28 research outputs found

    Well-being pada Lansia yang Tinggal di Panti Werdha Atas Dasar Keputusan Sendiri

    Get PDF
    Adanya tuntutan dari dunia yang semakin modern, lansia tampaknya seringkali dianggap sebagai hambatan bagi keluarga. Salah satu alternatif yang dapat diambil para lansia adalah tinggal di panti werdha sehingga dapat melanjutkan hidup mereka tanpa mengganggu anggota keluarga yang lain. Kekakuan mental pada lansia akan menjadikan hambatan tersendiri ketika beradaptasi dengan orang-orang lain di panti werdha sehingga secara langsung juga akan mempengaruhi well-being individu tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap secara mendalam dan mendeskripsikan well-being pada lansia yang tinggal di panti werdha atas dasar keputusan sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara terhadap 2 orang informan yang merupakan warga dari panti werdha dan tinggal di panti werdha atas dasar keputusannya sendiri. Di dalam melihat well-being seseorang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana warga panti memiliki hubungan dengan keluarga, konflik dengan orang lain, kedekatan relasi dengan orang lain, otonomi, problem solving, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan fasilitas panti. Semua tema di atas saling berkaitan dalam membentuk well-being seseorang. Ketika salah satu tema tersebut tidak terpenuhi maka akan menurunkan well-being seseorang

    DINAMIKA GRATITUDE PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

    Get PDF
    Down syndrome adalah sebuah kelainan kromosom 21 menyebabkan anak dengan memiliki kekurangan dalam aspek kognitif. Ketika seorang ibu dihadapkan dengan lahirnya anak down syndrome pasti akan memberikan dampak pada kehidupan ibu. Adanya keterbatasan yang dialami oleh anak down syndrome, pengasuhan yang diberikan kepada anak down syndrome dengan anak normal akan berbeda. Dalam hal ini, gratitude penting untuk tumbuh dalam kehidupan orangtua atau ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Adanya gratitude ini penting, sebagai protective factor agar individu menjadi pribadi yang resilien dalam melampaui kondisi yang penuh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah tiga ibu yang memiliki anak down syndrome usia remaja. Peneliti memperoleh informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data inductive thematic analysis. Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa titik di mana informan merasakan gratitude adalah ketika terjadi proses internal dalam diri informan yang disertai oleh nilai-nilai spiritualitas, lalu informan membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain yang lebih di bawahnya dan adanya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungannya. Dengan adanya gratitude, ketiga informan dapat memunculkan rasa empati, memaknai kehadiran anak, dan juga mendukung perkembangan anak.

    FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT KEPUASAN HIDUP PEREMPUAN EMERGING ADULTHOOD YANG MENGALAMI OBESITAS

    Get PDF
    Life satisfaction is one of the predictor to determine one's happiness. The more a person satisfied with life, the happier they are. Many factors can affect life satisfaction. These factors can be from within or from the outside of self. For emerging adult women that in a transition period of being adult can be related to life satisfaction. The changes that occurred during that period and also the obese condition bring out challenges for them. The cognitive process also changes. This study uses qualitative method and also using phenomenology approach. The informant of this study were three women with the ages range 18-25 years old who are obese. The informants are selected by using purposive sampling method and through snowball sampling. In addition, this study used inductive thematic analysis as the data analysis technique. The result shows that the factors that affect life satisfaction of emerging adult women who are obese consist internal factors and external factors. The internal factors are value of life, life experiences, self-control, the attitude when facing events in life, religiosity, and personality; whereas the external factors that affect life satisfaction of emerging adult women who are obese are relationship with others, social support, unpleasant experiences, and also the indictment from family

    PERBEDAAN TINGKAT SELF-EFFICACY PADA ANAK DISLEKSIA DENGAN PELATIHAN BERKONSEP GROWTH MINDSET

    Get PDF
    Abstrak    Pendidikan dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan manusia, dan akan berlangsung sepanjang hayat manusia. Namun tidak semua anak dapat melalui proses pendidikan dengan baik. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5; APA, 2013), terdapat tiga jenis gangguan belajar yang dapat mempengaruhi proses belajar di masa kanak-kanak, yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Disleksia sendiri adalah gangguan belajar yang paling sering ditemui diantara tiga jenis gangguan belajar yang lainya. Anak-anak dengan disleksia memiliki kecenderungan self-efficacy yang rendah dibandingkan anak-anak pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-efficacy anak dengan disleksia dengan memberikan perlakuan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian single case-experimental design. Jumlah subjek yang digunakan adalah dua orang, satu sebagai subjek try out dan satu sebagai subjek perlakuan. Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 53 ke 75. Serta diperoleh hasil dari wawancara bahwa subjek lebih mau mencoba dan tidak mudah menyerah.  Sehingga hipotesa penelitian diterima yaitu ada perbedaan tingkat self-efficacy pada anak dengan disleksia sebelum dan sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset, ada peningkatan self-efficacy pada anak dengan disleksia sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset.Kata kunci: Disleksia; self-efficacy; Growth Mindset

