3 research outputs found

    EFEKTIFITAS PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

    Get PDF
    Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular dan membawa beban kesehatan yang tinggi dalam hal morbiditas dan mortalitas. Hipertensi merupakan faktor yang berkonstribusi terhadap kematian akibat stroke dan faktor yang memperberat infark miokard. Salah satu upaya untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi diantaranya adalah dengan terapi relaksasi otot progresif (Progressive Muscle Relaxation/ PMR). Mengetahui efektifitas terapi PMR terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok “Prolanis” di wilayah kerja Puskesmas Jatiroto Kabupaten Lumajang. Desain Penelitian menggunakan desain pre eksperiment dengan rancangan one group pre test post test. Teknik sampling menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 24 responden. Pelaksanaan terapi PMR menggunakan tool atau standard operating procedures (SOP) terapi PMR. Instrument untuk mengukur tekanan darah dengan menggunakan Sphygmomanometer digital merk Omron. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan darah baik systole dan diastole responden sebelum dan sesudah diberikan terapi PMR. Hal ini dibuktikan dengan nilai p melalui uji T didapatkan nilai p 0,000 dimana nilai p<0,05 dan nilai 95% Confidence Interval tidak melewati angka nol. Terapi relaksasi otot progresif signifikan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi sehingga terapi ini dapat dijadikan salah satu alternatif terapi sebagai terapi non farmakologis dalam menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Kata Kunci: relaksasi otot progresif, tekanan darah, hipertensi

    DETERMINANT FACTOR OF DEPRESSION IN RURAL ADOLESCENT: A LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Background: Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. This stage of development is a transitional period of self-discovery marked by physical, emotional, and psychological changes. However, young people are often faced with poverty, sexual abuse, or violence, making teens vulnerable to mental health problems. Adolescents who live in rural areas are likely to be more susceptible to mental health problems because rural areas have a high degree of social intimacy, and the economic focus is on the agricultural sector. So, the psychological pressure on adolescents in rural areas will be heavier, and if the coping mechanism is not suitable, these adolescents will be more susceptible to depression. Objective: This study aims at reviewing and synthesizing the determinants factor of depression among adolescent in rural area. Design: This study design was a systematic review using the PICO framework. Data Sources: This data was carried out since June 2021 from various journal databases in the last five years (2017-2021), including ScienceDirect, PubMed, and Taylor & Francis. The keywords combined with Boolean operators (“AND” and “OR”) to find literatures, namely "Factor" OR “Risk Factor” AND “Depression” OR “Depressive” OR “Depress” AND “Adolescent” OR “Teens” AND “Rural”. 13 articles meet the inclusion criteria and meet the qualifications for review. Review Methods: A systematic procedure is used to collect articles, as well as a critical appraisal and data synthesis with qualitative synthesis. Results: Based on a review of several articles, factors that can influence the occurrence of depression in rural adolescents include discrimination, adverse childhood experiences, victimization, socioeconomic migration of parents, family, cellphone addiction, postpartum pregnancy, and gender in adolescents. Conclusion: Overall, these factors can cause psychological pressure and due to poor coping mechanisms resulting in depression in adolescents in rural areas

    Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Bersalin Rsud Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang

    No full text
    Angka kelahiran melalui operasi section caesarea (SC) terus meningkat secara global. Angka kelahiran SC di Amerika Serikat dilaporkan mengalami peningkatan yakni 20,7% pada tahun 1996 dan meningkat menjadi 31,1% pada tahun 2006, kejadian serupa juga terjadi di China dan Taiwan. China mencatat angka kelahiran melalui SC meningkat dari 6% pada tahun 1998 menjadi 46% pada tahun 2009. Demikian juga di Taiwan, angka kelahiran SC menunjukkan angka semakin pesat yakni 33,9% pada tahun 2006 dan 37,6% pada tahun 2012 (Kuo, Chen & Tzeng, 2014). Menurut data survey nasional pada tahun 2011, angka kejadian SC di Indonesia adalah 22,8% dari empat juta tiga puluh sembilan ribu persalinan. Studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang mendapatkan data bahwa jumlah persalinan SC di Ruang VK sepanjang tahun 2016 adalah 62% dari total 1021 persalinan. Hasil riset Pawatte, Pali dan Opod (2013) memaparkan bahwa ibu yang akan menjalani operasi SC mengalami kecemasan. Kecemasan yang dirasakan pasien dikaitkan dengan perasaan takut terhadap prosedur asing yang akan dijalani, penyuntikan, nyeri luka post operasi, menjadi bergantung pada orang lain bahkan ancaman kematian akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan, termasuk timbulnya kecacatan atau kematian (Potter & Perry, 2005). Dampak dari terjadinya kecemasan pre operasi dikaitkan dengan peningkatan rasa sakit pasca operasi, kebutuhan analgesik, peningkatan masa rawat inap di rumah sakit dan dapat mencetuskan terjadinya depresi post partum (Pawatte, Pali & Opod, 2013; Kuo, Chen, & Tzeng, 2014; Sahin, Gulec, Ahrazoglu, & Tetiker, 2016). Salah satu upaya untuk mengatasi kecemasan pre operasi adalah dengan terapi relaksasi otot progresif (Progressive Muscle Relaxation/ PMR). Terapi PMR merupakan terapi yang telah terbukti efektif menurunkan kecemasan klien di berbagai tatanan untuk diimplementasikan perawat sebagai bagian dari asuhan keperawatan pada klien yang mengalami kecemasan (Lee, 2012; Carve
    corecore