10 research outputs found

    Client’s Trust to Public Relation Consultants

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan  kepercayaan berdasarkan pengalaman klien. Hubungan bisnis terkait dengan masalah dengan risiko untung-rugi, sehingga keputusan untuk memberikan kepercayaan kepada rekanan bisnis didorong oleh pertimbangan rasional. Kerangka konseptual yang digunakan adalah faktor primer kepercayaan yang meliputi reputasi, kinerja, penampilan, dan faktor sekunder kepercayaan yang meliputi akuntabilitas, pra komitmen, dan suasana komunikasi. Penelitian menggunakan  pendekatan kualitatif dengan  menggunakan teori Pilihan Rasional. Respoden penelitian adalah klien konsultan humas yang meliputi baik perusahaan dan lembaga nirlaba yang berlatar belakang organisasi nasional maupun international. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi menjadi faktor primer paling signifikan dalam proses pembentukan kepercayaan klien terhadap konsultan pada tahap pra relasi. Sedangkan faktor sekunder berupa pra komitmen. Ketika relasi terbentuk, kinerja konsultan menjadi faktor primer yang menentukan kepercayaan klien, dari pada aspek yang lain seperti penampilan, suasana komunikasi, dan akuntabilitas.The aim of this research is understand the process of building the trust based on  client experience. Business relationship was related to the risk of profit or loss, so the decision of going the trust to the business partners is driven by a rational considerations. The conceptual framework that had been used are primary factors of trust consist of reputation, performance, and appearance while the secondary factors of trust consist of accountability, pre commitment, and communication atmosphere. The research used qualitative approach using rational choice theory.  The respondent of this research is public relations consultant whose client include both corporate profit organization and  non profit institutions  of national and international organization background. The result of this research showed that the reputation is the most significant of primary aspect in the formation process of client’s  trust to the consultant on pre relations stage. While  the secondary pre commitment as secondary factors. On relationship stage, the performance consultant is primary factor that determined the client trust of consultant rather than other aspects such as appearances, the situations of communication and accountabilities

    PEREMPUAN TANPA ANAK

    Get PDF
    Research related to the stigma of women without children is still rarely studied, especially in Indonesia. The problem of childless women is a latent phenomenon. In some developed countries, childless women experience the psychological impact of the stigma they receive. Based on these factors, the researcher wants to examine two important aspects, namely how to experience the stigma faced by women without children. Second, how women without children manage the stigma they face. Researchers use the Stigma Management Communication theory approach to dissect the problem. This study used qualitative data by conducting interviews with 9 women who experienced childless conditions for at least 3 years since marriage. The results showed that informants experienced labeling as workaholic women, especially from the family environment. The informants used two strategies, namely accepting stigma and opposing stigma. The impact felt by informants after receiving the stigma was that they were optimistic, felt lonely, and lived a more peaceful life. Meanwhile, informants who oppose stigma have the effect of increasing self-confidence and focusing more on personal life. Researchers recommend that in the future there will be research related to ethnic culture.Penelitian terkait stigma perempuan tanpa anak masih jarang diteliti khususnya di Indonesia. Masalah perempuan tanpa anak memang fenomena laten. Di beberapa negara maju, perempuan tanpa anak mengalami dampak secara psikologis atas stigma yang mereka dapatkan. Berdasarkan beberapa faktor tersebut peneliti ingin meneliti dua aspek penting, yaitu bagaimana pengalaman stigma yang dihadapi perempuan tanpa anak, Kedua, bagaimana perempuan tanpa anak mengelola stigma yang dihadapinya.  Peneliti menggunakan pendekatan teori Komunikasi Manajemen Stigma untuk membedah masalah. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap 9 perempuan yang mengalami kondisi tanpa anak minimal 3 tahun sejak menikah. Hasil menunjukkan bahwa informan mengalami pelabelan seperti perempuan workaholic terutama dari lingkungan keluarga. Informan menggunakan dua strategi, yaitu menerima stigma dan menentang stigma. Dampak yang dirasakan informan setelah menerima stigma adalah mereka optimis, merasa kesepian, dan hidup lebih damai. Sedangkan informan yang menentang stigma memiliki efek meningkatkan kepercayaan diri dan lebih fokus pada kehidupan pribadi. Peneliti merokemendasikan agar ke depan ada penelitian dikaitkan dengan etnis budaya

