12 research outputs found

    Studi Kekuatan Eyebolt Pada Proses Pengangkatan Wellhead

    Get PDF
    Wellhead is one of equipment used in oil and gas drilling process. In the process of moving wellhead from one place to another, often used lifting equipment such as eyebolt. The use of lifting equipment to assist the lifting process and to make it easier and safer. Eyebolt is a threaded hook that serves as a lifting tool. To know the safety of eyebolt when used, an analysis of the mechanical behavior of the eyebolt is required. In addition, the different angle of lift will affect the maximum stress, strain, displacement, and Factor of Safety (FOS) values significantly. To know the comparison of angle difference is done simulation on software Solidwork with value of 575.604 N. The simulation process is done with angle 35°, 45°, 60°. The maximum stress occurs at an angle 35 ° that is 195.765 and safest FOS occurs at an angle 60° that is 2.7, it means if angle of lifting larger are used safer.Wellhead merupakan sebuah  komponen yang digunakan dalam proses pengeboran minyak dan gas. Dalam proses pemindahan wellhead dari satu tempat ke tempat lain, sering digunakan alat bantu berupa eyebolt. Penggunaan peralatan bantu pengangkatan berfungsi untuk membantu proses pengangkatan agar lebih mudah dilakukan dan lebih aman. Eyebolt merupakan sebuah pengait berulir yang berfungsi sebagai alat bantu angkat. Untuk mengetahui keamanan eyebolt saat digunakan, perlu dilakukan sebuah studi mengenai perilaku mekanis dari eyeblot tersebut. Selain itu apakah perbedaan sudut pengangkatan akan mempengaruhi besaran tegangan, regangan, peralihan, serta nilai Factor of Safety (FOS) secara signifikan. Untuk mengetahui perbandingan perbedaan sudut tersebut dilakukan simulasi pada software Solidwork dengan nilai pembebanan 575.604 N. Proses simulasi dilakukan dengan sudut 35°, 45°, 60°. Tegangan maksimum terjadi pada sudut 35° yaitu 195.765 Mpa,dan FOS paling aman pada sudut 60° yaitu 2.7, artinya semakin besar sudut pengangkatan eyebolt yang digunakan semakin aman

    A 3 Ft Gurindam Unmanned Surface Vehicle (USV) Stability Hullform Performance

    Get PDF
    3 ft Gurindam Unmanned Surface Vehicle (USV) showed unmaximal performance when it tested on the water. Uncalm movement, unmaximal speed indicated that something need to be checked and make sure to the USV so that it can maximize the performance. The USV is owned by Politeknik Negeri Batam, it’s 3 feet long, with single hull type, fuel engine motor and almost 8kg weight. This research aims is to get the stability analytical data so that the researche can collected some data which is will used to maximize the USV performance. From the research it can concluded that the USV has a maximal GZ 9,56cm at 48.2 deg in mimimal weight and maximal GZ 8.88cm at 48.2 deg at the maximall weight of the ship. From this result, it can concluded that the more weight added on the fuel tank (front position) the more unstable condition of the ship. Or, it’s need a fixed ballast on the AP area to get the more stability on the USV. Hopefully this reasearh followed by the owner and tested so that the performace of the ship will be maximal. &nbsp

    Uji Performa Model Batam Marine Ambulance Sebagai Armada Pendukung Medis dan Logistik

    Get PDF
    This study aims to test the performance of the Batam Marine Ambulance model as a medical and logistics support fleet using the comparison ship method. A series of stability and motion analysis processes were carried out, then the results were assessed to determine the best design among the proposed design options. Performance tests used three ship models (Model I, Model II, and Model III). It is known that in the stability test, the tilt angle of model III is 33.63° and the maximum GZ value is 4.673 cm. Then, in the resistance test, Model I has a lower resistance of 87.29 N and the required power is 1496.93 W compared to the other proposed models. In the seakeeping test, Model III was found to be more stable or less affected on all surface conditions because the RAO value was relatively lower, namely 90o in terms of heaving, rolling, and pitching at 135o and 180o then had lower additional resistance. The Model III design has good ship stability, drag, and seakeeping characteristics

