak Pulau Bali

    Get PDF
    Dicksonia blumei (Paku Kidang) termasuk dalam spesies prioritas konservasi Indonesia kategori B. Studi ekologi habitat alaminya di kawasan hutan Bukit Tapak, Bedugul Bali dilakukan dengan metode purposive sampling. Plot dapat dibuat sebanyak 3 (tiga) buah dengan ukuran 20 x 20 m untuk jenis tumbuhan pohon dan 2 x 2 m untuk jenis tumbuhan bawah. Berdasarkan hasil pengamatan Dicksonia blumei (Paku Kidang) pada habitat alaminya di kawasan hutan Bukit Tapak. Jenis paku ini tumbuh pada kondisi lingkungan fisik dengan kisaran ketinggian tempat antara 1.754–1.794 m dpl., kemiringan tanah berkisar antara 7–10%, pH tanah 6,4–7, kelembaban tanah 50–75%, temperatur 20,5–22,3°C, kelembaban udara 83,2–87,5% dan intensitas cahaya 618–10.030 Lux. Karakteristik komponen lingkungan biotiknya ditentukan berdasar Indek Nilai Penting (INP). Lima jenis tumbuhan pohon dengan INP tertinggi adalah Cyathea latebrosa (INP 98,7) kemudian diikuti oleh Saurauia bracteosa (INP 51,9), Astronia spectabilis (INP 42,7), Dicksonia blumei (INP 39,6) dan Homalantus giganteus (INP 35,3). Karakteristik jenis tumbuhan bawah untuk lima jenis tertinggi diduduki oleh Pillea sp. (INP 61,91), kemudian diikuti oleh Selaginella sp. (INP 40,6), Athyrium asperum (INP 27,5), Pteris tripartita (INP 18,3) dan Rubus sp. (INP 15,0). Kebersamaan tumbuhnya D. blumei dengan Cyathea latebrosa, tampaknya terkait dengan peran batangnya sebagai substrat spora D. blumei pada tahap perkecambahan dan pertumbuhan selanjutnya. Pada fase gametofit dan sporofit muda D. blumei tumbuh secara epifit pada batang Cyathea latebrosa setinggi 0,5–1,5 m dari permukaan tanah. Seiring dengan pertumbuhan akarnya yang berlahan-lahan mencari tanah, kemudian sporofit dewasa D. blumei akan tumbuh secara teresterial (hemi–epifit)

    Selecting Tree Species with High Carbon Stock Potency From Tropical Upland Forest of Bedugul-Bali, Indonesia

    Full text link
    Vegetation studies to reveal tree diversity and its contribution to carbon stock were conducted in three different sites of upland forest in Bali, Indonesia. The sites were located approximately 60 km north of the Bali Province capital city of Denpasar in an area named Bedugul. Those three sites were Mt. Mangu (forest area east of Beratan lake), forest area west of Buyan lake and forest area south of Tamblingan lake. There were 44, 29, and 21 tree species of 14, 19, 14 families with Shannon Diversity Index (H) of 2.87, 2.64 and 1.69 respectively. Carbon stock average of above ground tree biomass from these sites were 214.2, 693.0 and 749.1 ton.ha-1 respectively. Tree species with top Summed Dominance Ratio (SDR) in each of those sites were Platea latifolia in Mt. Mangu, Planchonella sp. in Buyan, and Tabernaemontana macrocarpa in Tamblingan. Average carbon content of these three species were 493.25, 12,876.26 and 40.35 kg.ha-1 respectively

    Paku Epifit dan Pohon Inangnya di Bukit Pengelengan, Tapak dan Lesung, Bedugul, Bali

    Full text link
    Paku epifit merupakan tumbuhan paku yang tumbuh menempel pada pohon inang (phoropyte) atau bebatuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serta persebaran paku epifit dan pohon inangnya di kawasan hutan Bedugul Bali. Kegiatan ini dilakukan dengan metode purposive random sampling. Hasil penelitian mencatat 24 jenis tumbuhan paku epifit yang teramati di kawasan hutan Bedugul Bali. Jumlah tersebut tersebar di Bukit Pengelengan 16 jenis, di Bukit Tapak 12 jenis dan di Bukit Lesung 12 jenis. Jenis paku epifit yang persebaranya terbatas hanya di satu area studi adalah Arthropteris palisotii, Goniophlebium subauriculatum, Loxogramme avenia, Oleandra pistillaris, Asplenium caudatum, Belvisia mucronata, Ctenopteris obliquata, Davallia pentaphylla, Davallia solida, Drynaria sp., Hymenophyllum sp., Monogramma trichoidea dan Neprolepis sp1. Sedangkan jenis yang tersebar di lebih dari satu area studi adalah Asplenium nidus, Belvisia spicata, Davallia denticulata, Goniophlebium percisifolium, Pyrrosia varia dan Selliguea enervis. Jenis paku epifit yang berdistribusi paling luas adalah Belvisia spicata dan Davallia denticulata. Keanekaragaman pohon inang tercatat 33 jenis (Bukit Pengelengan 22 jenis, Bukit Tapak 21 jenis dan Bukit Lesung 11 jenis). Jenis pohon inang yang disenangi oleh jenis tumbuhan paku epifit bervariasi, di Bukit Pengelengan adalah Platea latifolia, di Bukit Tapak adalah Syzygium zollingerianum dan di Bukit Lesung adalah Engelhardia spicata
    corecore