2 research outputs found

    RISIKO GANGGUAN PERILAKU, PSIKOSOSIAL DAN EMOSI PADA ANAK DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS USIA 6-17 TAHUN DI POLI UPIPI RSUD Dr. SOETOMO

    Get PDF
    Latar belakang: Jumlah pasien HIV anak di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 1.185 anak. Pada pasien anak dan remaja dengan HIV perinatal, risiko gangguan psikologis dapat timbul sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari infeksi HIV. Masalah tersebut antara lain gangguan emosi, perilaku, kognitif dan juga psikososial. Saat ini pemeriksaan perkembangan anak dilakukan bila dicurigai adanya masalah dan belum ada pemeriksaan secara berkala. Termasuk pemeriksaan risiko gangguan perilaku, psikososial dan emosi untuk anak dengan HIV. Tujuan: Menganalisis risiko gangguan perilaku, psikososial dan emosi pada anak dengan HIV usia 6-18 tahun. Metode: Rancangan penelitian cross sectional, sampel adalah pasien anak usia 6-17 tahun Poli UPIPI RSUD Dr Soetomo sejumlah 46 anak. Variabel bebas meliputi kepatuhan konsumsi ARV, imunodefisiensi HIV, status gizi, jenis kelamin, mengetahui status HIV, perawatan rumah sakit, orang tua HIV, kematian orang tua, kelengkapan orang tua, pendapatan keluarga, dan usia. Variabel terikat meliputi risiko gangguan perilaku yang ditentukan dengan skoring formulir GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) dengan nilai cut off 13 dan juga risiko gangguan psikososial dan emosi uang ditentukan dengan skoring formulir PSC-35 (Pediatric Symptom Checklist-35) dengan nilai cut off 28. Hasil: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa risiko gangguan perilaku berhubungan dengan faktor riwayat rawat inap di rumah sakit (P=0,031) dan kelengkapan orang tua (P=0,011). Rawat inap di rumah sakit berisiko gangguan perilaku sebesar 22,3 kali. Dan tidak memiliki orang tua berisiko gangguan perilaku sebesar 40,6 kali. Hasil analisis risiko gangguan psikososial dan emosi tidak didapatkan hubungan dengan semua faktor risiko. Kesimpulan: Ada risiko gangguan perilaku pada anak dengan HIV usia 6-17 tahun yang pernah rawat inap di rumah sakit atau tidak memiliki orang tua. Dan tidak ada risiko gangguan psikososial dan emosi pada anak HIV usia 6-17 tahun

    Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Gangguan Perilaku Anak Dengan Human Immunodeficiency Virus

    Get PDF
    The number of child HIV patients in Indonesia in 2016 was 1,185 children. In pediatric and adolescent patients with perinatal HIV, the risk of psychological disorders can arise as a direct and indirect result of HIV infection. The direct effect is derived from HIV infection itself and the indirect consequences are caused by things related to HIV status. These problems include emotional, behavioral, cognitive and psychosocial disorders. At present a child's development check is carried out if a problem is suspected and there are no regular inspections. This includes examining the risk of behavioral disorders for children with HIV. Knowing the risk of behavioral disorders in children with HIV aged 6-18 years. The research respondents were outpatients at Poli UPIPI RSUD Dr Soetomo. Patients and guardians who were present were given an explanation and were asked to fill out informed consent as a sign of agreement to become respondents. All patients and guardians who came and met the criteria were taken as research respondents. This research was conducted by filling out a questionnaire regarding risk factors and research instruments. The instrument used was GPPH to assess the risk of behavioral disorders. Statistical analysis with logistic regression showed that the risk factors for hospitalization history (P = 0.031) and parental completeness (P = 0.011) were associated with risk of behavioral disorders. Children who have been hospitalized in the hospital have a possibility of 22,337 times greater risk of behavioral disorders. And children who don't have parents have a 40.586 times greater risk of behavioral disorders. There was a risk of behavioral disorders in children with HIV aged 6-17 years who do not have parents or had been hospitalized
    corecore