    COMMUNICATION MANAGEMENT OF SEX WORKER TRANSGENDER WITH HIV/AIDS IN FACING SOCIAL STIGMA

    Get PDF
    The  common stigma stick to the sex workers is the labeling that they are the cause of the emergence of HIV / AIDS. The stigma is getting compounded for transgender  who work as a sex worker. Apart from their work, they are regarded deserving of being infected with HIV because of their 'abnormalities'. Therefore, they face discrimination frequently. The experience of transgender living with HIV is known as overlapping stigma. This study is investigates transgender experience living as sex worker with HIV to confront stigma. Then how is the stigma management of transgender sex workers with HIV. The method used is a case study by conducting in-depth interviews with 8 transgender from West Bandung Regency. The results revealed that stigma experienced by transgender was in the form of physical, social, and moral stigma commit by the external and internal factors. In confronting the stigma, there are two communication strategies adopted by transgender sex workers who are also living with HIV. First, by accepting public perceptions of stigma. The second is challenging public perceptions of stigma. This strategy is manifest in two ways. The first way is to ignore the stigma. The second way is the response this stigma constructive and make it a self-motivation to reach achievements and positive self-concepts.Keywords: communication management, HIV/AIDS, stigma, transgender, sex worke

    Tingkat Literasi Digital Siswa SMP di Kota Sukabumi

    Get PDF
    Banyaknya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menggunakan gawai menjadi hal yang amat diperhatikan. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat literasi digital yang bervariasi pada tingkat pendidikan yang beragam. Jumlah penelitian literasi digital terdahulu minim pada tingkatan siswa SMP, sehingga peneliti memandang pentingnya dilakukan penelitian literasi digital terhadap siswa SMP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat literasi digital siswa SMP di Kota Sukabumi yang diukur berdasarkan konsep Paul Giltser. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei dan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner terhadap 400 responden. Data dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen penelitian Internet Searching, Hypertextual Navigation, Content Evaluation, dan Knowledge Assembly masing-masing memiliki skor yang baik. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pemahaman siswa terkait literasi digital berada pada taraf positif dengan kategori baik. Secara umum siswa SMP di Kota Sukabumi telah memiliki perangkat yang memadai untuk mengakses internet. Namun, siswa-siswa tersebut secara umum masih belum dapat memahami secara utuh terkait penggunaan gawai yang baik dan optimal sehingga pemahaman tersebut perlu ditingkatkan lagi

    Komunikasi Keberagaman

    No full text
    xi, 270 hlm.; 24 cm

    Tasyabbuh: yang dilarang dalam fikih Islam

    No full text

    Komunikasi keberagaman

    No full text
    ix, 269 hlm.:ilus.: 24 c

    Komunikasi Keberagaman

    No full text
    Interaksi komunikasi tidak saja terhambat oleh bahasa tutur yang berbeda, tetapi setiap pihak membawa sudut pandang dan pola berpikir yang berbeda. Pola pikir dan sudut pandang tersebut sangat dipengaruhi oleh identitas, pola budaya, dan nilai budaya masing-masing. Pada titik inilah, perselisihan antarbudaya akan berpotensi terjadi. Kita tidak cukup mempelajari bahasa budaya lain, tetapi kita juga harus memahami cara berpikir pihak lain-cara berpikir yang dihasilkan budaya sejak lahir. Kita perlu belajar bagaimana-secara sesuai-berkomunikasi dalam konteks lawan komunikasi kita. Kita perlu belajar bagaimana agar komunikasi kita bisa berjalan secara efektif. Satu-satunya cara adalah memahami budaya baik yang tersurat jelas seperti bahasa, artefak, maupun yang bersifat laten sebagai inti dari budaya, seperti identitas budaya, pola budaya, dan nilai budaya. Buku ini akan membawa kita menyelami betapa dunia ini sangat beragam, kemudian kita akan mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju bahwa kita memang harus mampu berkomunikasi dalam keberagaman tersebut. Selanjutnya, dengan kemampuan memahami perbedaan tersebut, maka secara sadar akan mendorong kita untuk senantiasa menghargai budaya lain

    Komunikasi Keberagaman

    No full text

    Komunikasi Keberagaman

    No full text
    ix, 270 hlm.; 24 x 16 c
    corecore