    Karakteristik Lambung Kapal Gurindam Fuel Engine Politeknik Negeri Batam

    Get PDF
    The character of the ship's hull will determine the speed and movement of the ship. Ship engine power to overcome resistance is influenced by the hull of the ship so that in doing the design it is necessary to calculate precisely. This research is a further study related to the installation of wireless control devices and the design of unmanned hulls but with a different hull and engine shape. The conclusions obtained from this study are the main size of the ship are as follows: LWL = 66.74 cm; B = 32.07 cm; T = 4.91cm; Cb = 0.338. The ship has pre planning at speed: 2.5 - 4.75 knots with 6.09 – 19.6 N resistance and froud number values between 1.028 – 1.952, then experience planning at a speed of 3.5 knots with resistance values starting at 5.59 N with froud number starting at 1.439. To reach the speed of 10 knots, the ship needs around 102 W of power. The object of the ship investigated above is the Batam State Polytechnic Gurindam ship, where the ship was once used for the national fast boat contest in Indonesia. Hopefully with this research, it can provide a knowledge related to the resistance that occur and, in the future, will be used as the basis for the development of the ship to be better designed.Karakter bodi kapal akan sangat menentukan kecepatan dan olah gerak kapal. Daya mesin kapal untuk mengatasi hambatan dipengaruhi oleh lambung kapal tersebut sehingga dalam melakukan perancangan perlu dilakukan perhitungan dengan tepat. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan terkait dengan pemasangan alat kontrol nirkabel serta desain lambung kapal tanpa awak namun dengan bentuk lambung serta bentuk mesin yang berbeda. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah ukuran utama kapal adalah sebagai berikut: LWL = 66,74 cm; B = 32,07 cm; T = 4,91 cm; Cb = 0,338. Kapal mengalami pre-planning pada kecepatan 2,5 – 4,75 knot dengan hambatan yang terjadi adalah 6,09 – 19,6 N dan nilai froud number antara 1,028 – 1,952, kemudian mengalami planning pada kecepatan 3,5 knot dengan nilai hambatan dimulai dari 5,59 N dengan nilai froud number dimulai pada 1,439. Untuk mencapai kecepatan 10 knot, kapal membutuhkan daya sekitar 102 W.  Obyek dari kapal yang diteliti adalah kapal Gurindam Politeknik Negeri Batam, di mana kapal tersebut pernah dipergunakan untuk kontes kapal cepat nasional se-Indonesia. Semoga dengan penulisan penelitian ini, dapat memberikan suatu pengetahuan terkait dengan hambatan yang terjadi serta kedepan akan dijadikan dasar pengembangan kapal untuk dirancang lebih baik

    Studi Kekuatan Pressure Vessel Dengan Menggunakan Material SA-106 Grade B dan SA-516-70N

    Get PDF
    A Pressure Vessel is a container for storing liquid and gas fluid shaped like a cylinder that can produce pressure from outside or inside. Almost all oil and gas industries often use this object to collect and separate water and oil from offshore exploration. This study aims to determine the strength of a Pressure Vessel and determine which is more economical by comparing two types of materials, namely SA-106 Grade B and SA-516-70N, with the same thickness of 12.7 mm. Simulations are carried out on the shell using SolidWorks software to find out the strength of each material. The data used in this study refer to one of the Pressure Vessels from the company with the basic design following ASME section VIII Div.1 standard 2007, document name "Cartridge Filter C027-S-U13000-01 A / B" and document number 6522 -XXX-C027-ISGP-U40300-MX-4018-00XXX with a design pressure of 10 bar, a design temperature of 121 ° C, an inner diameter of 444.5 mm, a corrosion factor of 3 mm. From the calculations and simulations that have been carried out, the values ​​obtained from the maximum pressure on the SA-516-70N material are 34.10 Bar, and the SA-106 Grade B material is 16.90 Bar. The voltage received from the pressure vessel is based on the analysis of the SolidWorks software with the same value for both materials at 1758 psi / 121 Bar. This study also proved that SA-106 Grade B material is far more economical, with an estimated budget of Rp6,531,951 for one 10m long pipe.Pressure Vessel merupakan suatu wadah untuk menyimpan fluida, baik cairan maupun gas berbentuk seperti silinder yang dapat menghasilkan tekanan dari luar maupun dalam. Hampir semua industri minyak dan gas sering menggunakan benda ini, untuk menampung dan memisahkan antara air dan minyak hasil ekplorasi dilepas pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan sebuah Pressure Vessel dan mengetahui mana yang lebih ekonomis dengan membanding 2 jenis material yaitu SA-106 Grade B dan SA-516-70N dengan ketebalan yang sama 12,7 mm. Untuk mengetahui kekuatan dari masing-masing material maka di lakukan simulasi pada bagian shell dengan menggunakan software SolidWorkss. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada salah satu Pressure Vessel dari perusahaan dengan dasar perancangan mengkuti standar ASME section VIII Div.1 tahun 2007,  nama dokumen “Cartridge Filter C027-S-U13000-01 A/B” dan nomor dokumen 6522-XXX-C027-ISGP-U40300-MX-4018-00XXX dengan tekanan desain sebesar 10 bar, suhu desain sebesar 121°C, diameter dalam sebesar 444,5 mm, faktor korosi sebesar 3 mm. Dari perhitungan dan simulasi yang sudah dilakukan, maka didapat nilai dari tekanan maksimal pada material SA-516-70N sebesar 34,10 Bar dan material SA-106 Grade B sebesar 16,90 Bar. Tegangan yang diterima dari pressure vessel berdasarkan analisa software SolidWorks yaitu dengan nilai yang sama untuk kedua material sebesar 1758 psi/121 Bar. Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa material SA-106 Grade B jauh lebih ekonomis dengan estimasi anggaran sebesar Rp6.531.951 untuk satu batang pipa sepanjang 10 m