    DINAMIKA KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

    Get PDF
    Kebahagiaan menjadi salah satu tujuan hidup bagi mayoritas individu yang bisa dicapai dengan membentuk persepsi positif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Kebahagiaan harus diperjuangkan pencapaiannya, sekalipun kenyataan yang terjadi seringkali di luar harapan individu. Memiliki anak dengan down syndrome pasti akan memberikan dampak pada kehidupan individu, khususnya ibu. Ibu sebagai seorang individu berhak untuk merasakan kebahagiaan di dalam diri dan hidupnya sekalipun memiliki anak down syndrome. Ada serangkaian proses yang dilalui seorang ibu sejak menerima diagnosis down syndrome pada anak hingga akhirnya mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kebahagiaan (happiness) pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah dua ibu yang memiliki anak down syndrome usia 7-12 tahun (usia SD). Peneliti memperoleh informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data inductive thematic analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua informan merasakan kebahagiaan selama mengasuh anak down syndrome. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya spiritualitas yang terdiri dari pandangan-pandangan positif seperti memandang kehadiran anak sebagai anugerah dan percaya bahwa mereka telah diberi kepercayaan serta tanggung jawab yang lebih dari Allah untuk memiliki anak tersebut. Kedua informan juga menunjukkan adanya penghargaan diri dan pengembangan diri yang positif terhadap kehidupan informan

    Determination of the Optimum Hydraulic Retention Time in Two-Stage Anaerobic Fluidized Bed Bioreactor for Landfill Leachate Treatment

    Get PDF
    Leachate in Indonesian landfill sites poses a high risk to the surrounding environment should there be leakage in the accumulating ponds. Anaerobic digestion is an attractive option to clean up leachate, mostly due to the affordability of its operational cost. To enhance the efficiency of leachate digestion, anaerobic microbes were immobilized on the surface of natural zeolite powder. The powder was fluidized in a mesophilic anaerobic fluidized bed reactor (AFBR) for more stable biofilm formation. The AFBR scheme was split into two stages, with the first stage dominated by the acidogenic process and the second stage dominated by the methanogenic process. The dominating microbes in each stage were provoked by pH control to maintain the first stage acidic at pH 5-5.5 and the second stage neutral at pH 7-7.5. The first stage was run at five different hydraulic retention times (HRTs), while the second stage was run at three different HRTs to determine the optimum HRT for each stage. For acidogenic AFBR with HRTs of 5 days and 2.5 days, the VFA concentration profile increased for a longer period compared to the other HRTs. The COD removal efficiency at steady state was almost identical for all HRTs. For methanogenic AFBR, all three HRTs showed an identical rate of biogas formation at steady state

    PERBEDAAN SELF-DISCLOSURE DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EXTROVERT & INTROVERT PADA REMAJA PENGGUNA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DI SURABAYA

    Get PDF
    Manusia sebagai makhluk sosial memiliki dorongan untuk berkomunikasi satu sama lain. Salah satu bentuk komunikasi adalah self-disclosure. Self-disclosure adalah bentuk pengungkapan diri yang dapat terjadi secara tatap muka atau online. Penelitian ini berfokus pada self-disclosure yang dilakukan secara online yaitu melalui media sosial Instagram karena adanya tiga fitur yang mendukung kemampuan kontrol individu dalam situasi komunikasi online seperti anonimitas, asynchronicity, dan aksesibilitas. Self-disclosure merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki dalam berkomunikasi terutama pada masa remaja karena salah satu tugas perkembangan remaja adalah mengembangkan ketrampilan komunikasi dan belajar bergaul dengan orang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi self-disclosure adalah tipe kepribadian. Individu yang suka bersosialisasi dan dengan tipe kepribadian extrovert lebih melakukan self-disclosure daripada mereka yang kurang suka bersosialisasi dan dengan tipe kepribadian introvert.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan self-disclosure ditinjau dari tipe kepribadian extrovert & introvert pada remaja pengguna sosial media Instagram di Surabaya. Subjek penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 18-21 tahun yang berdomisili di Surabaya (N=152). Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik incidental sampling. Self-disclosure diukur dengan skala self-disclosure dan tipe kepribadian diukur dengan Eysenck Personality Inventory (EPI-A). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda Mann-Whitney U. Hasil analisis menunjukkan nilai sig sebesar 0,482 (p>0,05), artinya tidak ada perbedaan self-disclosure ditinjau dari tipe kepribadian extrovert & introvert pada remaja pengguna media sosial Instagram di Surabaya. Berdasarkan nilai mean, self-disclosure pada tipe kepribadian extrovert sebesar 78,49 dan self-disclosure pada tipe kepribadian introvert sebesar 73,36

