3 research outputs found

    PROFIL PASIEN OSTEOARTRITIS (OA) LUTUT DI POLI REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

    Get PDF
    Osteoartritis (OA) merupakan suatu bentuk artritis (radang sendi) yang paling sering terjadi dan bersifat kronis. Penyakit ini menyerang seluruh sendi, yaitu tulang rawan artikular, tulang subkondral, ligamen, meniskus, kapsul, jaringan sinovial, dan jaringan ikat periartikular (Man dan Mologhianu, 2014). Data WHO menunjukkan bahwa kira-kira 9,6% laki-laki dan 18% perempuan di dunia yang berusia lebih dari 60 tahun mengalami gejala OA. Osteoartritis (OA) dapat terjadi pada berbagai sendi. Dari berbagai sendi tersebut, sendi lutut adalah sendi yang paling sering mengalami OA. Menurut Johnston County Osteoarthritis Project, sebuah penelitian dari North Carolina University yang disponsori oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan National Institutes of Health, risiko seseorang terkena OA lutut adalah 46%, dan OA panggul adalah 25% (American College of Rheumatology, n.d.). Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), sebagai salah satu rumah sakit tipe C (yang pada pertengahan tahun 2016 naik menjadi tipe B) yang ada di Surabaya adalah salah satu rumah sakit yang cukup banyak menangani pasien OA lutut, baik dari rujukan maupun pasien yang datang sendiri dengan grade yang beragam. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat profil dari pasien OA lutut yang datang ke Poli Rehabilitasi Medik RSUA pada tahun 2016. Penelitian ini bersifat observasi retrrospektif, yaitu dengan melihat data rekam medis pasien dengan diagnosis OA lutut di Poli Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2016. Sampel penelitian merupakan total sampling dan terdiri dari 292 rekam medis pasien OA lutut. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, usia, asal rujukan, Indeks Massa Tubuh, trauma, onset nyeri, diagnosis OA lutut, grade OA lutut, terapi modalitas, strengthening exercise, dan perkembangan VAS. Terdapat beberapa variabel penelitian yang tidak dapat digambarkan secara menyeluruh karena data yang tidak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien OA lutut di Poli Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2016 didominasi oleh kelompok usia lansia (di atas 60 tahun) yaitu sebanyak 185 pasien (63,3%) dan juga didominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 215 pasien (73,6%). Jumlah pasien perempuan lebih banyak dibanding laki-laki berlaku pada semua kelompok usia, dimana rasio pasien laki-laki terhadap perempuan berada pada puncaknya pada kelompok usia 45–59 tahun. Pasien datang ke Poli Rehabilitasi Medik melalui berbagai sumber, baik datang sendiri (49,3%) maupun pasien rujukan (50,7%). Sebagian besar pasien tergolong obesitas dengan Indeks Massa Tubuh > 25 kg/m2 (58,5%), dan trauma ditemukan hanya pada 32,2% pasien. Namun pada pasien laki-laki maupun perempuan berusia < 45 tahun, faktor risiko trauma ditemukan pada keseluruhan pasien. Mayoritas pasien mengalami onset nyeri lebih dari 1 bulan (84,2%), dan diagnosis terbanyak OA lutut adalah OA lutut bilateral (56,3%). Grade terbanyak pada pasien adalah OA lutut grade III (30,3%). Dan sebagian besar pasien mendapatkan terapi modalitas sekaligus strengthening exercise (52,4%). Pemberian terapi ini memberikan hasil yang cukup baik pada perkembangan VAS pasien OA lutut (72%)

    Data for "The Role of Probiotic on Clinical Improvement, Inflammatory Biomarkers, and Patient Quality of Life in Psoriasis Treatment : A Meta-Analysis of Randomized Controlled Clinical Trials with subgroup analysis"

    No full text
    This repository contains data for "The Role of Probiotic on Clinical Improvement, Inflammatory Biomarkers, and Patient Quality of Life in Psoriasis Treatment : A Meta-Analysis of Randomized Controlled Clinical Trials with subgroup analysis", including dataset and figures related to our study.</p

    National Health Insurance-Based Telemedicine Implementation For Hypertension Management In Primary Centres

    Get PDF
    Hypertension nowadays still becomes one of the severe problems in Indonesia, with a prevalence of 34% in 2018. The complication of hypertension causes the most deaths and disabilities in Indonesia and cost 75% of The Social Security Organizing Agency (BPJS) budget or IDR 15 trillion in 2019. This problem was probably caused by patients' lack of knowledge and limited personnel at the primary health centre (PHC). Telemedicine is a health care provider without any direct contact, which has various methods. Today, telemedicine in Indonesia is growing rapidly along with technology and legal regulation in its implementation, increasing users by 700% in the first year of 2020. Despite the rise of those numbers, telemedicine in PHC is still limited. Recently, the Ministry of Health and various organizations have issued telemedicine regulations at primary level health facilities in collaboration with The Social Security Organizing Agency. This review aims to discuss the current implementation and the potential future of telemedicine-based hypertension management in collaboration with the Social Security Organizing Agency in PHC
    corecore