25 research outputs found

    Ultisols From Andesitic Volcanic Materials: the Differentiation in Fertility and Management Potential

    Full text link
    Ultisols from andesitic volcanic material in lower slope of Mt. Ungaran are different from other Ultisols, especially in their exchangeable aluminum content, P nutrient status (retention and available P), and mineralogy of sand fraction which is dominated by opaque mineral. Interpretation results of physical, chemical, and mineralogical data from six representative soil profiles inform that Ultisols in the reconnaissance map of Central Java consist of three groups: (1) Oxisols (pedons P1 and P2) due to their clay CEC of < 16 cmolc kg-1, even though the soil structure is angular blocky, (2) Ultisols (pedons P3, P4, and P5), and (3) transition from Inceptisols to Ultisols (pedon P6) due to the unclear argillic horizon and broad form of x-ray diffraction pattern. Domination of opaque mineral indicates that nutrient retention is low for a long time. Exchangeable aluminum in the first and second group are very low and not detectable, except in the third group. Available P in the first group is moderate, while in the second group is low (P3 and P5) and high in P4. This condition indicates that theavailable P is influenced not only by aluminum but also by other factors needed to be further studied. Low available P in the third group is due to fixation of P by aluminum. Based on the soil fertility characteristics, mineralogy, and pedogenesis of every group, development of tree crops (such as rubber) in the second group should consider to overcome clay accumulation (or argilic horizon) which may constrain root development. The first group needs addition of organic matter to increase nutrient retention and improve soil stucture

    Peran Komunikasi Pimpinan terhadap Bawahan dalam Meningkatkan Pelayanan Prima (Studi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan)

    Full text link
    Pelayanan publik kebanyakan masih dianggap kurang memuaskan, sedangkan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu berhasil menjadi pembeda dari organisasi publik kebanyakan. Beberapa penghargaan yang diterima menunjukkan hasil dari kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gaya komunikasi kepemimpinan dan menganalisis peran komunikasi pimpinan kepada bawahan dalam meningkatkan pelayanan prima pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan informan. Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dan secara kualitatif melalui tahapan reduksi data, sajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gaya komunikasi kepemimpinan menunjukkan tipe yang partisipatif. Peran komunikasi kepemimpinan mendukung bawahan dalam melaksanakan tugasnya. Proposisi yang dihasilkan dari hasil pembahasan adalah 1.Interaksi yang dilakukan pimpinan kepada bawahan dengan menggunakan gaya komunikasi pimpinan partisipatif dalam menyampaikan informasi maupun pesan mampu meningkatkan motivasi bawahan dalam pelayanan publik. 2.Gaya komunikasi pimpinan yang diterapkan kepada bawahan mendapat dukungan penuh didalam organisasi pelayanan publik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. 3.Kemampuan pimpinan dalam mengemban tugas memimpin dan menjalankan organisasi berpengaruh terhadap keberhasilan pelayanan publik

    Student Perception Towards Personal Branding of Political Leaders on Twitter Ahead of Presidential Election 2014

    Full text link
    Recent technology developments bring improvement for communication studies. Computer mediated communication (CMC) theory ispotential to rapid messages send using computer with internet connection. Twitter is one of well-known social media, which is used by large number of societies, including our president candidates, e.g. Prabowo Subianto and Aburizal Bakrie. Majority twitter users are teenagers, because teenagers are active society and they use twitter to let themselves know about their upcoming president. Active society had explained in uses and gratification theory. This study aims to identify college student's perception about politician's personal branding on twitter lately before the election on 2014. This research is a descriptive research which used qualitative approach, and equipped with content analysis. This research usednon probability sampling to select the main informants, and also snowball sampling method. Results show that college student's perceptionstowards Prabowo Subianto's twitter were better than their perceptions to Aburizal Bakrie's although Aburizal twitter's management is much betterand friendly. Active and positive responses from college students didn't influenced by politician's personal branding. There are eight concepts in personal branding, known as the eight of law of personal branding. From the eight concepts, Prabowo Subianto known as a well behavior person with high nationalism while Aburizal Bakrie had very well law of visibility in twitter's management

    Model Komunikasi Kyai dengan Santri (Studi Fenomenologi pada Pondok Pesantren “Ribathi” Miftahul Ulum)