    Subtipe Molekuler Kanker Payudara di RSUD Madiun dan Hubungannya dengan Grading Histopatologi

    Get PDF
    Breast cancer is a complex disease with variable molecular characteristics and shows different tumor behavior, therapeutic response, and prognosis. The regional general hospital Madiun has begun to improve services for breast cancer patients since 2015 with the availability of immunohistochemical examinations. This effort was made because breast cancer therapy is currently guided by these examinations. This study aimed to determine the distribution of various molecular subtypes of breast cancer in Madiun Hospital and also the relationship between molecular subtypes and histopathological grading. This study was a retrospective study with a cross-sectional design taken from the Anatomical Pathology Laboratory of Madiun Hospital data from 2015 to 2018. A total of 281 breast cancer cases were examined for immunohistochemical of estrogen receptor (ER), progesterone receptor (PR), and human epidermal receptor 2 (HER2), and a total of 91 breast cancer patients plus Ki-67 examination were then classified into luminal A, luminal B, HER2 and triple-negative (TN). The statistical test used was the Chi-Square test with a 95% confidence level. The most common molecular subtypes of breast cancer in Madiun Hospital were luminal B (28,5%) followed by TN (27,5%), luminal A (22%), and HER2 (22%). The mean age of breast cancer patients was 52.8 ± 10.57. The most common histological types and grades of breast cancer were invasive ductal carcinoma (85.1%) and tumor grade 1 (58.71%). There was a correlation between the immunohistochemical features of ER, PR, HER2, and Ki67 withhistopathological grading. Positive ER and PR were more well differentiated but e HER2 positive andKi67 were more poorly differented. Abstrak Kanker payudara merupakan penyakit kompleks dengan gambaran molekuler bervariasi dan menunjukkan perilaku tumor, respon terapi, dan prognosis yang berbeda. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madiun mulai meningkatkan layanan untuk pasien kanker payudara sejak tahun 2015 dengan tersedianya pemeriksaan imunohistokimia. Upaya ini dilakukan karena terapi kanker payudara saat ini berpedoman atas pemeriksaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi berbagai subtipe molekuler kanker payudara di RSUD Madiun dan juga hubungan antar subtipe molekuler dengan grading histopatologi. Penelitian ini adalah studi retrospektif dengan desain cross sectional yang diambil dari data Laboratorium Patologi Anatomi RS Madiun selama tahun 2015 sampai 2018. Total 281 kasus kanker payudara dilakukan pemeriksaan imunohistokimia estrogen receptor (ER), progesteron receptor (PR) dan human epidermal epidermal receptor 2 (HER2) dan total 91 pasien kanker payudara ditambah pemeriksaan Ki-67 kemudian diklasifikasikan menjadi luminal A, luminal B, HER2, dan triple negative (TN). Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95%. Subtipe molekuler kanker payudara di RS Madiun yang paling banyak adalah luminal B (28,5%) diikuti TN (27,5%), luminal A (22%), dan HER2 (22%). Rata-rata umur pasien kanker payudara adalah 52,8 Â±10,57. Tipe histologi dan grade kanker payudara terbanyak adalah karsinoma duktal invasif (85,1%) dan grade tumor 1 (58,71%). Terdapat hubungan gambaran imunohistokimia baik ER, PR, HER2 dan Ki67 dengan grading histopatologi. ER dan PR positif lebih banyak mengalami diferensiasi baik namun HER2 positif dan KI67 positif lebih banyak mengalami diferensiasi buruk