    WELL-BEING PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA ATAS DASAR KEPUTUSAN SENDIRI

    Get PDF
    Adanya tuntutan dari dunia yang semakin modern, lansia tampaknya seringkali dianggap sebagai hambatan bagi keluarga. Salah satu alternatif yang dapat diambil para lansia adalah tinggal di panti werdha sehingga dapat melanjutkan hidup mereka tanpa mengganggu anggota keluarga yang lain. Kekakuan mental pada lansia akan menjadikan hambatan tersendiri ketika beradaptasi dengan orang-orang lain di panti werdha sehingga secara langsung juga akan mempengaruhi well-being individu tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap secara mendalam dan mendeskripsikan well-being pada lansia yang tinggal di panti werdha atas dasar keputusan sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara terhadap 2 orang informan yang merupakan warga dari panti werdha dan tinggal di panti werdha atas dasar keputusannya sendiri. Di dalam melihat well-being seseorang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana warga panti memiliki hubungan dengan keluarga, konflik dengan orang lain, kedekatan relasi dengan orang lain, otonomi, problem solving, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan fasilitas panti. Semua tema di atas saling berkaitan dalam membentuk well-being seseorang. Ketika salah satu tema tersebut tidak terpenuhi maka akan menurunkan well-being seseorang

    Lahirnya Nilai-nilai, Keterampilan Hidup, Dan Karakter Anak Melalui Proses Menyusui

    Full text link
    Salah satu program pemerintah dalam tumbuh kembang anak berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan anak usia dini. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi nilai-nilai, keterampilan hidup,dan karakter yang lahir pada awal kehidupan anak melalui proses menyusui. Metode penelitian adalah metode kualitatif, yang dilakukan melalui wawancara semi terstruktur terhadap sepuluh ibu menyusui. Hasil penelitian menunjukkan adanya lima nilai-nilai (budi baik, dekat, bersama, stimulasi, dan respek), empat keterampilan hidup (mandiri, adaptasi, komunikasi, dan efikasi-diri), dan enam karakter (bijaksana, berani, kasih sayang, percaya diri, syukur, dan gembira) yang lahir melalui proses tersebut. Hasil ini dapat digunakan pada program-program Promosi Kesehatan dan Pendidikan Anak Usia Dini dalam USAha membentuk anak bangsa yang sehat dan berkarakter kuat sejak awal kehidupan

    KONSELING BERBASIS TEKS MENGGUNAKAN RILIV-APLIKASI ANDROID

    Get PDF
    Bangsa Indonesia dengan keberagamannya menghadapi tantangan perubahan perilaku sosial sebagai dampak perkembangan teknologi dan perubahan generasi. Generasi millenial yang saat ini mendominasi merupakan generasi yang lekat dengan teknologi sebagai gaya hidup. Gaya hidup dipengaruhi oleh arus informasi yang cepat, ketidakpastian dan tuntutan tinggi juga mempengaruhi sikap dan pengambilan keputusan yang menjadi sulit. Menjawab kebutuhan diatas maka perlu adanya inovasi diberbagai bidang termasuk inovasi bantuan psikologi dengan pemanfaatan teknologi. Telah dibuat aplikasi Appstore dimana proses konseling dilaksanakan online melalui aplikasi Riliv. Riliv merupakan social network yang menghubungkan klien dengan konselor secara online. Guna menjaga mutu proses konseling berbasis teks melalui teknologi maka penelitian ini bertujuan menemukan model konseling yang tepat melalui aplikasi android. Penelitian terdiri dua tahap : 1) Menemukan kebutuhan pengembangan ketrampilan konseling berbasis teks yaitu microskill konseling dan teknik konseling berbasis teks. Tahap ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara konselor. 2) Berdasar hasil tahap 1, dirancang model pengembangan ketrampilan konseling berbasis teks. Hasil penelitian merancang 5 Modul yaitu konsep konseling berbasis teks,pendekatan konseling, microskill konseling, teknik helping model, studi kasus konseling online. Modul yang dikembangkan menjadi alternatif model konseling berbasis teks melalui aplikasi android sebagai alternatif model bagi generasi Millenial
    corecore