    Full text link
    Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah ada sejak masa awal Bangsa Indonesia. Pesantren merupakan merupakan tempat dimana ilmu agama Islam dan budaya asli Indonesia disandingkan dan disebarkan, namun keberadaan mereka saat ini banyak dituding sebagai sumber dari terorisme, khususnya pasca serangan World Trade Center New York 2011 lalu. Keberadaan pesantren sendiri tidak lepas dari sosok seorang Kyai sebagai sumber penyampai ilmu khususnya agama Islam, dan sebagai tokoh masyarakat yang dituakan. Penempatan posisi Kyai dalam pondok pesantren saat ini tidak lepas dari komunikasi yang dilakukan beliau terhadap santri, dimana dengan segala keterbatasannya, Kyai harus mampu tetap menjadi pengayom santri dan pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun, memahami dan menganalisis model komunikasi Kyai dengan santri, khususnya pada konteks Pondok Pesantren “Ribathi” Miftahul Ulum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang memperkaya pemikiran dan data mengenai komunikasi dari perspektif budaya timur. Penelitian ini diharapkan menjadi bagian dari upaya kontekstualisasi agama Islam yang relevansinya dianggap minim dalam kehidupan saat ini. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan metode fenomenologi, yang didukung dengan teknik pengumpulan data dengan pengamatan pemeranserta. Fenomenologi digunakan untuk memahami bagaimana seseorang mengalami dan memberi makna pada sebuah pengalaman. Jadi merupakan riset terhadap dunia kehidupan orang-orang, pengalaman subjektif mereka terhadap kehidupan pribadi sehari-hari. Jadi kebenaran murni berasal dari statement obyek penelitian. Hasil penelitian ini berupa konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum terbentuk dari interaksi tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang mampu menyambungkan komunikasi Kyai dengan santri. Model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh konsep Akhlak, Status Kyai dan Kharisma Kyai. Pendidikan akhlak merupakan cara Kyai untuk membentuk konteks komunikasi dalam pondok, yang akan memudahkan manajemen juga transfer ilmu dalam kegiatan pesantren. Sedangkan status dan kharisma Kyai merupakan faktor penambah legitimasi komunikator dalam konteks pondok pesantren. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum, Kecamatan Dampit Malang, mengenai Model Komunikasi Kyai dan Santri, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Konstruksi model Komunikasi Kyai dan santri di Pondok Pesantren Ribathi Miftahul Ulum terbentuk dari intensitas interaksi yang tinggi antara Ustadz dengan Kyai, serta Ustadz dengan Santri, dimana Ustadz berfungsi sebagai pihak yang mampu menyambungkan pesan Kyai kepada santri baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal

    Aplikasi Satelit Altimetri Dalam Penentuan Sea Surface Topography (Sst) Menggunakan Data Jason-2 Periode 2011 (Studi Kasus : Laut Utara Jawa)

    Full text link
    Indonesia can be classified as an archipelago nation in which most of its territory consisted of water. With this large number of water territory, Indonesia needs to develop an advanced research related to the physical and biological condition of the water territory. One of the physical study of Indonesian water territory is the observation of sea surface (Sea Surface Topography/SST). Sea Surface Topography (SST) can be defined as the high level of sea surface above the geoid. The purpose of this research is to get the sea phenomenon temporally This research was using altimetry satellite data from two data provider RADS and AVISO with the research sites in Semarang satellite pass 51 and pass 64 and Surabaya satellite pass 127 and 140. The method used in this research is by processing altimetry satellite data Jason-2 2011 with the comparison analysis of the current and the characteristic of Sea Surface Topography using software BRAT 2.0. The result of the research showed that the accuracy level of the processed data of altimetry satellite and software BRAT is < 0.25 m according to the statistic test of standard deviation and the result of SST point the highest happened on pass 064 in cycle 110 with the result of 1.5752 m on May 27th 2011 – June 07th 2011 and the lowest happened on pass 051 in cycle 095 with the result of 0.544 m on January 30th 2011 – February 09th 2011. The observation and the analysis showed that the current which moving towards the Indian Ocean can be known with Sea Surface Topography point that refers to the high level of geoid higher in the northern Java Sea rather than Southern Java Se