    Perhitungan Hambatan pada Perahu Tradisional

    Get PDF
    Nama lain perahu di Batam disebut dengan boat atau pancung. Masyarakat belakang padang, moda transportasi boat ini merupakan sarana utama penyebrangan menuju pulau Batam. Boat dibuat dari bahan utama kayu. Saat ini boat yang terbuat dari bahan utama kayu beralih menjadi berbahan fiberglass. Bagian perahu yang utama adalah bagian lambung. Untuk perahu tradisional, terutama untuk yang berbahan kayu, lambung perahu dibuat dengan keahlian teknis dan pengalaman dari pekerja galangan, tidak dilakukan perhitungan secara numerik untuk membangun kapal tersebut. Maka diperlukan analisa perhitungan numerik pada desain kapal dari galangan tradisional. Perahu tradisional di desain berdasarkan data survey lapangan. Pemodelan perahu, perhitungan hidrostatik, dan perhitungan hambatan menggunakan aplikasi Maxsurf. Hasil yang didapat adalah harga displacement kapal sebesar 1.814 ton. Besarnya hambatan dan powernya adalah 0.090 kN dan 0.299 kW pada saat kecepatan kapal 4.985 knots.Nama lain perahu di Batam disebut dengan boat atau pancung. Masyarakat belakang padang, moda transportasi boat ini merupakan sarana utama penyebrangan menuju pulau Batam. Boat dibuat dari bahan utama kayu. Saat ini boat yang terbuat dari bahan utama kayu beralih menjadi berbahan fiberglass. Bagian perahu yang utama adalah bagian lambung. Untuk perahu tradisional, terutama untuk yang berbahan kayu, lambung perahu dibuat dengan keahlian teknis dan pengalaman dari pekerja galangan, tidak dilakukan perhitungan secara numerik untuk membangun kapal tersebut. Maka diperlukan analisa perhitungan numerik pada desain kapal dari galangan tradisional. Perahu tradisional di desain berdasarkan data survey lapangan. Pemodelan perahu, perhitungan hidrostatik, dan perhitungan hambatan menggunakan aplikasi Maxsurf. Hasil yang didapat adalah harga displacement kapal sebesar 1.814 ton. Besarnya hambatan dan powernya adalah 0.090 kN dan 0.299 kW pada saat kecepatan kapal 4.985 knots

    Omni-directional Movement on the MRT PURVI Ship Robot

    Get PDF
    Ship transportation is the primary mode of trade and transportation at sea in the maritime industry. Initially, humans employed ships as a method of pursuing and capturing fish or animals in aquatic environments. As the ship era progresses, it actively engages in all aspects pertaining to ships. Presently, the ship is propelled by its engine, which is a significant improvement over its initial reliance on wood or oars. In addition to engines, propellers are employed to transform the rotational motion of the engine into propulsive force in the marine environment. Propellers are also present on aircraft, serving the same purpose but positioned at various locations in the air. A thruster is a hybrid device that combines an engine and a propeller. This sort of thruster is specifically designed for use on tiny boats or prototypes, for the purpose of simulating, exhibiting, or participating in contests. ESC is a component that facilitates the alteration of the input value to the intended velocity. In addition to their primary function of fulfilling food requirements, ships are presently employed in diverse capacities, including military vessels, tourist vessels, submarines, passenger ships, and more

    Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Perbaikan Kapal Kayu di Daerah Pasir Panjang

    Get PDF
    Perbaikan dan perawatan kapal merupakan proses yang dilakukan pemilik kapal agar kondisi kapal yang diunakan selalu dalam kondisi prima. Masyarakat pesisir melakukan perbaikan kapal berdasar atas pengalaman yang biasanya diperoleh secara turun temurun. Dalam proses tersebut banyak masyarakat yang kurang peduli dengan resiko keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini bisa terjadi karena msyarakat sering berikir bahwa selama ini kegiatan tersebut tidak masalah sebab mereka tidak pernah sakit. Dengan kurang awamnya masyarakat terhadap masalah tersebut  maka perlu diberikan sebuah penyuluhan serta langkah aman dalam melakukan perbaikan kapal yang pasti akan mereka lakukan

    PEMBUATAN ALCUTA FOOT OPERATED (AFO) UNTUK MENDUKUNG TERLAKSANYA PROKES COVID19 DI BATAM

    Get PDF
    Pandemi menjadi bagian dari sejarah yang terjadi di negara Indonesia. Salah satu pademi yang pernah terjadi adalah penyebaran covid19 yang terjadi pada tahun 2019 sampai dengan 2022. Awalnya penyebaran virus hanya ada di titik tertentu, namun karena beberapa hal, penyebarannya bertambah. Penyebaran Covid19 semakin meluas dan menambah  panjang daftar pasien yang harus melaksanakan isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit. Ketersediaan alat dan pembiasaan masyarakat dalam penerapan prokes perlu ditingkatkan guna meminimalisir penyebaran. Mencuci tangan merupakan salah satu prokes yang harus dilakukan, dimana Politeknik Negeri Batam ikut berpartisipasi dalam bentuk pembuatan Alat cuci tangan Foot Operated (AFO). Alat ini merupakan modifikasi dari alat cuci tangan konvensional dengan perbedaan kontrol pengeluaran sabun dan aliran air yang berasal dari injakan kaki pengguna . Dari hasil pembuatan, alat dengan dimensi 1140x660x1670mm dapat bekerja sesuai dengan desain yang direncanakan dan alat tersebut dapat digunakan oleh masyarakat sekitar. Dengan alat ini diharapkan dapat membantu mengurangi penyebaran covid19 sehingga pandemi yang terjadi hampir di antero negeri dapat teratasi dari langkah dan perbuatan kecil yang kami lakukan ini
    corecore