    Analisis Identifikasi Dampak Bencana Tanah Longsor dengan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (Uav) (Studi Kasus : Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik)

    Full text link
    Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia terutama di wilayah Semarang yang secara geologi memiliki bentuk topografi berbukit. BPBD Kota Semarang tahun 2016 mencatat bahwa ada 22 kelurahan yang tergolong wilayah siaga bencana longsor yang salah satunya adalah Kelurahan Ngesrep. Dikutip dari Tribun Jateng, 2016, di wilayah Bukitsari, Kelurahan Ngesrep telah terjadi bencana tanah longsor pada tanggal 4 Oktober 2016 yang menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian material. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi dampak bencana tanah longsor untuk membantu dalam pengambilan keputusan dan meminimalkan terjadinya bencana. Salah satu proses identifikasi dampak tanah longsor adalah dengan memanfaatkan teknologi pesawat tanpa awak (UAV) yang mana dalam proses pengidentifikasian dapat mencakup wilayah yang luas, murah dari segi biaya dan tidak membahayakan jiwa manusia.Proses identifikasi dilakukan memanfaatkan teknologi UAV untuk mengidentifikasi terhadap wilayah terdampak melalui hasil orthofoto UAV. Proses identifikasi dilakukan untuk mengetahui luas wilayah dan penggunaan lahan yang terdampak. Selain itu dilakukan analisis risiko bencana tanah longsor terhadap wilayah terdampak melalui proses kajian risiko bencana tanah longsor BNBP No.2 Tahun 2012 dan analisis penurunan dan kenaikan muka tanah terhadap wilayah terdampak menggunakan metode penginderaan jauh yakni menggunakan metode DInSAR dengan citra Sentinel 1-A.Dari hasil pengamatan UAV menghasilkan orthofoto memenuhi ketelitian peta dasar kelas 1 pada skala 1:1000 baik secara horizontal maupun vertikal berdasarkan Peraturan Kepala BIG No.15 Tahun 2014 yang digunakan untuk proses identifikasi dampak. Berdasarkan hasil klasifikasi wilayah terdampak bencana tanah longsor dapat diidentifikasi luas wilayah pertama yang terdampak bencana tanah longsor sebesar 1026,339 m² dan luas wilayah kedua yang terdampak bencana tanah longsor sebesar 521 m². Dari klasifikasi wilayah terdampak ini dapat diketahui pula zonasi risiko bencana tanah longsor, penurunan kenaikan muka tanah yang terjadi di wilayah terdampak yang selanjutnya dilakukan validasi untuk diketahui validitas dari hasil yang didapatkan melalui survei lapangan, telaah dokumen dan diskusi dengan pihak Kelurahan Ngesrep

    Pemodelan Geoid Indonesia Dengan Data Satelit Goce

    Full text link
    Indonesia is an archipelago country which is geographically located in 6o N – 11o S and 95 o – 141o E. Indonesia have a much of sea, determination of mean sea level as a surface closed to geoid was difficult.Determination of geoid model could be derived from satellite data, surface gravity, and digital elevation model. Development of satellite gravity has a significant impact in determining gravity field of the earth. One of the most commonly satellite gravity is GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer) satellite, was launched in march 2009 by ESA (European Space Agency).Geoid modelling in this research used GOCE satellite data as long wavelength geoid. The data which was used is GOCE level 2 data. GOCE geoid models which were used are DIR R2 , R3 DIR , TIM R2 and TIM R3 with the acquisition data in 2010 and 1011. The results of GOCE geoid models are subtracted with EGM 96 and EIGEN 5C models. Validation of geoid model was refer to Java local geoid model.The results showed that the model DIR R2 has the lowest differences of standard deviation due to EGM96 model is about 0.583 meter as well as EIGEN 5C is about 0.186 meter. Geoid model which has small grid and low degree and order had low standard deviation. The Results of the comparison between the GOCE geoid model showed that the model TIM R2 and TIM R3 has the lowest standard deviation is about 0.014 meter. The result of validation due to Java local geoid model is about 0.328 meter. With the regional geoid of Indonesia using GOCE satellite data, determination of geoid height in each local area is easier
    corecore